Tanggung Jawab Pendidikan Sosial

dasar kejiwaan yang mulia lagi mantap dan dengan pedoman-pedoman pendidikan yang abadi. Pembentukan keperibadian Islam ini tidak akan sempurna kecuali dengannya, dan tidak akan saling menyempurnakan kecuali dengan jalan mewujudkannya, dan pada saat yang sama, ia merupakan nilai-nilai manusia abadi. Untuk menanamkan dasar-dasar kejiwaan ini pada jiwa perseorangan dan kelompok, Islam telah memberikan bimbingan-bimbingannya yang bernilai dan pesan-pesannya yang praktis agar pendidikan sosial menjadi lebih sempurna maknanya, sehingga masyarakat tumbuh berkembang atas dasar kerja sama yang produktif, ikatan yang kuat, sopan santun yang luhur, saling mencintai, dan kritik dari yang konstruktif. Berikut ini adalah perihal dasar-dasar kejiwaan yang selalu diupayakan Islam penanamannya; a Akidah Iman dan taqwa b Keutamaan persaudaraan dan percintaan c Prinsip-prinsip kasih sayang d Sabar e Sikap berani tampil dan berani karena benar 50 2. Memelihara hak orang lain Sebelumnya telah dijelaskan bahwa landasan utama yang mengharuskan tegaknya prilaku sosial adalah sebagai berikut. Akidah iman dan takwa, keutamaan persaudaraan dan percintaan, prinsip-prinsip kasih sayang , sabar, sikap berani tampil dan berani karena benar al-jurah. Andaikata para pendidik tidak menanamkan dasar-dasar kejiwaan ini pada diri anak-anak mereka sejak kecil, maka mereka akan hidup menyimpang di tengah-tengah masyarakat. Bahkan mereka akan menjadi alat penghancur tata nilai dan akan menjadi benih- benih kriminalitas sosial. Jika tumbuh dewasa atas kehancuran dan penyimpangan ini, maka bimbingan, pendidikan, dan perbaikan tidak lagi akan bermanfaat buat mereka. 50 Ibid., h 2 Pengantar ini dapat kita simpulkan bahwa memelihara hak-hak sosial merupakan kelaziman yang harus disertai dengan dasar-dasar kejiwaan yang mulia, bahkan dengan ungkapan yang lebih jelas bahwa dasar-dasat kejiwaan adalah jiwa, sedangkan memelihara hak-hak masyarakat merupakan fenomena lahir. Bisa juga dikatakan, yang pertama merupakan rohnya, dan yang kedua merupakan jasadnya. Maka mustahil bila yang pertama tidak menghujatkan yang kedua. Jika tidak, tentu akan terjadi keguncangan dan kekacaubalauan. 51 3. Disiplin etika sosial Mengenai pendidikan anak, Islam telah meletakkan sendi-sendi sosial dimana anak sejak dini sudah dibiasakan menjalankan etika sosial secara umum, dibentuk atas dasar-dasar pendidikan yang sebenarnya. Tujuannya, bila sudah dewasa dab dapat menangkap esensi segala masalah, ia dapat bergaul dengan sesamanya ditengah-tengah masyarakat dengan kebaikan yang maksimal dan simpatik, dengan cinta yang utuh, dan dengan budi pekerti yang luhur. Tidak diragukan lagi bahwa etika sosial yang akan dibahas pada bagian ini berkaitan dengan pembahasan tentang “penanaman dasar kejiwaan”. Karena pergaulan sosial atau disiplin etika sosial secara umum pada saat bertindak dengan landasan iman, takwa, dasar-dasar persaudaraan dan kasih sayang serta perasaan luhur mementingkan orang lain dan perasaan sabar, pendidikan anak dalam bidang sosial akan mencapai derajat luhur dan ideal. Bahkan dalam bertingkah laku, berakhlak, dan bergaul dengan masyarakat, anak akan tampak lebih baik, bersikap seperti orang dewasa, bijaksana, cendikia, dan yang mempunyai keseimbangan. Dalam membahas pendidikan sosial, dikemukakan beberapa pokok pembahasan yang dapat menerangi jalan bagi para pendidik. Pokok pembahasan itu antara lain: a Etika makan dan minum, b Etika mengucapkan Assalamualaikum, c Etika meminta izin masuk rumah, 51 Ibid., h 32 d Etika duduk dalam pertemuan, e Etika berbicara, f Etika bergurau, g Etika menyampaikan ucapan selamat, h Etika menjenguk orang sakit, i Etika ta’ziyah melayat orang mati, dan j Etika bersin dan menguap. 52 4. Kontrol dan kritik sosial Di antara dasar-dasar sosial terpenting dalam membentuk dan mendidik tingkah aku anak adalah membiasakannya sejak dini untuk melakukan kontrol dan kritik sosial, membina setiap orang yang bergaul dengannya, dan memberi nasihat kepada orang yang menyimpang dari etika Islam. Ringkasannya, anak harus dibiasakan melakukan amar makruf nahi munkar menyuruh kebaikan dan mencegah kejahatan yang merupakan dasar- dasar pokok agama Islam dalam mengontrol opini umum, memerangi kerusakan dan penyimpangan, dan memelihara nilai, idealisme, dan moralitas umat Islam. Kita sangat membutuhkan para pendidik yang sungguh-sungguh dan sadar terhadap tanggung jawabnya pada anak kecil sejak buaian untuk menanamkan sikap berani kalau menyampaikan yang hak sehingga manakala anak itu mencapai usia matang, ia sudah siap melakukan kritik, memberikan nasihat, dan mengatakan yang benar. Ia siap tampil dengan sebaik-baiknya dalam mengemban tanggung jawab di atas. Bahkan siap berdakhwah menyampaikan risalah Islam, meluruskan yang menyimpang, tak pernah takut kepada cercaan demi melaksanakan hukum Allah, dan tak gentar dalam menyatakan kebenaran di depan orang zalim sekalipun. 53

