Debu Industri Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

4. Macam-macam debu Pembagian debu berdasarkan sifat dan efeknya secara garis besar ada tiga macam debu, yaitu Ferdiaz, 1992: a. Debu organik, seperti debu kapas, debu daun-daunan tembakau dan sebagainya. b. Debu mineral yang mempunyai senyawa komplek seperti SiO 3 , arang batu dan sebagainya c. Debu metal, seperti timah hitam, merkuri, cadmium, arsen, dan lain-lain. 5. Ukuran partikel debu Kepmenkes, 2008 a. Ukuran diameter 5µm akan mengendap di hidung, nasofaring, trakea, dan percabangan bronkus. b. Ukuran diameter 2µm akan berhenti di bronkiolus respiratorius dan alveolus. c. Ukuran diameter 0,5µm tidak mengendap pada saluran pernapasan namun akan dikeluarkan kembali.

2.4. Dampak Inhalasi Uap Logam

Uap seng atau uap-uap logam lainya, yang terjadi pada pengelasan, pemotongan, pelelehan dan peleburan logam dapat mengakibatkan demam uap logam. Tanda-tanda dan gejala-gejala terpenting pada penyakit tersebut adalah sakit kepala dan demam. Terjadinya secara mendadak, terasa demam, menggigil, enek, muntah, sakit pada otot-otot dan merasa lemah. Penyebab dari gejala tersebut adalah oksida uap logam Suma’mur, 1996. Partikulat logam dari pengelasan biasanya mudah terlihat karena seperti percikan, namun uap logam akibat pengelasan tidak terlihat. Efek kesehatan dari paparan uap logam dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas hidung dan tenggorokan, sesak di dada, mengi, demam uap logam, kerusakan paru-paru, bronkitis, pneumonia atau emfisema BOC, 2006.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Vital Paru pada Pekerja

Bengkel Las a. Umur Umur merupakan variabel yang sangat penting terkait terjadinya gangguan fungsi paru. Semakin bertambahnya umur serta kondisi lingkungan yang kurang baik atau kemungkinan terkena suatu penyakit, maka kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru semakin besar. Seiring bertambahnya umur seseorang, kapasitas paru akan berkurang. Kapasitas paru orang dengan umur 30 tahun ke atas memiliki rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada orang yang berumur 50 tahunan kapasitas paru kurang dari 3.000 ml Guyton, 1994. Semakin lanjut usia seseorang otot-otot pernafasan akan semakin lemah, melemahnya otot-otot pernafasan mulai sekitar usia 55 tahun Mawi, 2005. b. Jenis Kelamin Volume paru pria dan wanita terdapat perbedaan bahwa kapasitas paru total kapasitas inspirasi dan kapasitas residu fungsional, pria adalah 6,0 liter dan wanita 4,2 liter Lorriane, 1995. Sedangkan kapasitas vital rata – rata pria dewasa muda lebih kurang 4,6 liter dan perempuan muda kurang lebih 3,1 liter Yulaekah, 2007. c. Kebiasaan Merokok Indonesia merupakan negara terbesar ke-7 di dunia yang memproduksi tembakau. Dari segi konsumsi, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia, dengan 31,5 prevalensi merokok, 80 diantaranya mengkonsumsi rokok kretek, dan lebih dari 60 berada di daerah pedesaan. Pada tahun 2002, jumlah rokok yang dihisap penduduk Indonesia mencapai lebih 200 miliar batang Kepmenkes, 2008. Merokok merupakan faktor risiko timbulnya penyakit obstruksi saluran napas kronik PPOK. Rokok menimbulkan reaksi inflamasi dengan atau tanpa pembentukan mukus dalam saluran pernapasan, peningkatan sel polymorfonuklear dan terjadi penghambatan elastase inhibitor yang dapat merusak jaringan elastin, akibatnya fungsi paru menurun Mawi, 2005. Hubungan antara rokok dengan PPOK menunjukkan hubungan dose response. Hubungan dose response tersebut dapat dilihat pada Index Brigman, yaitu jumlah konsumsi batang rokok perhari dikalikan jumlah hari lamanya merokok tahun, misalnya bronkhitis 10 bungkus tahun artinya kalau seseorang itu merokok sehari sebungkus, dia menderita bronkhitis kronik minimal setelah 10 tahun merokok. Kanker paru minimal 20 bungkus tahun artinya kalau sehari mengkonsumsi sebungkus rokok berarti setelah 20 tahun merokok ia bisa terkena kanker paru Kepmenkes, 2008. Asap rokok yang dihisap ke dalam paru oleh perokoknya disebut asap rokok utama main stream smoke, sedang asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar disebut asap rokok sampingan side stream smoke. Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama yang dihembuskan lagi oleh prokok dan asap rokok sampingan disebut asap rokok lingkungan ARL atau Environmenttal Tobacco Smoke ETS Kepmenkes, 2008.