2. Korupsi : busuk; rusak; suka memakai barang atau uang yang
dipercayakan kepadanya; dapat disogok melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.
a. Pengertian tindak pidana korupsi menurut hukum positif
Secara garis besar perbuatan terlarang dalam Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi terkualifikasi dengan sebutan tindak pidana korupsi dan tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Bentuk pokok dan
yang paling familiar dari tindak pidana korupsi adalah apa yang diatur dalam pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-
Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
17
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK tersebut, maka dapat dilihat bahwa di dalam Undang-Undang
Pengertian korupsi sebenarnya telah dimuat secara tegas di dalam Undang- Undang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sebagian besar pengertian korupsi di dalam undang-undang tersebut dirujuk dari ketentuan yang terdapat di dalam KUHP. Di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK disebutkan bahwa, “Tindak pidana korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”.
17
Guse Prayudi, Tindak Pidana Korupsi Dipandang dalam Berbagai Aspek, Yogyakarta : Pustaka Pena, 2010, hal 6.
No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, defenisi korupsi telah dijelaskan dalam 13
Pasal. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, pengertian korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana korupsi. Adapun ketigapuluh
jenisbentuk tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu: i kerugian keuangan negara; ii suap - menyuap; iii
penggelapan dalam jabatan; iv pemerasan; v perbuatan curang; vi benturan kepentingan dalam pengadaan; dan vii gratifikasi.
18
Selain bentuk atau jenis tindak pidana korupsi yang disebutkan di atas masih terdapat tindak pidana lain yang berkaitan dengan tidak pidana korupsi
yang juga tertuang di dalam undang-undang tersebut, yaitu:
19
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi;
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar;
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka;
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu; 5.
Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu;
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.
b. Subjek atau pelaku tindak pidana korupsi