Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi

Perekonomian Indonesia tahun 2006 menunjukkan perkembangan yang semakin mantap, bahkan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat, perkembangan tersebut didukung oleh semakin terjaganya kestabilan makro ekonomi melalui penerapan kebijakan yang konsisten. Optimisme pelaku ekonomi juga memberikan sumbangan positif yang dalam perkembangannya semakin diperkuat oleh proses pemilihan umum yang berlangsung secara demokratis, aman dan lancar. Meskipun demikian kerja keras masih harus ditingkatkan mengingat perbaikan yang terjadi belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing ekonomi. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi kedua pasca krisis, yaitu sebesar 5,48 persen sedangkan yang tertinggi tahun 2005 sebesar 5,68 persen, yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Konsumsi mengalami pertumbuhan yang relatif stabil , sedangkan kegiatan investasi meningkat tajam, demikian pula pertumbuhan ekspor barang dan jasa terus meningkat, seiring dengan meningkatnya volume perdagangan dunia yang diikuti dengan melonjaknya harga-harga komoditi minyak dan gas bumi migas serta non migas. Sementara itu meningkatnya kegiatan investasi didorong Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 oleh membaiknya permintaan domestik dan dukungan pembiayaan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor, kegiatan impor barang dan jasa juga turut mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut berhasil memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat yang tercermin pada peningkatan pendapatan per kapita. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut didukung dan dicapai dengan stabilitas makro ekonomi yang terjaga. Perkembangan inflasi tahun 2006 lebih rendah dibandingkan tahun 2005. Berikut ini dapat dilihat perkembangan beberapa indicator makro ekonomi dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2006. Tabel 4.1. Pertumbuhan Beberapa Indikator Ekonomi Pertumbuhan Persen 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 M1 beredar 23,16 30,13 9,58 7,99 16,60 13,41 11,07 28,08 Produk Domestik Bruto GDP 0,79 4,91 3,64 4,50 4,78 5,03 5,68 5,48 Inflasi 2,01 9,35 12,55 10,03 5,06 6,40 17,11 6,60 Suku Bunga Deposito 3 bulan 12,95 13,24 17,24 13,63 7,14 6,71 11,75 9,71 Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Ditengah kemajuan yang dicapai dan dinamika ekonomi yang berlangsung pada tahun 2006, masih terdapat sejumlah permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Pemerintah masih harus berupaya keras untuk mengatasi iklim investasi yang belum kondusif, ditengah kapasitas produksi yang belum optimal, efisiensi yang Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 masih rendah yang mengakibatkan rendahnya daya saing perekonomian dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Selain permasalahan di atas, perekonomian Indonesia tahun 2006 juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat aktivitas perekonomian. Disisi eksternal, kecenderungan suku bunga global yang meningkat diperberat juga oleh peningkatan harga minyak yang tinggi serta perubahan persepsi global yang berdampak pada aliran modal khusunya yang berjangka pendek, pada gilirannya dapat mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia. Selain itu kenaikan harga minyak juga berdampak pada peningkatan defisit Anggaran dan Belanja Negara APBN karena meningkatnya beban subsidi serta imported inflation yang memberikan tekanan pada inflasi. Berbagai tantangan yang melingkupi perekonomian menghadapkan para pengambil kebijakan yang harus dilakukan secara hati-hati. Disektor moneter, tantangan tersebut berupa meningkatnya potensi tekanan inflasi yang bersumber dari depresiasi nilai tukar dan ekspetasi inflasi yang tinggi. Di bidang perbankan, struktur dan kelembagaan yang belum kuat serta intermediasi perbankan yang belum berjalan optimal mengakibatkan terhambatnya dukungan perbankan dalam pembiayaan riil, meskipun tahun 2006 mencatat adanya perbaikan, sementara itu kebijakan fiskal dihadapkan pada tantangan untuk mengurangi defisit APBN akibat tingginya subsidi BBM. Di sektor riil, tantangan kebijakannya adalah untuk meningkatkan konsistensi antar berbagai ketentuan, memperkuat pelaksanaan kebijakan di lapangan dan menyelaraskan peraturan pemerintah pusat dan daerah. Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk merespon berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia dan Pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk memperkokoh stabilitas makro ekonomi sekaligus tetap mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter diarahkan untuk tetap konsisten mencapai inflasi yang diharapkan. Begitu pula kebijakan secara garis besar masih difokuskan pada upaya peningkatan stabilitas perbankan dan meningkatkan peran perbankan dalam perekonomian terutama penyaluran kredit.

4.2 Perkembangan Moneter