Metode Similarity Coefficient Pembentukan Model Teknologi Kelompok

Angka yang berada di dalam kurung menunjukkan jumlah mesin k yang dibutuhkan pada kelompok tertentu. Contohnya, pada Kelompok 2, mesin GA 2 menunjukkan bahwa pada kelompok Kelompok 2, dibutuhkan Mesin GA 2 unit.

5.2.5.2. Metode Similarity Coefficient

Langkah-langkah pembentukan kelompok komponen dan mesin dengan menggunakan metode based sorted algorithm adalah sebagai berikut: a. Membentuk matriks insiden. Matriks insiden berisi nilai biner 0 dan 1. Nilai 0 berarti bahwa mesin i tidak mengerjakan part j, sedangkan nilai 1 berarti bahwa mesin i mengerjakan part j. Matriks insiden komponen-mesin dapat dilihat pada Tabel 5.12. b. Menentukan matriks koefisien kesamaan similarity coefficient Matriks similaritas antar komponen merupakan susunan koefisien similaritas antar komponen yang diperoleh dari matriks insiden mesin-komponen pada Tabel 5.12. Formulasi koefisien similaritas antar komponen yang digunakan adalah: dimana: S ij = Koefisien similaritas antar komponen i dan j A = Jumlah mesin untuk mengerjakan part i B = Jumlah mesin untuk mengerjakan part j C = Jumlah mesin untuk mengerjakan part i dan j Universitas Sumatera Utara Contoh perhitungan nilai S ik dapat diuraikan sebagai berikut: i. Untuk komponen BP104 i dengan komponen BP105 j Dari matriks insiden Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa jumlah mesin yang digunakan untuk mengerjakan part BP104 i berjumlah 4 A=4, mesin yang digunakan untuk mengerjakan part BP105 j berjumlah 4 B=4 dan mesin yang digunakan sekaligus mengerjakan part BP104 i dan part BP105 j adalah 3 C=3. Maka koefisien similaritas S ij dari kedua komponen tersebut adalah: = = 1,8 ii. Untuk komponen BP106 i dengan komponen BP101 j Dari matriks insiden Tabel 5.12. dapat dilihat bahwa jumlah mesin yang digunakan untuk mengerjakan part BP106 i berjumlah 4 A=4, mesin yang digunakan untuk mengerjakan part BP101 j berjumlah 7 B=7 dan mesin yang digunakan sekaligus mengerjakan part BP106 i dan part BP101 j adalah 4 C=4. Maka koefisien similaritas S ij dari kedua komponen tersebut adalah: = = 2,29 Untuk lebih lengkapnya, hasil perhitungan dari koefisien similaritas ini dapat dilihat pada matriks similaritas antar komponen di Tabel 5.25. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25. Koesfisien Kesamaan Komponen No No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Part BP 101 BP 102 BP 103 BP 104 BP 105 BP 106 BP 107 BP 108 BP 109 BP 110 BP 111 BP 112 BP 113 BP 201 BP 202 BP 203 BP 204 BP 205 BP 206 BP 301 BP 302 BP 303 BP 304 BP 305 1 BP101 0.50 0.00 1.13 1.13 2.29 0.50 1.13 2.29 2.29 1.13 1.29 1.13 2.29 2.29 2.29 2.29 1.13 1.29 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 2 BP102 0.50 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3 BP103 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 BP104 1.13 0.80 0.00 1.80 1.80 2.25 1.80 1.80 1.80 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 5 BP105 1.13 0.80 0.00 1.80 1.80 0.80 1.80 1.80 1.80 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 6 BP106 2.29 0.80 0.00 1.80 1.80 0.80 1.80 4.00 4.00 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 2.25 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 7 BP107 0.50 1.00 0.00 2.25 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.20 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 8 BP108 1.13 0.80 0.00 1.80 1.80 1.80 0.80 1.80 1.80 4.00 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 4.00 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 2.25 9 BP109 2.29 0.80 0.00 1.80 1.80 4.00 0.80 1.80 4.00 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 2.25 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 10 BP110 2.29 0.80 0.00 1.80 1.80 4.00 0.80 1.80 4.00 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 2.25 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 11 BP111 1.13 0.80 0.00 1.80 1.80 1.80 0.80 4.00 1.80 1.80 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 4.00 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 2.25 12 BP112 1.29 1.00 0.00 2.25 2.25 2.25 1.00 2.25 2.25 2.25 2.25 2.25 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 13 BP113 1.13 0.80 0.20 1.80 1.80 1.80 0.80 1.80 1.80 1.80 1.80 2.25 0.67 0.67 0.67 0.67 1.