9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Inflasi
Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang – barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus naik, dan nilai tukar
uang selalu turun dibandingkan nilai barang, gejala itu merupakan inflasi. Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga - harga barang dan jasa
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga yang sifatnya sementara seperti momen hari raya tidak terus-menerus dan kenaikan harga dari satu
atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan kepada barang lain Samuelson dan Nordhaus,
1997: 306. Menurut Stephen G. Cecchetti, inflation is persistent for two related reasons.
First, when people expect inflation to continue, they adjust their prices and wages accordingly. Second, not all wage and prices decisions are made at the
same time the result is that todays inflation tends to be very nearly what yesterdays was.
Sedangkan menurut Dorn Busch dan Fisher inflation is the rate of change in prices, and the prices level is the cumulation of past inflation.
1. Indikator Inflasi
Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti: Indeks Harga Konsumen IHK menunjukkan pergerakan harga dari paket
10
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey bulanan di 66 kota, dipasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis
barang jasa disetiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas. Indeks perdagangan besar merupakan indikator yang menggambarkan
pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan disuatu daerah GDP Deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk
dalam perhitungan GNP diperoleh dengan membagi GDP nominal atas dasar harga berlaku dengan GDP riil atas dasar harga konstan tahun
dasar. Penggunaan indeks yang bervariasi itu dikarenakan arti penting masing-masing barang tersebut bagi tiap kelompok masyarakat tidak sama.
2. Jenis-Jenis Inflasi
Menurut ukuran parah tidaknya inflasi Bediyono, 1994:156 a. Inflasi ringan dibawah 10 setahun
b. Inflasi sedang antara 10 - 30 setahun c. Inflasi berat antara 30 - 100 setahun
d. Inflasi tidak terkendali diatas 100 setahun Di Indonesia pernah terjadi inflasi diatas 500 pada tahun 1966, pada
masa sekarang pemerintah menargetkan inflasi dibawah 10, namun dampak inflasi bagi masyarakat tidak semata-mata ditentukan tingginya
tingkat inflasi, namun juga kelompok barang yang mengalami inflasi. Jika inflasi disebabkan oleh kelompok barang kebutuhan pokok, maka akan
berpengaruh besar pada masyarakat, sebaliknya jika hanya barang mewah
11
yang mengalami kenaikan, maka hanya berpengaruh pada sekelompok kecil masyarakat.
Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian disuatu
wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan golongan masyarakat manakah yang terkena imbas yang menderita dari
inflasi yang sedang terjadi www.perbanas.go.id
3. Menurut Penyebabnya