Hasil Estimasi Model Permintaan Uang dengan Error Correction

Inflasi INF mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien 0,038748 berarti bahwa INF tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 naik 0,038748, ceteris paribus.

4.3.7 Hasil Estimasi Model Permintaan Uang dengan Error Correction

Mechanism ECM Hasil estimasi Error Correction Mechanism dari perintaan uang M1D selama periode 1999:4 – 2006:4 sebagai fungsi dari Produk Domestik Bruto, suku bunga deposito 3 bulan dan inflasi. Tabel 4.11. Hasil Estimasi Permintaan Uang Dengan ECM Dependent Variable: DLOGM1D Method: Least Squares Sampleadjusted: 2000:1 2006:4 Included observations: 28 after adjusting endpoints Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.003784 0.009091 0.416242 0.6811 DLOGGDP 0.175984 0.092824 1.895875 0.0706 DLOGINR -0.304936 0.069670 -4.376866 0.0002 DLOGINF 0.037145 0.008892 4.177306 0.0004 ECT-1 -0.967226 0.185495 -5.214297 0.0000 R-squared 0.790394 Mean dependent var 0.009043 Adjusted R-squared 0.753941 S.D. dependent var 0.082714 S.E. of regression 0.041030 Akaike info criterion -3.388595 Sum squared resid 0.038720 Schwarz criterion -3.150702 Log likelihood 52.44033 F-statistic 21.68241 Durbin-Watson stat 1.777807 ProbF-statistic 0.000000 Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 LOGM1D = 0,003784 + 0,175984 LOGGDP – 0,304936 INR + 0,037145 INF t-stat 1,895875 -4,376866 4,177306 -0,967226 ECT-1 t-stat -5,214297 Keterangan: = signifikan pada α = 10 = signifikan pada α = 1 Dari tabel 4.11 diperoleh hasil bahwa R 2 = 0,7904 yang berarti bahwa variabel bebas mampu menjelaskan variansi dari variabel terikat sebesar 79,04 sedangkan sisanya 20,96 diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil estimasi di atas menunjukkan bahwa tanda koefisien regresi LOGGDP bertanda positif, LOGINR bertanda negatif dan LOGINF bertanda positif. Hal ini sesuai dengan harapan dari teori. Dengan memperhatikan nilai statistik DW = 1,777807 terlihat bahwa disturbance term error dari LOGM1D tidak autokorelasi sehingga tidak terjadi spurious regression. Secara serentak variabel LOGGDP, LOGINR dan LOGINF signifikan secara statistik mempengaruhi LOG M1D dimana F-stat = 21,68241. Secara parsial diperoleh hasil bahwa Produk Domestik Bruto GDP berpengaruh secara signifikan pada tingkat α = 10 terhadap permintaan uang M1, Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 ceteris paribus. Produk Domestik Bruto GDP mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien 0,175984 berarti bahwa GDP tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 naik 0,175984, ceteris paribus. Secara parsial diperoleh hasil bahwa suku bunga deposito 3 bulan INR berpengaruh secara signifikan pada tingkat α = 1 terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Suku bunga deposito 3 bulan INR mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien -0,304936 berarti bahwa INR tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 turun 0,304936, ceteris paribus. Secara parsial diperoleh hasil bahwa inflasi INF berpengaruh secara signifikan pada tingkat α = 1 terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Inflasi INF mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien 0,037145 berarti bahwa INF tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 naik 0,037145, ceteris paribus. Dari hasil estimasi di atas menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel penelitian lolos dari berbagai uji diagnosis dan koefisien ECT-1 signifikan secara statistik dan tanda koefisien regresi sesuai dengan harapan teori. Nilai ECT -1 bertanda negatif memberikan arti bahwa masyarakat akan melakukan penyesuaian pada periode berikutnya dengan mengurangi uang M1 yang ingin dipegang. Hal ini Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 disebabkan jumlah uang yang beredar atau aktual lebih kecil dari rata-rata uang M1 yang diharapkan atau dipegang. Hasil ini memberi indikasi bahwa spesifikasi model adalah sahih dan selaras dengan hasil yang diperoleh dengan regresi kointegrasi, sehingga model ECM ini dapat dipakai untuk mengamati perilaku permintaan uang M1. Perilaku permintaan uang M1D dengan pendekatan stok penyangga adalah memasukkan variabel DU dan U-1 pada model ECM, dimana : DU = shock dalam jangka pendek U-1 = shock dalam jangka panjang. Model ini berfungsi untuk mengestimasi variabel shock yang meliput jumlah variabel shock yang meliput jumlah uang beredar M1D yang tidak dapat diantisipasi masyarakat dan ditaksir dengan menggunakan AR2 yaitu : LM1 = β + β 1 LM1 t-1 + β 2 LM1 t-2 . Hasil estimasi model ECM dengan pendekatan stok penyangga ditunjukkan pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Estimasi Model Permintaan Uang Dengan Pendekatan Stok Penyangga Dependent Variable: DLOGM1D Method: Least Squares Sampleadjusted: 2000:3 2006:4 Included observations: 26 after adjusting