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 14 BP210 2.29 0.80 0.00 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 4.00 4.00 4.00 0.67 0.17 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 15 BP202 2.29 0.80 0.00 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 4.00 4.00 4.00 0.67 0.17 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 16 BP203 2.29 0.80 0.00 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 4.00 4.00 4.00 0.67 0.17 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 17 BP204 2.29 0.80 0.00 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 0.67 0.67 0.67 0.80 0.67 4.00 4.00 4.00 0.67 0.17 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 18 BP205 1.13 0.80 0.00 1.80 1.80 1.80 0.80 4.00 1.80 1.80 4.00 2.25 1.80 0.67 0.67 0.67 0.67 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 2.25 19 BP206 1.29 1.00 0.00 0.80 0.80 2.25 0.20 0.80 2.25 2.25 0.80 1.00 0.80 0.17 0.17 0.17 0.17 0.80 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 20 BP301 0.50 1.00 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 21 BP302 0.50 1.00 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00 22 BP303 0.50 1.00 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00 23 BP304 0.50 1.00 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 2.25 0.80 0.80 2.25 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 24 BP305 0.50 1.00 0.00 0.80 0.80 0.80 1.00 2.25 0.80 0.80 2.25 1.00 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 2.25 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00 Universitas Sumatera Utara c. Menyusun kelompok komponen dan mesin Pembentukan kelompok komponen dilakukan berdasarkan nilai S ik yang terbesar hingga yang terkecil untuk masing-masing baris pada matriks similaritas. Dan mesin-mesin yang digunakan untuk mengerjakan komponen akan terbentuk seiring dengan pembentukan kelompok komponen. Sebagai contoh untuk mendapatkan nilai S ik yang terbesar utuk komponen BP101, dapat dilihat dari baris pertama matriks similaritas antar komponen. Nilai S ik terbesar adalah 2,29, yaitu nilai S ik antara komponen BP101 1 dengan komponen BP101 9, BP110 10, BP201 14, BP202 15, BP203 16 dan BP204 17. Nilai S ik yang terbesar yang kedua adalah 1,29, yaitu nilai S ik antara komponen BP101 1 dengan komponen BP112 12. Hal ini dilakukan pada setiap part. Nilai S ik terbesar untuk masing-masing baris pada matriks similaritas dapat dilihat pada Tabel 5.26. Dari Tabel 5.26 diperoleh susunan kelompok komponen dengan mengutamakan prioritas I. Prioritas I artinya nilai S ik terbesar pertama, sedangkan prioritas II merupakan nilai S ik terbesar kedua. Apabila masih terdapat part yang belum masuk dalam kelompok ditinjau dari prioritas I, dapat ditinjau ke prioritas kedua. Setelah kelompok komponen terbentuk, diidentifikasikan mesin-mesin yang digunakan pada masing-masing kelompok komponen. Hasil pengelompokan komponen dan mesin dapat dilihat pada Tabel 5.27. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Nilai Similarity Coefficient Terbesar Beserta dengan Komponen Prioritas 1 Prioritas 2 Part Sik terbesar Komponen Part Sik terbesar Komponen BP101 2.29 1 vs 9,10,14,15,16,17 BP101 1.29 1 vs 12 BP102 1.00 2 vs 7,12,19,20,21,22,23,24 BP102 0.8 2 vs 4,5,6,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18 BP103 0.20 3 vs 13 BP103 3 vs 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24 BP104 2.25 4 vs 7,12 BP104 1.8 4 vs 5,6,8,9,10,11,13,18 BP105 2.25 5 vs 12 BP105 1.8 5 vs 4,6,8,9,10,11,13,18 BP106 4.00 6 vs 9,10 BP106 2.29 6 vs 1 BP107 