Similarity Coefficient Method Teknologi Kelompok

Karena urutan dari baris dan kolom sudah sesuai dari yang terbesar hingga terkecil, maka perhitungan dihentikan dan akan terbentuk beberapa kelompok. Dari Tabel 3.7. didapatkan bahwa terdapat dua kelompok yaitu: Kelompok 1 : MC-1 sel mesin-1 : Mesin C, Mesin E dan Mesin A. PF-1 part family-1 : 1, 3 dan 4 Kelompok 2 : MC-2 sel mesin-2 : Mesin D dan Mesin B PF-2 part family-2 : 2, 5 dan 6

3.4.5. Similarity Coefficient Method

Ada tiga similarity coefficient method, di antaranya: 1. Single linkage cluster analysis SLCA yang diperkenalkan oleh MC. Auley 1972. SLCA berbasis pada koefisien similaritas S ij antara dua mesin i dan j. Untuk memecahkan masalah dalam teknologi kelompok dengan menggunakan pendekatan SLCA, koefisien similaritas untuk semua kemungkinan pasangan mesin dihitung. 2. Average linkage cluster ALC. Dalam ALC ini, koefisien similaritas antara dua cluster didefinisikan sebagai rata-rata koefisien similaritas antara semua anggota dari dua cluster. Untuk memecahkan masalah di atas digunakan keterkaitan mesin dan part menggunakan kode biner. 3. Clustering algorithm yaitu beberapa mesin dimasukkan ke dalam lebih dari satu sel mesin. Mesin-mesin ini dikategorikan dalam 3 hal, di antaranya mesin-mesin primer, sekunder dan tertier. Universitas Sumatera Utara Untuk menganalisis hiubungan antar mesin-mesin ini digunakan tida pengukuran similaritas, di antaranya: 1. Pengukuran similaritas absolut 2. Pengukuran similaritas mutual 3. Pengukuran similaritas tunggal Adapun langkah-langkah dalam pembentukan kelompok komponen dan mesin ini adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan matriks insiden, yang terdiri atas nilai biner angka 1 dan 0, dimana angka 1 menunjukkan bahwa mesin i digunakan untuk mengerjakan part j. Angka 0 menunjukkan bahwa mesin i tidak digunakan untuk mengerjakan part j. 2. Pembuatan matriks similaritaskemiripan antar part S ik dengan rumus: A = jumlah mesin untuk pemrosesan part i B = jumlah mesin untuk pemrosesan part j C = jumlah mesin untuk pemrosesan part i dan j 3. Pilih nilai S ik yang terbesar untuk masing-masing baris pada matriks similaritas. 4. Susun part family berdasarkan S ik pada langkah sebelumnya. 5. Identifikasi mesin-mesin yang digunakan untuk memproses masing-masing part family di atas. Gabungkan dua part family apabila mesin-mesin anggota pada kedua part family memenuhi syarat: Q + 1 = R Universitas Sumatera Utara Q = jumlah mesin terbesar pada salah satu part family R = jumlah mesin pada part family gabungan 6. Identifikasi mesin-mesin yang mempunyai jumlah operasi terbanyak pada masing-masing part family yang terbentuk pada langkah 4 untuk dijadikan prioritas pertama pengalokasian pada sel part family gabungan. Untuk mesin yang mempunyai jumlah operasi terbanyak pada dua sel atau lebih yang berlainan, mesin tersebut menjadi prioritas kedua untuk dialokasikan pada sel part family gabungan. 7. Alokasikan mesin-mesin prioritas pertama pada sel part family gabungan. 8. Hitung jumlah operasi yang terkait antara mesin-mesin prioritas kedua dengan mesin-mesin prioritas pertama. Mesin dialokasikan pada sel part family gabungan yang mempunyai jumlah operasi yang terkait paling banyak. Langkah ini dilakukan untuk semua mesin prioritas kedua. 