Tahap Penyelesaian PROSEDUR PENELITIAN

melaksanakan segala perintah dan meniggalkan semua larangan-Nya. Dengan demikian anak itu akan sholeh dan terpeliharalah ia dari api neraka di Hari Akhir. Berkata Abi Thalib tentang ayat diatas, “ajarkanlah kebaikan dalam dirimu dan keluargamu.”diriwayatkan oleh hakim dalam Mustadrak jil. IV,hlm. 494. Hadis ini sahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya. Fakhrurazi menafsirkan ayat “qu anfusakum” di atas dengan makna meninggalkan apa yang telah dilarang Allah atas dirimu. Sedangkan miqatil menafsirkan ayat diatas dengan hendaknya seorang muslim mendidik, dirinya dan keluarganya. Menyuruh meraka untuk melakukan kebaikan dan melarangnya dari kejahatan. 2 Sebagaimana dijelaskan oleh ayat tadi adalah menjaga diri, istri, dan anak- anak, serta anggota keluarganya dari api neraka. Maka tidaklah cukup bagi dirinya menjadi seorang yang memiliki komitmen dan bertakwa, bila ia memberikan anak istrinya berjalan menuju penyimpangan dan kehancuran. Apabila ia tidak menjaga mereka, maka perjalanan nasibnya akan kembali kepada kerugian yang nyata, sebagaimana Allah SWT menggambarkan orang-orang yang merugi dalam firman-Nya                Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata ”. 3 Sedangkan dari hadistnya adalah : ر تع س : ق ع ه ىضر ر ع يب نع ع ر ك : قي ع ص ه س ر خ ل ر تيعر نع س ع ر ا تيعر نع س ك 2 Hafizh, op. cit., h. 37-38 3 Husain Mazhahiri, op. cit.,h.xvi “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Penguasa adalah pemipin, dan akan dimintai, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggunjawaban atas kepemimpinannya. ” 4 “Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluarga kamu dan didiklah mereka ”. H.R Abdu Arrazaq dan Sa’id bin Manshur Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara : mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca al- Qur’an.. H.R.Ath-Thabrani. 5

B. SIFAT-SIFAT PENDIDIK DALAM ISLAM

Memang tidak ada manusia sempurna selain Rosulullah saw. Namun orang tua harus berusaha memiliki sifat-sifat terpuji agar bisa dijadikan teladan bagi anak-anaknya. Semakin baik sifat-sifat orang tua sebagai pendidik, semakin dekat tingkat keberhasilannya dalam mendidik anak. Berikut ini adalah sifat-sifat yang harus disandang oleh pendidik sukses: 6

1. Ikhlas

Arti ikhlas ialah murni atau bersih, tidak ada campuran. Ibarat emas, ialah emas tulen, bersih dari segala macam campuran yang lain seperti perak dan lain sebagainya. Maksud bersih disini adalah, bersihnya suatu pekerjan 4 Hafizh, op. cit., h. 36-37 5 Ulwan, op. cit.,.h.145 6 Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak, Terj. Dari Manhaj Tarbiyah Nabawiyah Lith Thifli,oleh Hamim tohari, dkk., jakarta: Al- I’tishom Cahaya Umat,2004 h.18