4. Tanggung Jawab Pendidikan Fisik

52 Ibid., h 101-102 53 Ibid., h 182-183 Diantara berbagai tanggung jawab yang di wajibkan oleh Islam kepada para orang tua adalah tanggung jawab pendidikan fisik anak-anak tumbuh seiring dengan baiknya pertumbuhan fisik, kuat badan, bergairah dan bersemangat. 54 Tanggung jawab orang tua dalam mendidik fisik anak-anak adalah sebagai berikut: 1. Kewajiban menafkahi keluarga dan anak Mendidik anak dalam skala yang lebih luas tak hanya masalah apa dan bagaimananya. Diluar itu masih banyak hal lain yang ada untuk menunjang terbentuknya generasi penerus yang berkualitas. Masalah suplai gizi, sarana pengembangan kreativitas anak yang beraneka rupa, kesehatan, rekreasi bekal pengetahuan, suasana dan kondisi rumah turut berperan juga. Dilihat dari kacamata ekonomi, dalam hitungan tertentu, mendidik anak sering identik dengan upaya yang cukup lumayan. Sunatullah menggariskan bahwa pengembangan kepribadian seorang anak haruslah berimbang antara fitriyah, ruhiyah, jasadiyahnya. Orang tua dituntut mampu memenuhi kebutuhan ini, terutama suamiayah. Allah SWT berfirman : ”.Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma`ruf ……” QS. Al Baqarah : 233 Program yang ideal dari para orang tua muslim untuk mendidik anak, kadang kandas karena kurangnya dukungan sarana dan dana. Bagaimanapun anak tak hanya butuh masukan ruh seperti pelajaran shalat, qiro’ah, do’a, akhlak dan aqidah. Oleh karena itu, orang tua melaksanakan tugas dan kewajiban untuk memberi nafkah yang cukup dari rizki yang betul- betul halal baik secara’ainiyah bendanya maupun hukmiyah hasil perolehannya. Makanan yang di makan oleh anak itu mempunyai 54 DR.Abdullah Nasih Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam, oleh Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Bandung:Remaja Rosda Karya,1990 h.1 pengaruh kepada pertumbuhan jasmani dan rohani sekaligus berpengaruh terhadap intelegensi anak. 2. Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur, agar semua itu menjadi kebiasaan bagi akhlak anak-anak. Adab Islam adalah adab baik yang merupakan perilaku yang dicintai oleh Allah dan Rasul-nya. Sebagai muslim, berpegang teguh pada adab yang disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam mendidik anak dengan adab islam yang terpuji, oran tua tahu pedomannya berdasarkan Al- Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan tatacara makan dan minum kepada anak, tata cara tidur dan bangun tidur. Tuntunan adab Islam menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkannya kepada anak- anaknya sifat dan adab terpuji tersebut mempribadi dalam diri mereka. 3. Menghindari penyakit menular kewajiban orang tua, terutama para ibu, adalah bila salah seorang dari mereka tertimpa suatu penyakit menular, mereka memisahkannya dari anak-anak lain sehingga penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain. 4. Kewajiban mengobati penyakit berobat itu berpengaruh besar dalam menolak penyakit dan menyembuhkannya. Orang tua harus memperhatikan anak-anak saat mereka ditimpa musibah dan mengobatinya saat mereka sakit. 5. Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain”. Orang tua wajib membimbing anak-anaknya dalam memelihara kesehatan dan menumbuhkan kekuatan fisiknya. Begitu juga mereka hendaknya meminta bantuan para ahli tentang bagaimana seharusnya memelihara fisik dari berbagai bahaya penyakit dan dari penyakit-penyakit menular. 6. Membiasakan anak berolahraga