9. Langkah berikutnya adalah menyusun sel manufaktur hasil langkah 1 sampai dengan langkah 7 di atas. 10. Apabila ada part family gabungan yang terbentuk mempunyai ukuran sel yang lebih besar dari persyaratan, keluarkan mesin-mesin prioritas kedua dari sel part family gabungan tersebut. 11. Apabila ukuran sel part family gabungan yang terbentuk mempunyai ukuran sel lebih kecil dari persyaratan, pertimbangkan untuk digabungkan dengan sel lainnya. 12. Hitunglah jumlah operasi yang terkait antara sel part family gabungan dengan sel part family gabungan lainnya. Mesin dialokasikan pada sel part family Universitas Sumatera Utara gabungan yang mempunyai jumlah operasi terkait yang paling baik. Langkah ini dilakukan untuk semua sel dengan ukuran sel lebih kecil dari persyaratan. Diupayakan agar ukuran sel yang terbentuk memenuhi persyaratan pada persamaan di langkah 4. 13. Susun sel manufaktur hasil dari langkah 8 sampai dengan langkah 11 di atas. Contoh pembentukan sel manufkatur dengan menggunakan metode SCA adalah sebagai berikut: 1. Tentukan urutan proses part routing a. Part 1 diproses oleh mesin S1, S2 dan S4 b. Part 2 diproses oleh mesin S2, S4 dan S7 c. Part 3 diproses oleh mesin S3 dan S5 d. Part 4 diproses oleh mesin S3, S6 dan S8 e. Part 5 diproses oleh mesin S5 f. Part 6 diproses oleh mesin S1 dan S4 g. Part 7 diproses oleh mesin S7 dan S9 h. Part 8 diproses oleh mesin S8 i. Part 9 diproses oleh mesin S9 j. Part 10 diproses oleh mesin S6, S7 dan S9 k. Part 11 diproses oleh mesin S4 l. Part 12 diproses oleh mesin S1 dan S2 m. Part 13 diproses oleh mesin S8 dan S9 n. Part 14 diproses oleh mesin S9 Waktu pengerjaan part pada mesin S dapat dilihat pada Tabel 3.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8. Data Waktu Proses Menit S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 P1 0.5 1 2.5 P2 2 1 3 P3 1 2 P4 2.5 0.5 0.5 P5 4 P6 3 4 P7 2 0.5 P8 4 P9 4.5 P10 1 2 1 P11 1 P12 0.5 0.2 P13 1 0.5 P14 3 Total Waktu 4 3.2 3.5 8.5 6 1.5 7 5.5 9.5 2. Penyusunan matriks similaritas Indeks similaritas didapatkan dengan: A = jumlah mesin untuk pemrosesan part i B = jumlah mesin untuk pemrosesan part j C = jumlah mesin untuk pemrosesan part i dan j Misalnya, pada part i =1 dan part k = 2, maka koefisien similaritasnya adalah: dimana, Universitas Sumatera Utara C = 2 = Jumlah mesin yang sama untuk memproses part 1 dan part 2 yaitu mesin S2 dan S4. A = 3 = Jumlah mesin yang memproses part A B = 3 = Jumlah mesin yang memproses part B Demikian selanjutnya untuk perhitungan koefisien kesamaan komponen. Koefisien kesamaan komponen dapat dilihat pada Tabel 3.9. Table 3.9. Koefisien Kesamaan Antar Part Part 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 1.33 0.33 1.33 2 1 0.25 0.25 0.2 0.33 0.25 3 0.2 0.5 4 0.2 0.33 5 0.5 6 1.33 0.25 0.5 0.33 7 0.25 0.33 0.5 1.33 0.33 0.33 8 0.33 0.33 0.5 9 0.5 0.5 1 10 0.2 1.33 0.25 0.25 0.33 11 0.33 0.33 0.5 0.25 12 1.33 0.25 0.33 13 0.33 0.5 0.5 0.25 0.5 14 0.33 1 0.33 0.5 3. Pembentukan part family

3.4.6. Penyusunan Mesin-mesin dalam Sebuah Sel Teknologi Kelompok