q = proporsi subjek yang menjawab item salah
p q
1
Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q
k = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan rumus:
2
1 2
xy xy
hitung
r n
r t
dimana: t
hitung
= nilai hitung koefisien validitas r
xy
= koefisien korelasi tiap butir soal n
= jumlah responden Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada
signifikansi 5 α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n - 2. Jika t
hitung
t
tabel
maka instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,00
r
0,20 Kecil
0,20
r 0,40
Rendah 0,40
r
0,70 Sedang
0,70
r 0,90
Tinggi 0,90
r
1,00 Sangat Tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan
menggunakan persamaan:
35
JS B
P
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
35
Ibid., h. 208.
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan tabel 3.4 berikut:
36
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30
Sukar 0,30
– 0,70 Sedang
0,70 – 1,00
Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:
37
B B
A A
J B
J B
DP
Keterangan: DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
B
A
= Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
36
Ibid., h. 210.
37
Ibid., h. 213-214.
B
B
= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar J
A
= Banyaknya peserta kelas atas J
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut:
38
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20
Jelek poor 0,20
– 0,40 Cukup satisfactory
0,40 – 0,70
Baik good 0,70
– 1,00 Baik sekali excellent
H. Teknik Analisis Data
Karena didalam teknik pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat
dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan
38
Ibid., h. 218.
dianalisis dengan menggunakan analisis uji t. Sedangkan data yang dihasilkan dari instrumen nontes akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum
melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:
a. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kuantitatif
1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
39
a Mencari skor terbesar dan terkecil
b Mencari nilai Rentangan R
terkecil skor
terbesar skor
R
c Mencari Banyaknya Kelas BK
39
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula Bandung: ALFABETA, 2009, h. 133-134.