Uraian Proses Proses Produksi

2. Aluminium merupakan bahan yang digunakan untuk menetralkan suhu agar bahan leburan tidak keluar dari dapur induksi. 3. Mangan, Crom berfungsi untuk mengeraskan bahan, yang dicampurkan dalam pembuatan alat-alat berat, misalnya dalam peleburan jaw. 4. Cat yang digunakan untuk memberikan warna produk sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini dilakukan untuk menambah nilai jual dari produk tersebut.

2.6.2. Uraian Proses

Uraian proses untuk pembentukan produk secara umum dapat dilihat pada uraian berikut ini: 1. Penerimaan bahan baku Scrap didatangkan dengan menggunakan dump truck dan diletakkan di tempat penumpukan. Pemindahan bahan baku ke lokasi peleburan dilakukan dengan menggunakan hoist crane. Sebagian bahan baku ditumpuk di sebelah dapur peleburan untuk proses peleburan. Sebelum scrap dimasukkan ke dalam dapur induksi, scrap harus dipilih dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. Bahan baku harus kering dari oli ataupun air. Hal ini digunakan untuk mencegah ledakan pada dapur peleburan. b. Bahan baku tidak mengandung karat Fe 2 O 3 , karena karat mengandung oksigen yang dapat menyebabkan pengikatan karbon pada waktu dilebur sehingga dapat menurunkan kadar karbon cairan logam. Untuk menjaga Universitas Sumatera Utara kestabilan kadar karbon maka diusahakan scrap yang mengandung banyak karbon dicampur dengan scrap yang mengandung sedikit karbon. c. Scrap yang bentuknya terlalu besar atau panjang akan dipotong terlebih dahulu agar tidak susah saat dimasukkan ke dalam dapur peleburan. 2. Proses peleburan Proses peleburan melting adalah proses untuk mencairkan bahan baku serta campuran lainnya. Dapur yang digunakan oleh PT. Baja Pertiwi Industri adalah dapur listrik induksi kurs yang bervolume 800 ton dan 1000 ton. 3. Penuangan Besi cair hasil peleburan dituangkan terlebih dahulu ke dalam ladel yang digerakkan dengan menggunakan hoist crane dan bantuan operator untuk dibawa ke daerah pencetakan. Bahan cair yang akan dituang diusahakan pada temperature 1300 C – 1400 C dan kecepatan penuangan yang sesuai untuk menghindari cacat produk. Setelah leburan besi dituangkan ke dalam cetakan, didiamkan terlebih dahulu hingga 3 jam untuk mengalami proses pendinginan. Apabila leburan tersebut dingin, cetakan dibawa ke bagian pembongkaran. Adapun proses pembuatan cetakan dapat dilihat pada uraian berikut ini: a. Persiapan bahan cetakan Bahan tersebut meliputi bahan dasar dan bahan pengikat. Bahan dasar merupakan substansi yang tidak dapat mengikat satu dengan yang lain, tahan api dan terdiri dari butiran-butiran dengan pembagiannya mengikuti analisa tertentu. Bahan dasar yang digunakan adalah pasir Universitas Sumatera Utara kuarsa SiO 2 . Sedangkan bahan pengikat yang digunakan adalah water glass atau tetes gula. Tetes gula digunakan untuk membuat part yang dibutuhkan perusahaan, sedangkan untuk konsumen digunakan water glass. Hal ini dilakukan karena harga water glass lebih murah daripada tetes gula. b. Pengadukan pasir Pasir dari penumpukan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk pasir dengan menggunakan sekop. Pasir diangkat dengan crane ke dalam mesin penggilingan. Mesin penggilingan ini akan berputar dan memecah pasir yang masih berupa gumpalan-gumpalan. Pasir yang telah digiling diayak dengan menggunakan pengayak getar. Pasir dimasukkan ke dalam bak penampung pasir. Pasir yang akan segera digunakan membuat cetakan dimasukkan ke dalam mixer untuk diaduk secara merata dengan water glass dan air. Proses pengadukan ini terjadi selama 15-20 menit. c. Pembuatan cetakan Cetakan terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas kup dan bagian bawah drag. Cetakan ini terbuat dari kayu jelutung. Cetakan tersebut akan diisi dengan pasir yang telah digiling. Pada cetakan bagian atas dibuat saluran tempat mengalirkan logam cair dengan cara menempatkan pipa saluran di bagian tertentu. Setelah pasir padat memenuhi tempat cetakan, cetakan tersebut dibalikkan. Mal diletakkan di cetakan bagian bawah kemudian ditutupi dengan pasir dan dipadatkan. Mal dikelurkan dari kayu tempat Universitas Sumatera Utara cetakan dan kemudian gas CO 2 disemprotkan pada lubang-lubang tertentu pada cetakan pasir agar pasir cetak lebih kuat dan kokoh. 