perkara korupsi yang ditangani KPK, berbeda dengan ketentuan dalam KUHAP yang memungkinkan penyidik atau penuntut umum mengeluarkan SP3.
77
1. Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi khususnya gratifikasi, yaitu sebagai
berikut:
a. Penyelidikan
Penyelidikan dalam Pasal 1 angka 5 KUHAP diartikan sebagai “serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”.
Penyelidikan merupakan tindakan tahap pertama permulaan penyidikan. Penyelidikan dapat dilakukan setelah dikeluarkan “Surat Perintah Penyelidikan”,
yang diterbitkan setelah memperoleh data awal. Dengan kata lain, sebelum dilakukan tindakan penyidikan dilakukan dahulu penyelidikan dengan maksud
dan tujuan mengumpulkan “bukti permulaan” atau bukti yang cukup agar dapat dilakukan tindak lanjut penyidikan.
78
Adapun yang merupakan Penyelidik yang berwenang melakukan penyelidikan pada perkara pidana secara umum diatur dalam Pasal 1 angka 4
KUHAP yaitu, “Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberikan wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan”.
Namun demikian dalam kasus tindak pidana korupsi, termasuk gratifikasi, tugas
77
Mahrus Ali, op cit, hal 232-233.
78
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP – Penyidikan dan Penuntutan, Edisi Kedua, Jakarta : Sinar Grafika, 2010, hal. 101.
penyelidikan dilakukan oleh KPK sesuai pasal 43 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang KPK :
1 Penyelidik adalah penyelidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi
yang diangkat dan diberhentikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
2 Penyelidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melaksanakan
fungsi penyelidikan tindak pidana korupsi. Prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan tindakan penyelidikan
oleh penyelidik KPK dalam Pasal 44 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK ialah sebagai berikut:
1. Jika penyelidik dalam melakukan penyelidikan menemukan bukti
permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana korupsi, dalam waktu paling lambat 7 tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal
ditemukan bukti permulaan yang cukup tersebut, penyelidik melaporkan kepada KPK.
2. Bukti permulaan yang cukup dianggap telah ada apabila telah
ditemukan sekurang-kurangnya 2 dua alat bukti, termasuk dan tidak terbatas pada informasi atau data yang diucapkan, dikirim, diterima,
atau disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau optik. 3.
Dalam hal penyelidik melakukan tugasnya tidak menemukan bukti permulaan yang cukup, penyelidik melaporkan kepada KPK dan KPK
menghentikan penyelidikan. 4.
Dalam hal KPK berpendapat bahwa perkara tersebut diteruskan, KPK melaksanakan penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan perkara
tersebut kepada penyidik kepolisian atau kejaksaan.
5. Dalam hal penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian atau kejaksaan,
kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada KPK.
b. Penyidikan