41
kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Dari hasil perhitungan diperoleh R
2
sebesar 0,456. Artinya, variabel pertumbuhan jumlah uang beredar menjelaskan terjadinya perubahan tingkat
inflasi sebesar 45,6. Sementara sisanya, yaitu 54,4, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Secara teoretis, tingkat inflasi dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Dalam teori kuantitas uang, ditunjukkan bahwa jika jumlah uang beredar
meningkat, maka akibatnya dapat dilihat dari ketiga variabel lainnya: harga harus naik, kuantitas output harus naik, atau kecepatan perputaran uang
harus turun. saat Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar M dan menyebabkan perubahan proporsional terhadap nilai output nominal PY,
perubahan tersebut akan tercermin dalam tingkat harga P. Karena tingkat inflasi ditunjukkan oleh perubahan persentase dalam tingkat harga, maka
meningkatnya jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi.
3. Menurut Ni Nyoman Aryaningsih
Perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit sebesar
0,659 65,9 ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap permintaan kredit sebesar 65, 9 sisanya sekitar 34,1 dipengaruhi oleh variabel
lain. Namun dari uji t, diperoleh hitung lebih kecil dari t table, sehingga suku bunga tidak berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit.
42
Kedua, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh nilai koefisien regresi inflasi terhadap permintaan kredit sebesar
0,475 47,5. Sisanya sekitar 52,5 permintaan kredit dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan uji t variabel inflasi secara
partial tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan kredit. Ketiga, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial
diperoleh nilai koefisien pengaruh penghasilan terhadap permintaan kredit sebesar 0,739 73,9. Ini berarti penghasilan berpengaruh sebesar 73,9
Sisanya sekitar 26,1 dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan uji t, variabel pendapatan berpengaruh secara parsial
terhadap permintaan kredit. Keempat, perhitungan uji statistika regresi linier berganda secara
simultan menunjukan suku bunga, inflasi, dan pendapatan secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit. Hasil ini
ditunjukan oleh perolehan F hitung 2,443 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,82.
4. Menurut Luciana Spica Almilia dan Anton Wahyu Utomo
Dalam penelitiannya tentang tingkat suku bunga deposito menyimpan bahwa faktor internal ternyata paling berpengaruh terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka yang artinya bahwa kinerja perbankan itu sendiri lebih mempengaruhi dalam penetapan suku bunga deposito dibandingkan
dengan faktor eksternal yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat bahwa kinerja bank yang diproduksi dari rasio ROA
43
dan LDR ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan
dibandingkan dengan faktor eksternal yaitu tingkat inflasi yang hanya mampu mempengaruhi secara signifikan pada tingkat suku bunga deposito
berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan Bank Umum di Indonesia selama periode yang ditentukan dalam peneitian.
5. Menurut Rian Wahyudi