Instrumen Penelitian Pengolahan Data

4. Membersihkan data data cleaning Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

4.7. Teknik Analisis Data

1. Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa yang digunakan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis bivariat menggunakan uji t-test independent dan korelasi Pearson. Untuk pengujian t-test independent dan korelasi Pearson jika Pvalue ≤ 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukan bahwa adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Kemudian tabulasi silang dilakukan pada semua variabel yang akan dianalisis. Adapun analisis uji t-test independent ini antara variabel kapasitas vital paru dengan variabel kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, status gizi IMT, riwayat penyakit, dan riwayat pekerjaan, serta analisis uji korelasi Pearson antara variabel kapasitas vital paru dengan variabel paparan kadar debu total, umur, masa kerja, dan jumlah jam kerja per minggu pada pekerja bengkel las di wilayah Kelurahan Cirendeu Tahun 2014. 57

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Profil Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu

Bengkel las yang berada di Kelurahan Cirendeu merupakan industri informal di mana dikelola oleh perseorangan. Jumlah bengkel las di Kelurahan Cirendeu berjumlah 15 bengkel dengan pekerja sekitar 58 orang. Bengkel las di Kelurahan Cirendeu pada umumnya tidak besar, bertempat semi terbuka dan memiliki 2 dua hingga 3 tiga unit alat las listrik. Lingkungan kerja bengkel las kebanyakan hanya berukuran 20m 2 bahkan ada yang lebih sempit. Proses pekerjaan yang terdapat di bengkel las meliputi pemotongan besi, pengelasan, penghalusan dan pengecatan. Semua proses kerja ini rata-rata dilakukan di dalam ruangan bengkel sehingga semakin sempit ruangannya maka sangat mempengaruhi kadar debu total yang dihirup oleh pekerja. Kemudian bengkel las juga terdapat di pinggir jalan, sehingga debu jalan dan polusi kendaraan bermotor juga mempengaruhi kadar debu total di lingkungan kerja.

5.2. Analisis Univariat

5.2.1. Gambaran Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di

Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014 Hasil Penelitian mengenai gambaran Kapasitas Vital Paru KVP pada pekerja bengkel las di Kelurahan Cirendeu tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.1 Gambaran Kapasitas Vital Paru Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014 Variabel Mean SD Min-Maks Kapasitas Vital Paru 74,12 10,666 51-92 Dari tabel 5.1 di atas, diketahui gambaran kapasitas vital paru pekerja bengkel las menjukkan rata-rata 74,12, dengan standar deviasi 10,666. Kapasitas vital paru minimum pekerja adalah 51 dan Kapasitas vital paru maksimum pekerja adalah 92. Dilihat berdasarkan kategori, kapasitas vital paru dapat dibagi menjadi 2, yaitu normal jika KVP ≥ 80 dan tidak normal jika KVP 80. Frekuensi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah: