Hubungan antara Paparan Kadar Debu Total dengan Kapasitas Vital

vital paru sebanyak 10 pekerja dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Pada penelitian ini umur pekerja yang memiliki risiko penurunan kapasitas vital paru diperoleh rata-rata 43 tahun, karena sudah mendekati umur 50 tahun yang risiko penurunan kapasitas vital paru tinggi. Jika dibandingkan dengan penelitian Prasetyo 2011 dengan metode pengambilan data yang sama, terdapat perbedaan rata-rata umur pekerja di mana rata-rata umur yang berisiko yaitu pekerja yang berumur 34 tahun. Namun, hal tersebut sesuai dengan teori yang diutarakan oleh Guyton 1994. Pada penelitian ini, terlihat bahwa semakin tua umur pekerja maka semakin menurun kapasitas vital parunya, ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasinya yang berkekuatan sedang dan berpola negatif R = -0,672. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Guyton 1994. Kemudian hasil uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan nilai Pvalue sebesar 0,000 yang artinya ada hubungan antara umur dengan kapasitas vital paru. Hasil ini selaras dengan penelitian Yulaekah 2007 dengan Pvalue sebesar 0,006 dan Mengkidi 2006 dengan Pvalue sebesar 0,015 dimana ada hubungan antara umur dengan gangguan fungsi paru yang diukur dengan nilai kapasitas vital paru. Ini juga sejalan dengan yang diutarakan oleh Guyton 1994 bahwa semakin bertambah umur seseorang, maka kapasitas paru-paru akan berkurang. Kontribusi umur terhadap penurunan kapasitas vital paru sebesar 45,1 dan sisanya dijelaskan oleh variabel yang lain. Menurut persamaan garis yang diperoleh, kapasitas vital paru lambat-laun akan tetap menurun tanpa tanpa faktor umur sebesar 105,37 kali karena faktor lain, tetapi apabila umur bertambah 1 tahun saja, maka risiko menurunnya kapasitas vital paru akan bertambah sebesar 0,780 kali. Dengan demikian pengelola bengkel las dapat meminimalisasi paparan debu dengan menggunakan exhaust agar debu hasil pengelasan lebih cepat keluar dari lingkungan kerja. Pengelola bengkel dapat mengelompokan umur yang berusia lebih dari 43 tahun untuk dilakukan rotasi kerja menjadi di bagian pemotongan, sehingga lebih sedikit terpapar risiko namun apabila tidak dapat dirotasi pengelola dapat memproporsikan waktu kerja agar tidak lebih dari 8 jam kerja per hari atau 40 jam kerja seminggu atau jika hal tersebut tidak memunginkan karena akan mengurangi pendapatan, maka semua pekerja diwajibkan menggunakan masker untuk meminimalisir menghirup debu hasil pekerjaan tersebut.

6.5. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja

Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014 Kurniawidjaja 2004 menjelaskan semakin lama seseorang terpajan debu semakin besar pula risiko terjadinya gangguan fungsi paru. Pada penelitian ini, rata-rata masa kerja pekerja bengkel las di Kelurahan Cirendeu adalah 6 tahun dengan standar deviasi 3,490. Menurut Faridawati 2003, waktu yang dibutuhkan seseorang yang terpapar oleh debu untuk terjadinya gangguan fungsi paru kurang lebih selama 10 tahun. Hasil data tersebut di analisis kembali dengan membagi 2 kelompok masa kerja 10 tahun dan ≥ 10 tahun dengan hasil masing-masing 85,7 36 pekerja dan 14,3 6 pekerja. Berdasarkan data primer yang diambil, masa kerja yang paling banyak mengalami penurunan kapasitas vital paru dengan masa kerja 4 tahun. Penurunan kapasitas vital paru dapat berkaitan dengan banyaknya paparan kadar debu total di lingkungan kerja. Rata-rata dari pekerja dengan masa kerja 4 tahun memiliki paparan kadar debu total melebihi NAB 10 mgm 3 . Dalam penelitian ini, terlihat bahwa semakin lama masa kerja pekerja maka semakin menurun kapasitas vital parunya, ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasinya yang berkekuatan sedang dan berpola negatif R = -0,377. Kemudian hasil uji hiotesis dalam penelitian ini menghasilkan nilai Pvalue sebesar 0,014 yang artinya ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru. Hasil ini sejalan dengan penelitian Budiono 2007 di mana ada hubungan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru yang diukur dengan nilai kapasitas vital paru dengan Pvalue sebesar 0,0005. Kontribusi masa kerja terhadap penurunan kapasitas vital paru sebesar 14,2 dan sisanya dijelaskan oleh variabel yang lain. Menurut persamaan garis yang diperoleh, kapasitas vital paru lambat-laun akan tetap menurun