2.25 7 vs 4 BP107 1 7 vs 2,12,20,21,22,23,24 BP108 4.00 8 vs 11,18 BP108 2.25 8 vs 12,23,24 BP109 4.00 9 vs 6,10 BP109 2.29 9 vs 1 BP110 4.00 10 vs 6,9 BP110 2.29 10 vs 1 BP111 4.00 11 vs 8,18 BP111 2.25 11 vs 12.23.24 BP112 2.25 12 vs 4,5,6,8,9,10,11,13,18 BP112 1.29 12 vs 1 BP113 2.25 13 vs 12 BP113 1.8 13 vs 4,5,6,8,9,10,11,18 BP201 4.00 14 vs 15,16,17 BP201 2.29 14 vs 1 BP202 4.00 15 vs 14,16,17 BP202 2.29 15 vs 1 BP203 4.00 16 vs 14,15,17 BP203 2.29 16 vs 1 BP204 4.00 17 vs 14,15,16 BP204 2.29 17 vs 1 BP205 4.00 18 vs 8,11 BP205 2.25 18 vs 12,23,24 BP206 2.25 19 vs 6,9,10 BP206 1.29 19 vs 1 BP301 1.00 20 vs 7,19,24 BP301 0.8 20 vs 4,5,6,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18 BP302 3.00 21 vs 22 BP302 1 21 vs 2,7,12,19,10,23,24 BP303 3.00 22 vs 21 BP303 1 22 vs 2,7,12,19,10,23,24 BP304 3.00 23 vs 24 BP304 2.25 23 vs 18 BP305 3.00 24 vs 23 BP305 2.25 24 vs 18 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27. Susunan Kelompok Komponen dan Mesin dengan Similarity Coefficient Kelompok Komponen Mesin I 1,6,9,10,14,15,16,17,19, DI,SB,GA,GB,BF,S,O, II 2,3,4,5,7,12,13,20,21,22, 23,24 DI,SB,BC,BB,PO,GA,B01,BO2,BF,BB,BE, BD III 8,11,18 DI,SB,GA,BD Pada Tabel 5.27, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa part atau kelompok komponen yang menggunakan mesin yang sama bottleneck. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah: a. Membagi mesin yang memiliki jumlah yang lebih dari satu ke dalam kelompok mesin yang terbentuk. b. Apabila mesin yang bottleneck hanya satu, maka mesin tersebut ditempatkan pada satu sel mesin sedangkan produk yang membutuhkan mesin tersebut yang terdapat pada sel mesin lain akan berpindah ke sel mesin yang sudah ditempatkan dengan menggunakan alat material handling. Dari pembentukan mesin-komponen di atas, DI, SB, GA, BD, BF merupakan mesin yang bottleneckI. a. DI terdiri dari 1 unit, maka DI ditempatkan pada kelompok I karena jenis yang dihasilkan di kelompok I lebih banyak. b. SB terdiri dari 4 unit digunakan oleh ketiga kelompok, maka untuk Kelompok I 1 unit, Kelompok II 2 unit dan Kelompok III 1 unit. Alasan penggunaan SB di Kelompok II lebih banyak karena part yang dikerjakan di Kelompok I lebih banyak dibandingkan kelompok yang lain. c. GA terdiri dari 4 unit, dimana GA dibutuhkan oleh ketiga kelompok mesin- komponen tersebut. Pada Kelompok I dibutuhkan 2 unit GA Kelompok II 1 Universitas Sumatera Utara unit dan Kelompok III 1 unit. Pada Kelompok I ditempatkan 2 unit GA karena Kelompok I mengerjakan benda kerja yang lebih banyak dibandingkan yang lain. d. BD terdiri dari 2 unit digunakan pada Kelompok II dan Kelompok III. Karena BD terdiri dari 2 unit, maka dapat dibagi masing-masing 1 unit untuk kedua kelompok tersebut. e. BF terdiri dari 5 unit dan BF digunakan pada Kelompok I dan Kelompok II. BF ditempatkan sejumlah 3 unit pada Kelompok I, karena lebih banyak yang dikerjakan pada Kelompok I, khususnya screw dan 2 unit pada Kelompok II. Tabel 5.28. Susunan Kelompok Komponen dan Mesin Beserta Mesin yang Digunakan Kelompok Komponen Mesin I BP101 1,BP1066,BP1099, BP110 10,BP20114,BP20215, BP20316,BP20417,BP20619 SB 1,GA 2, GB 2, BF 2, S 1, O 1 II BP1022,BP1033,BP1044, BP1055,BP1077,BP11212, BP11313, BP30120, BP30221, BP30322,BP30423, BP30524 DI 1, SB2, BC 1, BA 1, PO 1, GA1, B01 1, BO2 1, BB 1, BE 2, BD 1 III BP1088,BP11111,BP205 18 SB 1, GA 1, BD 1 Angka yang berada di dalam kurung untuk kolom komponen hanya menunjukkan nomor urut komponen sedangkan angka yang berada di dalam kurung pada kolom mesin menandakan jumlah mesin tertentu yang ditempatkan pada kelompok tertentu untuk mengerjakan komponen yang terdapat pada kelompok tersebut. Misalnya, pada kelompok I, BF2, artinya bahwa terdapat 2 unit mesin BF yang ditempatkan pada Kelompok I untuk mengerjakan komponen yang terdapat pada kelompok tersebut. Universitas Sumatera Utara

5.2.6. Perbandingan Hasil Performance Measure Layout Usulan