Permintaan Uang M1 Produk Domestik Bruto GDP

oleh Bank Indonesia berpotensi menghadapi tekanan inflasi ke depan. Dalam upaya menjawab tantangan ini kebijakan moneter secara perlahan bergulir menuju ketat seperti tercermin pada tertahannya penurunan suku bunga. Sementara itu upaya pengendalian likuiditas perbankan tetap dilakukan secara optimal. Secara keseluruhan kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia telah memberikan sumbangan pada realisasi pertumbuhan uang primer yang relatif terkendali, meskipun sedikit melampui perkiraan indikatifnya, sedangkan jumlah uang yang beredar mengalami perkembangan yang positif baik dari segi nilai nominal maupun pertumbuhan. Sementara itu masih cukup besarnya likuiditas perbankan mendorong suku bunga instrumen moneter cenderung menurun.

4.3 Hasil Penelitian

Bagian ini menguraikan hasil-hasil selama periode penelitian, yaitu mengenai hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang dalam arti sempit M1 yaitu Produk Domestik Bruto, tingkat bunga deposito dan inflasi.

4.3.1 Permintaan Uang M1

Permintaan uang M1 adalah jumlah uang kartal dan giral yang pegang masyarakat. Rata-rata pertumbuhan jumlah uang M1 yang dipegang oleh masyarakat selama periode 1999 sampai dengan 2006 secara keseluruhan mengalami perkembangan yang fluktuatif. Rata-rata pertumbuhan jumlah uang M1 yang dipegang masyarakat pada tahun 1999 sebesar 23,16 persen kemudian meningkat Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 pada tahun 2000 sebesar 30,13persen dan pada tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 9,58 persen dan turun lagi menjadi 7,99 persen pada tahun 2002. Pada tahun 2003 mengalami peningkatan menjadi 16,60 persen kemudian menurun pada tahun 2004 menjadi 13,41 persen dan turun lagi menjadi 11,07 persen pada tahun 2005 kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi 28,08 persen. Pertumbuhan tersebut mencerminkan semakin membaiknya daya beli perekonomian seiring pertumbuhan ekonomi ekonomi dan terkendalinya inflasi. Tabel 4.2. Perkembangan Jumlah Uang M1 Periode 1999:1 – 2006:4 Tahun M1 Milyar Rp Tahun M1Milyar Rp 1999:1 105.705 2003:1 181.239 1999:2 105.964 2003:2 194.878 1999:3 118.124 2003:3 207.587 1999:4 124.633 2003:4 223.799 2000:1 124.663 2004:1 218.998 2000:2 133.832 2004:2 234.726 2000:3 135.832 2004:3 240.911 2000:4 162.186 2004:4 253.818 2001:1 148.375 2005:1 250.492 2001:2 160.142 2005:2 267.635 2001:3 164.237 2005:3 273.954 2001:4 177.731 2005:4 281.905 2002:1 166.173 2006:1 277.293 2002:2 174.017 2006:2 313.153 2002:3 181.791 2006:3 333.905 2002:4 191.939 2006:4 361.073 Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik BPS Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008

4.3.2 Produk Domestik Bruto GDP

Produk Domestik Bruto GDP konstan yang merupakan proksi pendapatan atau juga merupakan sebuah ukuran yang memberikan gambaran umum tentang perkembangan perekonomian suatu negara selama periode 1999 sampai dengan 2006 secara umum mengalami perkembangan yang meningkat. Dari tabel 4.3 ditunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 sebesar 0,79 persen kemudian meningkat menjadi 4,91 persen pada tahun 2000 dan pada tahun 2001 turun menjadi 3,64 persen. Pada tahun 2002 meningkat menjadi 4,50 persen dan kemudian meningkat menjadi 4,78 persen pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga tahun 2005 menjadi 5,68 persen dan turun menjadi 5,48 persen pada tahun 2006. Meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Bruto GDP ini akibat dari semakin menurunnya tingkat suku bunga moneter dan terkendalinya tingkat inflasi serta adanya perbaikan iklim investasi oleh pemerintah sehingga terjadinya peningkatan investasi. Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 4.3. Perkembangan Produk Domestik Bruto GDP Konstan Atas Dasar Harga Tahun 2000 Periode 1999:1 – 2006:4 Tahun GDP Milyar Tahun GDPMilyar 1999:1 329.334,7 2003:1 386.743,9 1999:2 326.857,0 2003:2 394.620,5 1999:3 339.291,4 2003:3 405.607,6 1999:4 330.342,5 2003:4 390.199,3 2000:1 342.852,4 2004:1 402.597,3 2000:2 340.865,2 2004:2 411.935,5 2000:3 355.289,5 2004:3 423.852,3 2000:4 350.762,8 2004:4 418.131,7 2001:1 356.114,9 2005:1 427.003,0 2001:2 360.553,0 2005:2 436.110,0 2001:3 367.517,4 2005:3 448.492,5 2001:4 356.240,4 2005:4 439.050,6 2002:1 368.650,4 2006:1 448.276,8 2002:2 375.720,9 2006:2 457.724,7 2002:3 387.919,6 2006:3 474.797,5 2002:4 372.925,5 2006:4 465.855,9 Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik BPS

4.3.3 Suku Bunga