endpoints Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.015879 0.002759 5.756197 0.0000 DLOGGDP 0.411137 0.116219 3.537609 0.0022 DLOGINR -0.006649 0.005773 -1.151711 0.2637 DLOGINF 0.004606 0.001687 2.729925 0.0125 ECT-1 -0.246938 0.115191 -2.143729 0.0437 Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 DU 0.683838 0.087588 7.807407 0.0000 U-1 0.560517 0.579329 0.570329 0.3443 R-squared 0.949459 Mean dependent var 0.009043 Adjusted R-squared 0.935019 S.D. dependent var 0.082714 S.E. of regression 0.021085 Akaike info criterion -4.668186 Sum squared resid 0.009336 Schwarz criterion -4.335135 Log likelihood 72.35461 F-statistic 65.75094 Durbin-Watson stat 1.749971 ProbF-statistic 0.000000 Sumber : Data diolah dengan Eviews LOGM1D = 0,015879 + 0,411137 LOGGDP – 0,006649 INR + 0,004606 INF t-stat 3,537609 -1,151711 2,72995 -0,246938 ECT-1 + 0,683838 DU + 0,560517 U-1 t-stat -2,143729 7,807407 0,570329 Keterangan: = signifikan pada α = 5 = signifikan pada α = 1 Dari tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa R 2 = 0,949459 yang berarti bahwa variabel bebas mampu menjelaskan variansi dari variabel terikat sebesar 94,95 sedangkan sisanya 5,05 diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil estimasi di atas menunjukkan bahwa tanda koefisien regresi LOGGDP bertanda positif, LOGINR bertanda negatif dan LOGINF bertanda positif hal ini sesuai dengan harapan dari teori. Dengan memperhatikan nilai statistik DW = 1,749971 terlihat bahwa disturbance term error dari LOGM1D tidak Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 autokorelasi sehingga tidak terjadi spurious regression. Secara serentak variabel LOGGDP, LOGINR dan LOGINF signifikan secara statistik mempengaruhi LOG M1D dimana F-stat = 65,75094. Secara parsial diperoleh hasil bahwa Produk Domestik Bruto GDP berpengaruh secara signifikan pada tingkat α = 1 terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Produk Domestik Bruto GDP mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien 0,411137 berarti bahwa GDP tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 naik 0,411137, ceteris paribus. Secara parsial diperoleh hasil bahwa suku bunga deposito 3 bulan INR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus karena dalam jangka pendek hasrat masyarakat untuk memegang uang tidak terlalu sensitif terhadap suku bunga deposito. Hal ini memberi indikasi bahwa permintaan uang dalam jangka pendek lebih ditujukan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga.Suku bunga deposito 3 bulan INR mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan uang M1 dengan koefisien -0,006649 berarti bahwa INR tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 turun 0,006649, ceteris paribus. Secara parsial diperoleh hasil bahwa inflasi INF berpengaruh secara signifikan pada tingkat α = 5 terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Inflasi INF mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang M1 dengan Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 koefisien 0,004606 berarti bahwa INF tidak elastis inelastic terhadap permintaan uang M1, ceteris paribus. Dengan kata lain apabila GDP naik 1 maka permintaan uang M1 naik 0,004606, ceteris paribus. Dari hasil estimasi di atas menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel penelitian lolos dari berbagai uji diagnosis dan koefisien ECT-1 signifikan secara statistik dan tanda koefisien regresi sesuai dengan harapan dari teori. Hasil ini memberi indikasi bahwa spesifikasi model adalah sahih dan selaras dengan hasil yang diperoleh dengan regresi kointegrasi, sehingga model ECM ini dapat dipakai untuk mengamati perilaku permintaan uang M1. Pendapatan riil bertanda positif terhadap permintaan uang M1 hasil ini sesuai dengan harapan dari teori. Di sisi lain, suku bunga berpengaruh negatif terhadap permintaan uang M1 dalam jangka panjang sesuai dengan harapan teori. Namun dalam jangka pendek hasrat masyarakat untuk memegang uang tidak terlalu sensitif terhadap suku bunga deposito. Fenomena ini memberi indikasi bahwa permintaan uang dalam jangka pendek lebih ditujukan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil koefisien regresi variabel shock ternyata hanya signifikan untuk jangka pendek dan sekaligus mendukung hasil teori dari pendekatan stok penyangga yang melandasi permintaan uang M1 di Indonesia. Hasil estimasi OLS, ECM dan ECM dengan pendekatan stok penyangga telah membuktikan bahwa variabel permintaan uang M1D, Produk Domestik Bruto GDP, tingkat bunga deposito 3 bulan INR dan inflasi INF saling terkointegrasi. Berarti keempat indicator ekonomi tersebut saling mempengaruhi dan mencapai Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 keseimbangan dalam jangka panjang. Untuk mengetahui berapa periode keempat variabel mencapai keseimbangan dan berapa pengaruh antar variabel digunakan analisis Vector Autoregression VAR.

4.3.8 Hasil Estimasi Vector Autoregression