4. Pembongkaran Pembongkaran yang dimasukkan adalah pemisahan calon produk dari cetakan pasir. Hasil dari penuangan dibawa ke bagian pembongkaran dengan troli dan dimasukkan ke dalam mesin pembongkar. Setelah sebagian besar pasir cetakan terlepas dari produk, maka produk dibawa ke bagian pembersihan untuk melepaskan pasir-pasir yang masih melekat pada produk yang tidak dapat terlepas dengan menggunakan mesin pembongkar. 5. Pembersihan Pada bagian pembersihan ini, pasir yang masih melekat pada produk di bagian pembongkaran dibersihkan dari seluruh permukaan produk. Produk dimasukkan ke dalam mesin pembersihan sand blasting dengan menggunakan troli. Pembersihan dilakukan dengan penembakan mimis terhadap produk. Produk diletakkan pada meja putar pembersihan dan kemudian mesin ditutup. Mimis baja ditembakkan terhadap produk melalui kipas-kipas penyemprot yang terdapat pada bagian atas dan samping kabinet. Mimis tersebut mengenai bagian luar permukaan produk dan bergerak membal di dalam kabinet sehingga pasir yang masih merekat pada permukaan produk lepas dan keluar melalui saluran pembuangan. Pengaturan penembakan yang lebih lama dilakukan untuk mendapatkan permukaan produk yang lebih bersih. Setelah produk bersih, produk dikeluarkan dari mesin pembersihan dibawa ke bagian penggerindaan. Universitas Sumatera Utara 6. Penggerindaan Penggerindaan merupakan proses perautan, perataan dan penghalusan material. Proses penggerindaan dilakukan dengan mesin gerinda yang kerjanya bergerak secara kontinu terhadap benda. Produk diangkat dan diletakkan pada mesin gerinda dan dikaitkan dengan baut agar produk tidak bergerak saat dilakukan penggerindaan. Mesin gerinda dihidupkan dan roda gerinda akan berputar, dan operator akan mengarahkan ke permukaan tertentu. 7. Pembubutan Proses pembubutan adalah proses pengikisan atau pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan memutar benda kerja dan pisau pahat yang terbuat dari baja akan mengikis permukaan benda sesuai dengan yang diinginkan. Benda kerja diletakkan pada dudukan dan dikaitkan dengan menggunakan baut agar posisi benda kerja tidak berubah saat dilakukan pembubutan. Benda kerja diukur terlebih dahulu untuk menentukan ketebalan permukaan yang akan dibuat. Kemudian benda kerja diputar perlahan-lahan dengan panel kendali. Lalu mata pahat didekatkan sampai mengikis benda kerja sesuai dengan ketebalan yang diinginkan. Jika proses benda kerja sudah memenuhi ukuran yang ditentukan, maka kegiatan pembubutan selesai. 8. Pengecatan Proses pengecatan dilakukan untuk melindungi produk dari korosi serta memberikan warna yang lebih menarik terhadap produk. Proses pengecatan Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan bantuan kuas dan alat semprot. Setelah produk dicat, maka produk tersebut dikeringkan untuk beberapa saat. Untuk lebih jelas tentang uraian proses produksi, dapat dilihat pada flow process chart untuk produk screw press dapat dilihat pada Lampiran 6.

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin

Adapun mesin yang digunakan pada PT. Baja Pertiwi Industri adalah sebagai berikut: 1. Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin perkakas yang mempunyai gerakan utama berputar. Benda kerja diputar terhadap pahat pemotong sehingga benda kerja tersayat dalam bentuk bramchips. Gerak jalan dilakukan oleh pahat yang dijepit pada tool post. Salah satu ujung benda kerja dijepit pada pelat cekam yang berada pada kepala tetap sedang ujung lain dari benda kerja ditumpu pada senter dari kepala lepas. Mesin bubut biasanya digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang sentris tetapi disamping itu digunakan juga untuk meratakan permukaan datar, menggurdi membuat lubang, memperbesar lubang boring dan lain-lain. Jenis-jenis mesin bubut yang digunakan pada PT. Baja Pertiwi Industri adalah sebagai berikut. a. Merk : BTC Model : C6206 Universitas Sumatera Utara