Memilih yang termudah di antara dua perkara selagi tidak berdosa Tidak pemarah

diberikan orangtuanya dan tidak akan menerapkan apa saja yang dinasehati oleh orangtuanya.

8. Keteladanan.

Kewajiban orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Sungguh tepat ungkapan: “Lebih baik satu kali contoh daripada lima kali nasihat”. Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh- pengaruh lainnya; sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak. Orangtua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orangtua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak. Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi, setiap orangtua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.

C. TANGGUNGJAWAB ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK

MENURUT PANDANGAN ISLAM Imam Al-Ghazali berkata: anak adalah amanat bagi orangtuanya, hatinya bersih, suci, dan polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran. Anak akan selalu menerima segala yang diukirnya, dan akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya. Maka apabila dia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaikan, niscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orangtuanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sang anak akan menjadi orang yang terdidik. Namun apabila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah ia. Dosanya akan ditanggung langsung oleh kedua orangtuanya sebagai penanggungjawab dari amanat Allah. 19 Berbagai tanggung jawab yang paling menonjol dan diperhatikan oleh Islam adalah tanggung jawab para pendidik terhadap individu-individu yang berhak menerima pengarahan, pengajaran dan pendidikan dari mereka. Pada haketnya tanggung jawab itu adalah tanggung jawab yang besar, pelik dan sangat penting. 20 Kebanyakan para pendidik berpendapat bahwa tanggung jawab yang terpenting itu adalah tanggung jawab pendidikan iman, akhlah, tanggung jawab pendidikan fisik, intelektual, psikhis, sosial dan seksual. 21

1. Tanggung Jawab Pendidikan Iman

Para ahli pendidikan telah menyepakati pentingnya periode kanak-kanak dalam kehidupan manusia. Menurut mereka, beberapa tahun pertama pada masa kanak-kanak merupakan kesempatan yang paling cepat. Karena, periode tersebut keperibadian anak mulai terbentuk dan kecendrungan-kecendrungannya semakin tampak. Masa kanak-kanak ini juga merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk membentuk pengendalian agama, sehingga sang anak dapat mengetahui, mana perkara yang diharamkan dan mana perkara yang diperbolehkan. 22 Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar- dasar Syari’ah, sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. 19 Hafizh, op. Cit., h. 35 20 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman pendidikan Anak dalam Islam , Terj. Dari Tarbiyatul Aulad fi al-Islam, oleh Saifullah Kamalie, Heri Noer Ali, Semarang: Penerbit Asy-Syifa, 1998 h.143 21 Ibid., h. 149 22 Asy-Syaikh Fuhaim Musthafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, Terj. Dari Manhajuth- Thiflil Muslim; Dalilul Mu’allimin wal Aba Ilat-Tarbiyati Abna’ fi Rhiyadhil athfal wal Madrasatil Ibtidaiyyah, oleh Abdillah Obid Lc, Yessi HM Basyarudhin Lc, jakarta: PT. Muataqiim,2004, h.24