Pengertian tindak pidana Tindak Pidana dan Unsur-Unsur Tindak Pidana

1. Tindak Pidana dan Unsur-Unsur Tindak Pidana

a. Pengertian tindak pidana

Pembentuk undang-undang menggunakan perkataan strafbaarfeit untuk menyebutkan istilah tindak pidana di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Dalam bahasa Belanda, strafbaarfeit terdiri atas dua unsur pembentuk kata yaitu, “strafbaar” dan “feit”. Istilah “feit” dalam bahasa Belanda diartikan sebagai “sebagian dari suatu kenyataan”. Sedangkan “strafbaar” memilik arti “dapat dihukum”. Secara harfiah, strafbaarfeit berarti sebagian kenyataan yang dapat dihukum. 7 Menurut Simons, strafbaarfeit itu adalah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum. 8 Alasannya ialah: 9 a. Untuk adanya suatu strafbaarfeit disyaratkan bahwa di situ terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan oleh undang- undang, dimana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban seperti itu telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum; b. Agar suatu tindakan seperti itu dapat dihukum maka tindakan itu harus memenuhi unsur dari delik seperti yang dirumuskan dengan undang- undang; 7 P. A. F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 181, dikutip seperlunya. Menurut Lamintang, pengertian tindak pidana tersebut tidak tepat, karena kita ketahui bahwa yang dapat dihukum itu sebenarnya adalah manusia sebagai pribadi bukan kenyataan, perbuatan ataupun tindakannya.. 8 Ibid, hal. 185. 9 Ibid. c. Setiap strafbaarfeit sebagai pelanggaran terhadap suatu larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya merupakan suatu tindakan melawan hukum atau onrechtmatige handeling. Adapun menurut Utrecht, strafbaarfeit diterjemahkan dengan istilah peristiwa pidana yang sering juga disebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan atau doen-positif atau suatu kelalaian atau nalaten-negatif, maupun akibatnya keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu. Peristiwa pidana merupakan suatu peristiwa hukum, yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum. Tindakan semua unsur yang disinggung oleh suatu ketentuan pidana dijadikan unsur yang mutlak dari peristiwa pidana. Hanya sebagian yang dapat dijadikan unsur-unsur mutlak dari peristiwa pidana yaitu, perilaku manusia yang bertentangan dengan hukum unsur melawan hukum. 10 Syarat-syarat pokok dari suatu delik itu adalah: 11 a. Dipenuhinya semua unsur dari delik seperti yang terdapat di dalam rumusan delik; b. Dapat dipertanggungjawabkannya si pelaku atas perbuatannya; c. Tindakan dari pelaku tersebut haruslah dilakukan dengan sengaja atau pun tidak dengan sengaja; d. Pelaku tersebut dapat dihukum. 10 Evi Hartanti, op cit, hal 6. 11 Lamintang, op cit, hal. 187.

b. Unsur-unsur tindak pidana

Dokumen yang terkait

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PADA UNDANG UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI

0 8 59

Undang Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 1

Undang-Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 29

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 15

BAB II PERKEMBANGAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA A. Perkembangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

0 0 26