BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Permintaan Uang
Konsep permintaan uang selalu memegang peranan penting dalam teori moneter dan juga merupakan bidang yang menjadi diskusi dan perdebatan antar
berbagai aliran teori moneter. Dalam bidang ini, teori moneter modern terpecah menjadi 2 aliran besar, yaitu aliran yang bersumber pada teori kuantitas klasik dan
aliran keynesian. Berbagai variasi dari kedua aliran besar ini dapat dijumpai dalam literature ekonomi moneter. Banyak peneliti mencoba mencari titik temu antara
kedua aliran ini, namun sampai saat ni masih dapat dilihat adanya penggolongan para ekonom kedalam dua aliran tersebut. Perbedaan antara aliran klasik dan keynesian
terletak pada pandangan mereka tentang harapan akan perubahan di masa depan, serta mekanisme penyesuaian terhadap saldo kas riil yang dikehendaki.
Aliran klasik memandang bahwa harapan akan perubahan di masa depan penting peranannya dalam jumlah uang yang diminta, sedang aliran keynessian tidak.
Menurut aliran Klasik, apabila terjadi kelebihan saldo kas yang dipegang masyarakat akan menyesuaikannya dengan membeli barang-barang. Pembelian akan barang-
barang ini dapat meningkatkan produksi apabila kapasitas produksi masyarakat belum sepenuhnya dipergunakan dan akan menaikkan harga-harga bila perekonomian sudah
bekerja pada kapasitas penuh.
Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008
Menurut aliran Keynesian, kelebihan saldo kas yang dipegang masyarakat akan ditukarkan dengan surat-surat berharga. Perilaku ini akan menurunkan suku
bunga yang dapat mendorong naiknya investasi. Kenaikkan investasi ini dapat menaikkan permintaan agregat akan meningkatkan produksi atau harga-harga
tergantung apakah perekonomian sudah bekerja pada kapasitas penuh atau belum. Perbedaan teori klasik dan Keynesian juga menyangkut kondisi lembaga
keuangan yang ada di masyarakat. Mekanisme penyesuaian teori klasik cocok untuk perekonomian yang sektor keuangannya belum maju. Kondisi ini menyebabkan
hanya ada dua pilihan bentuk kekayaan masyarakat yaitu uang dan barang. Disamping itu, mekanisme ini cocok untuk perekonomian yang telah mengalami
inflasi dalam kurun waktu yang lama, sehingga harapan perubahan harga berpengaruh penting dalam penentuan saldo kas yang dipegang. Mekanisme keyness cocok untuk
perekonomian yang telah mempunyai sektor keuangan yang maju. Dengan demikian perekonomian ini mampu melayani perilaku pembelian surat-surat berharga,
mekanisme ini diperuntukkan bagi perekonomian yang tidak mengalami inflasi dalam waktu yang lama, karena faktor harapan perubahan harga tidak penting dalam
penentuan saldo kas yang dipegang masyarakat. Ketika jumlah roti yang diinginkan bergantung pada harga roti, jumlah uang
yang diinginkan bergantung pada harga dari memegang uang. Maka, permintaan terhadap keseimbangan riil bergantung pada tingkat pendapatan dan tingkat bunga
nominal. Dengan demikian persamaan permintaan uang secara umum dapat ditulis sebagai berikut :
Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008
MP
d
= Li, Y 2.1
Huruf L digunakan untuk menyatakan permintaan uang karena uang adalah asset perekonomian yang paling likuid asset yang paling mudah digunakan untuk
melakukan transaksi. Persamaan diatas menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas keseimbangan uang riil adalah fungsi dari pendapatan dan tingkat bunga
nominal. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar permintaan terhadap keseimbangan uang riil. Semakin tinggi tingkat tingkat bunga nominal i, semakin
rendah permintaan permintaan terhadap keseimbangan uang riil. Keyness menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan
kegunaan uang. Berdasarkan kegunaannya uang dapat berfungsi sebagai alat tukar transaksi dan penyimpan kekayaan. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang
kas, Keyness membedakan antara motif transaksi dan berjaga-jaga serta spekulasi. Seseorang memerlukan uang, pertama, karena akan melakukan transaksi dan
kedua untuk berjaga-jaga kalau sakit, musibah dan sebagainya yang pada akhirnya merupakan kegiatan transaksi. Motif yang ketiga adalah motif spekulasi. Dalam hal
ini seseorang berusaha supaya hasil dari uang yang dipegang maksimum, dengan cara mengkombinasikan uang yang dipegang dengan bentuk kekayaan lainnya.
Keterkaitan antara uang, harga dan tingkat bunga dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008
Penawaran uang
Tingkat harga
Tingkat inflasi
Tingkat bunga nominal
Permintaan uang
Gambar 2.1. Keterkaitan antara Uang, Harga dan Tingkat Bunga
Pada gambar 2.1 menunjukkan hubungan diantara uang, harga dan tingkat bunga. Penawaran dan permintaan uang menentukan tingkat harga. Perubahan
dalam tingkat harga menentukan tingkat inflasi. Tingkat inflasi mempengaruhi tingkat bunga nominal. Karena merupakan biaya dari memegang uang, tingkat bunga
nominal bisa mempengaruhi permintaan uang. Hubungan terakhir ini ditunjukkan oleh panah dibawah dihilangkan dari teori kuantitas uang dasar.
2.2 Pendekatan Stok Penyangga Permintaan Uang