59
c. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variable operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian untuk variable operasional yang akan
diteliti sebagai berikut : 1. Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dihitung dari Indeks harga
konsumen IHK menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey bulanan di
66 kota di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang jasa disetiap kota dan secara keselutuhan terdiri dari 742 komoditas.
2. Sumber Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana inilah yang menentukan kegiatan operasional
bank dan merupakan keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi dari sumber ini.
3. Suku Bunga Kredit Modal Kerja KMK yaitu suatu harga penggunaan uang yang diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu
tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar. Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya
untuk memenuhi modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan yang habis dalam satu cycle usaha, hal ini jika dilihat dalam
neraca suatu perusahaan akan berupa uang kasbank ditambah dengan
60
piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan barang dalam proses, atau persediaan bahan baku.
4. Posisi kredit modal kerja adalah suatu jumlah kredit modal kerja yang ada pada sector pertanian, perkebunan jasa, transportasi, jasa-jasa dan lain-lain,
dimana posisi kredit modal kerja pada empat kelompok bank yang menjadi sampel yang diukur perbulan.
61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangan Bank Indonesia
Sebelum Bank Indonesia didirikan, pemerintah Indonesia telah membentuk yayasan pusat Bank Indonesia tahun 1945 yang kemudian
melebur menjadi Bank Negara Indonesia BNI dengan UU N0. 2 PERPU Tahun 1946. Bank inilah yang semula diupayakan sebagai bank sentral
Indonesia. Namun, dalam perundingan antara wakil pemerintah RI dan Belanda pada Konfrensi Meja Bundar KMB, diputuskan De Javasche Bank
tetap sebagai sirkulasi sementara belum ada Undang-Undang baru yang mengatur pembentukan Bank Sentral dan menugaskan BNI sebagai Bank
Pembangunan. Alasan utama penunjukkan De Javasche Bank tetap sebagai bank sirkulasi adalah karena pemerintah Indonesia masih berhutang kepada
Negeri Belanda. Dalam upaya pemerintah untuk memiliki satu Bank Sentral yang utuh,
maka dibentuk satu panitia Nasionalisasi pada 19 Juni 1951 yang bertugas mempersiapkan dan melakukan Nasionalisasi terhadap De Javasche Bank dan
mempersiapkan Undang-Undang pembentukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada 15 Desember 1951 diumumkan UU No. 24 Tahun 1951 tentang
Nasionalisasi De Javasche Bank, sedangkan rancangan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia UUPBI sendiri disampaikan kepada parlemen pada
September 1952 dan disetujui 10 April 1953 dan mulai berlaku 1 Juli 1953.