Tanggung Jawab Pendidikan Fisik

pengaruh kepada pertumbuhan jasmani dan rohani sekaligus berpengaruh terhadap intelegensi anak. 2. Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur, agar semua itu menjadi kebiasaan bagi akhlak anak-anak. Adab Islam adalah adab baik yang merupakan perilaku yang dicintai oleh Allah dan Rasul-nya. Sebagai muslim, berpegang teguh pada adab yang disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam mendidik anak dengan adab islam yang terpuji, oran tua tahu pedomannya berdasarkan Al- Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan tatacara makan dan minum kepada anak, tata cara tidur dan bangun tidur. Tuntunan adab Islam menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkannya kepada anak- anaknya sifat dan adab terpuji tersebut mempribadi dalam diri mereka. 3. Menghindari penyakit menular kewajiban orang tua, terutama para ibu, adalah bila salah seorang dari mereka tertimpa suatu penyakit menular, mereka memisahkannya dari anak-anak lain sehingga penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain. 4. Kewajiban mengobati penyakit berobat itu berpengaruh besar dalam menolak penyakit dan menyembuhkannya. Orang tua harus memperhatikan anak-anak saat mereka ditimpa musibah dan mengobatinya saat mereka sakit. 5. Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain”. Orang tua wajib membimbing anak-anaknya dalam memelihara kesehatan dan menumbuhkan kekuatan fisiknya. Begitu juga mereka hendaknya meminta bantuan para ahli tentang bagaimana seharusnya memelihara fisik dari berbagai bahaya penyakit dan dari penyakit-penyakit menular. 6. Membiasakan anak berolahraga orang tua membiasakan anak-anaknya berolahraga agar tumbuh dengan badan yang sehat, badan yang kuat, bergairah dan penuh semangat. 7. Membiasakan anak hidup sederhana, tidak mewah dan tenggelam dalam kenikmatan. Orang tua membiasakan anak-anaknya hidup sederhana tidak membiarkan hawa nafsu keduniawiannya atau bersikap konsumerisme untuk mengantisipasi gaya hidup kompetitif persaingan dizaman moderen ini. 8. Membiasakan anak hidup bersungguh-sungguh, jantan dan menghindari pengangguran dan penyimpangan orang tua menanamkan pada jiwa mereka sikap jantan, hidup sederhana, dan berakhlak mulia. Begitu juga mereka berkewajiban menjauhkan anak-anak itu dari apa pun yang dapat mengancam kejantanan dan kepribadian yang dapat merusak akal dan tubuh. Sebab upaya seperti itu tidak diragukan lagi akan menyelamatkan pemikiran, menguatkan tubuh, memelihara moral, menyucikan batin, dan menguatkan wujud cita- cita mereka. Kenyataan-kenyataan yang menyedihkan dimasyarakat kita adalah gejala merokok yang sudah merajalela. Kemana saja orang berpaling, disitu mereka akan dapati kebiasaan negatif dan rusak ini ditengah-tengah segala tingkatan masyarakat, mulai anak-anak, orang dewasa, laki-laki dan perempuan, kakek-nenek dan pemuda. Semuanya tidak bisa lepas dari gejala ini kecuali orang yang hendaknya mampu mengalahkan hawa nafsunya. Orang tua menjelaskan bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari merokok dilihat dari bahaya kesehatan dan psikologis. Suatu hal yang pasti, tidak diragukan lagi, bahwa merokok menurut para dokter bisa menimbulkan penyakit TBC, kanker paru-paru, melemahkan ingatan, mengurangi gairah, menyebabkan wajah dan gigi kuning, menyebabkan sesak nafas, menegangkan syaraf, menyebabkan kemunduran secara umum pada tubuh, menyimpangkan akhlak, melemahkan kemauan, dan membiasakn malas dan hidup santai. Selain gejala merokok orang tua juga menjauhkan anak-anaknya dari minum minuman keras dan narkotika, berzina dan homoseksual. 55

