Error Correction Mechanism Uji Signifikansi

3 Apakah residualnya stasioner? Jika stasioner, berarti regresi tersebut merupakan regresi kointegrasi, atau variabel terikat dan bebas yang tidak stasioner tersebut terkointegrasi sehingga menghasilkan residual yang stasioner. ii Uji Kointegrasi Durbin-Watson Pengujian ini relatif sederhana, dengan tahapan sebagai berikut: 1 Hitung statistic Durbin-Watson d. Mengingat d = 21- ρ, maka pada saat ρ = 1, maka d = 0. Oleh karenanya hipotesis yang digunakan: H : d =0 2 Bandingkan nilai d hitung dengan d tabel , dengan kriteria sebagai berikut: d hitung d tabel maka tolak H , yang berarti μt stasioner dan terjadi kointegrasi antar variabel.

3.5.3 Error Correction Mechanism

Dalam jangka panjang model permintaan uang M1 terhadap pendapatan nasional, suku bunga deposito 3 bulan dan inflasi merupakan regresi kointegrasi atau mengalami keseimbangan jangka panjang. Dalam jangka pendek, permintaan uang mungkin tidak mengalami keseimbangan atau disequilibrium. Oleh sebab itu disturbance term error pada persamaan 3.1 digunakan untuk menyatakan bahwa Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 dua atau lebih variabel terkointegrasi maka hubungan dua atau lebih variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai error correction mechanism ECM. Jika estimasi koefisien regresi komponen koreksi kesalahan tidak signifikan, maka hubungan keseimbangan seperti yang diinginkan oleh teori tidak dapat ditaksir dan dapat diduga akan adanya kemungkinan kesalahan spesifikasi. Kesalahan ini dapat terjadi antara lain karena kesalahan memilih variabel yang relevan, kesalahan bentuk fungsi, kesalahan membuat definisi operasional dan cara mengukurnya serta kesalahan pemilihan atau pengambilan sampel. Dengan sendirinya estimasi koefisien regresi koreksi kesalahan dapat dijadikan peringatan awal sebelum peneliti membahas lebih lanjut hasil penelitiannya.

3.5.4 Uji Signifikansi

Setelah dinyatakan model tersebut valid, lalu dilakukan uji asumsi klasik dengan uji autokorelasi. Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti data dalam time series. Sehingga terdapat saling ketergantungan antara faktor penganggu yang berhubungan dengan observasi yang dipengaruhi oleh unsur gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. Oleh sebab itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam data runtut waktu time series, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam data cross sectional. Uji untuk melihat autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson Test ataupun dengan uji Langrange Multiplier Test LM Test. Namun uji D-W Test Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008 tidak bisa diterapkan terhadap model regresi yang mempunyai kelambanan lagged dari variabel indenpenden. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan uji LM Test. Dengan membandingkan nilai χ 2 hitung terhadap χ 2 tabel dinyatakan penilaian sebagai berikut: 1. Jika nilai χ 2 hitung χ 2 tabel, maka hipotesisnya yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan ditolak. 2. Jika nilai χ 2 hitung χ 2 tabel, maka hipotesisnya yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak. Wahid Sulaiman : Analisis Permintaan Uang di Indonesia Dengan Pendekatan Stok Penyangga, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN