3. Bagi Penelitian Lanjutan
a. Diharapkan dapat menghilangkan keterbatasan penelitian ini, yaitu faktor riwayat penyakit. Riwayat penyakit sebaiknya dilakukan dengan
diagnosis dokter.
b. Desain studi untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain studi cohort untuk dapat melihat hubungan sebab akibat dari faktor-
faktor tersebut dengan kapasitas vital paru.
c. Diharapkan bisa melanjutkan penelitian ini dengan mengukur efektivitas jenis alat pelindung pernapasan terhadap kapasitas vital
paru pada pekerja bengkel las.
DAFTAR PUSTAKA
Aditma, Tjandra Yoga. 1997. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: UI Press AHM OSHC. 2002. Kebiasaan yang Sehat. Matraville: Mediabank Private Limited
Ahmadi, UF. 1990. Kesehatan Lingkungan Kerja Lingkungan Fisik dalam Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal. Jakarta: Direktorat Bina Peran Serta
masyarakat. Depkes RI Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama American Welding Society. 2009. Ventilation for Welding and Cutting. US: Safety
and Health Fact Sheet No.36
Amin, M. 2000. Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya
Anggoro, Wisnu Chandra Dewi K.1999. Keselamatan Kerja Pada Proses Pengelasan Di Laboratorium Proses Produksi FTI-Universitas Atma Jaya. Jakarta: Jurnal
Teknologi Industri Badan Standar Nasional. 2005. Nilai Ambang Batas NAB Zat Kimia di Udara
Tempat Kerja SNI 19-0232-2005. Jakarta: Badan Standar Nasional BOC. 2006. Welding Hazard and Risk Management. Ontario: BOC Canada Limited
Budiono, Irwan. 2007. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan Mobil Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penykit Tidak Menular Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta
Carlisle, D.L. et al. 2000. Apoptosis and P53 Induction In Human Lung Fibroblasts Exposed to ChromiumVI : Effect of Ascorbate and Tocopherol. Washington
DC: Toxicological Sciences
Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Dirjen PPMPLP tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Jakarta:
Depkes RI Deviandhoko, Nur Endah W, Nurjazuli. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Pengelasan di Kota Pontianak. Pontianak: Jurnal Kesehatan Lingkungan
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Faridawati, Ria. 2003. Penyakit paru obstruktif kronik dan asma akibat kerja.
Jakarta: Journal of the Indonesia Association of Pulmonologist Guyton, Arthur C. 1994. Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa Ken Ariata Tengadi.
Edisi 7. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC Ikhsan, Mukhtar. Penatalaksanaan Penyakit Paru Akibat Kerja, Kumpulan Makalah
Seminar K3 RS Persahabatan Tahun 2001 dan 2002. Jakarta. Universitas Indoneia
Karin, Faizati. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Kepmenkes. 2008. Pedoman Pengendalian PPOK Kurniawidjaja, I.M. 2004. Peranan Variasi Genetik pada Gen TNF-
α Posisi -308, Sitokin TNF-
α, dan Sitonkin 11 10 Terhadap Silikosis Pekerja Pabrik Semen di Indonesia Disertasi. Depok: Universitas Indonesia
Lorriane, M.W, Sylvia A.P. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mawi, Martiem. 2005. Nilai Rujukan Spirometri untuk Lanjut Usia Sehat. Jakarta: Universa Medicina
Mengkidi, Dorce. 2006. Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya pada Karyawan PT Semen Tonasa Pangkep Sulawesi
Selatan Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro Muchtler, J. 1973. The industrial environment its evaluation and control. Public
Health Centre for Diseases Control national Institute for Occupational Safety and Health.