Nabi pernah memperingatkan seorang lelaki yang meminta pesan khusus kepada beliau yang kemudian beliau menjawab, “jangan marah”,
sampai tiga kali Rasulullah saw bersabda
“Orang kuat itu bukanlah orang yang selalu menang dalam berkelahi, akan tetapi orang kuat itu adalah orang yang menguasai menahan diri ketika
marah.” HR. Muttafaq’alaih Jika seorang dapat menguasai amarahnya dan dapat menahan murka-Nya,
maka hal itu menjadi keberuntungan tersendiri bagi dirinya dan juga bagi anaknya.
17
7. Ada Senjang Waktu dalam Memberi Nasihat
Seringkali banyak bicara itu tidak mendatangkan hasil. Sebab itulah Imam Ibnu Hanifah berpesan kepada para muridnya, “janganlah kalian
mengajarkan fiqih kalian kepada orang yang sudah tidak berminat”. Ibnu Mas’ud ra. hanya memberi nasihat kepada para sahabat setiap hari kamis.
Maka ada seorang yang be rkata kepada beliau,”Wahai Abu Abdurrahman,
alangkah baiknya jika anda memberi nasihat kepada kami setiap hari.”Beliau menjawab,”Saya enggan begitu karena saya tidak ingin membuat kalaian
merasa bosan dan saya memberi senjang waktu dalam memberikan nasihat sebagaimana Rasulullah lakukan terhadap kami dulu karena khawatir kami
bosan.”Muttafaq ‘alaih.
18
Orang tua tidak dianjurkan untuk menasihati anak setiap hari, dikarenakan takut si anak bosan, jadi si anak bukan mendengarkan nasihat
orang tuanya, melainkan tidak mendengarkan sedikitpun nasihat yang
17
Abdussalam, op. cit., h.108.
18
Suwaid, op. Cit., h.22.
diberikan orangtuanya dan tidak akan menerapkan apa saja yang dinasehati oleh orangtuanya.
8. Keteladanan.
Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan.
Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-
pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak.
Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang
yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak. Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak
permata hidupnya dan penerus generasi, setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang
keras memberikan suri teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.
C. TANGGUNGJAWAB ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK
MENURUT PANDANGAN ISLAM
Imam Al-Ghazali berkata: anak adalah amanat bagi orangtuanya, hatinya bersih, suci, dan polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran. Anak akan
selalu menerima segala yang diukirnya, dan akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk
melakukan kebaikan, niscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orangtuanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sang anak akan
menjadi orang yang terdidik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah ia.