5. Tanggung Jawab Pendidikan Intelektual

Allah menganugrahkan potensi intelektual dan karakteristinya kepada manusia: kecerdasan, kemampuan menghafal, mengingat, mencipta, memahami, dan aktifitas berfikir lainnya. Potensi ini dianugrahkan kepada manusia sejak lahir, tetapi keberadqaannya perlu dikembangkan. Jika potensi ini tidak dipedulikan, bisa hilang. Demikian juga bila potensi ini tidak diakun secara benar, akan mengantarkan manusia kepada kesesatan. Oleh karena itu, peran orangtua dalam keluarga berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan potensi yang dianugrahkan Allah ini sangat penting. Ayahlah penanggung jawab yang paling utama dalam mendidik anak-anaknya. 56 Maksud pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan hukum, peradaban ilmiyah dan moderenisme serta kesadaran berpikir dan berbudaya. Dengan demikian, ilmu, rasio dan peradaban anak benar-benar dapat terbina. Tanggung jawab ini tidak kurang pentingnya dibanding tanggung jawab lain yang telah disebutkan sebelum ini, tanggung jawab keimanan, moral dan fisik. Sedangkan pendidikan intelektual merupakan penyadaran, pembudayaan dan pengajaran. 57 Tanggung jawab oarang tua dalam pendidikan intelektual berkisar pada persoalan-persoalan berikut : 1. Tanggung jawab kewajiban mengajar 55 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman pendidikan Anak dalam Islam , Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fi al-Islam, oleh Saifullah Kamalie, Heri Noer Ali, Semarang: Penerbit Asy-Syifa, 1998, h.219-231 56 Baharitsh.op. cit ., 274 57 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman pendidikan Anak dalam Islam , Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fi al-Islam, oleh Saifullah Kamalie, Heri Noer Ali, Semarang: Penerbit Asy-Syifa, 1998 h.270 Tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab ini sangat penting dan urgen dalam pandangan Islam. Oleh karena itu, islam memberikan tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak. Menumbuhkan sikap terlibat dalam mengembangkan kebudayaan dan ilmu serta memusatkan otak mereka untuk memahami konsep secara maksimal, pengetahuan secara kritis, kebijakan yang berimbang dan presepsi yang matang lagi sehat. Dengan cara ini potensinya akan terbuka, kecerdasannya akan tampak, akalnya akan matang, dan akan lahir kejeniusan. Sebagaimana diketahui dari tarikh, ayat yang pertama diturunkan kepada Rasullullah adalah ayat-ayat berikut : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan Mu lah yang paling pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Kalam. Dia mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya”. QS. Al Alaq : 1-5 Bila kita perhatikan, perintah ayat ini begitu kentalnya dengan nuansa pendidikan. Pesan ayat-ayat tersebut tidak lain sebagai pengagungan hakikat baca tulis dan ilmu pengetahuan, serta membuka pintu kebudayaan dari berbagai segi. 58 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menungkatkan kemampuan intelektual adalah sebagai berikut: 1. Rajin membaca 2. Diskusi 3. Meneliti 4. Menuliskan kembali 58 DR.Abdullah Nasih Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam, oleh Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Bandung:Remaja Rosda Karya,1990 h. 54-55 5. Buka internet 6. Korespondensi 7. Ikut kajian 8. Ikut seminar 59 Menurut ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, jika menurut syara, orang yang melalaikan pencarian ilmu atau tidak mengajarkannya di ancam siksa, jika orang-orang yang menyembunyikan ilmu yang bermanfaat akan di ikat dengan sabuk neraka pada hari kiamat, tidaklah semua ini menjadi bukti bahwa islam itu agama yang mewajibkan menurut dan mengajarkan ilmu pengetahuan. 60 2. Tanggung jawab kesadaran berpikir Diantara sejumlah tanggung jawab besar dan berat yang diamanatkan Islam kepada orang tua adalah meningkatkan kesadaran berpikir anak sejak dini sehingga ia mencapai usia cerdik dan matang. Menurut DR. Abdullah Nashih Ulwan : Tanggung jawab kesadaran berpikir adalah mengikat erat anak dengan Islam sebagai agama dan negara, Al- Qur’an sebagai pedoman dan aturan hukum, dengan sejarah yang jaya dan mulia, kebudayaan Islam secara sepiritual dan intelektual dan keterkaitan terhadap dakwah Islam. 61 Orang tua bertanggung jawab mengajari anak akan hakikat Islam bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang bernilai abadi dan universal sehingga Allah mewariskan kepada hambanya bumi serta isinya, anak diserahkan kepada guru pembimbing yang ikhlas, peka, dan mengerti betul tentang Islam, mereka disuguhi sejumlah buku yang bermutu yang membahas segala hal yang berhubungan dengan peraturan-peraturan Islam, baik akidah, modal, ekonomi, politik maupun yang menjelaskan bahaya 59 Nuraida. Rihlah Nur Aulia,” Character Building”, Jakarta: Aulia Publishing House, 2007 h.92 60 DR.Abdullah Nasih Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fil Islam, oleh Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Bandung:Remaja Rosda Karya,1990 h.65 61 Ibid., h. 95