Penyidikan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan

5. Dalam hal penyidikan dilimpahkan kepada kepolisian atau kejaksaan, kepolisian atau kejaksaan wajib melaksanakan koordinasi dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada KPK.

b. Penyidikan

Penyidikan menurut KUHAP adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidik di dalam KUHAP adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. Dalam kasus korupsi, baik itu gratifikasi ataupun jenis korupsi lainnya, penyidikan dilakukan oleh penyidik KPK yang diangkat dan diberhentikan oleh KPK sesuai dengan ketentuan pasal 45 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK. Kewenangan KPK untuk melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terdapat dalam ketentuan Pasal 6 butir c Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK, yang menyatakan “KPK mempunyai tugas melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Namun demikian, KPK tidaklah memiliki wewenang terhadap semua kasus tindak pidana korupsi. Ada kriteria yang harus dipenuhi agar KPK berwenang untuk melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan. Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka penanganan kasus korupsi tersebut bukanlah oleh KPK melainkan oleh institusi penegak hukum lainnya yang berwenang untuk itu seperti kepolisian dan kejaksaan. 79 Prosedur penyidikan diatur selanjutnya dalam pasal 46 sampai dengan Pasal 50 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang KPK. Pasal 46 menyebutkan, bahwa dalam hal seseorang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, terhitung sejak tanggal penetapan tersebut prosedur khusus yang berlaku dalam rangka pemeriksaan tersangka yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lain, tidak berlaku berdasarkan undang-undang ini. Namun demikian, pemeriksaan tersangka dilakukan dengan tidak mengurangi hak-hak tersangka. Kemudian, atas dasar dugaan yang kuat adanya bukti permulaan yang cukup, penyidik dapat melakukan penyitaan tanpa izin Ketua Pengadilan Negeri berkaitan dengan tugas penyidikannya. Ketika penyidik melakukan penyitaan maka penyidik wajib membuat berita acara penyitaan pada hari penyitaan yang salinannya wajib diberitahukan kepada tersangka atau keluarganya. 80 Untuk kepentingan penyidikan, tersangka tindak pidana korupsi wajib memberikan keterangan kepada penyidik tentang seluruh harta bendanya dan harta benda isteri atau suami, anak dan harta benda setiap orang atau korporasi yang diketahui danatau diduga mempunyai hubungan dengan tindak pidana korupasi yang dilakukan oleh tersangka. Setelah penyidikan dinyatakan cukup, 79 Sesuai ketentuan Pasal 11 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang KPK, perlu diketahui kriteria tindak pidana korupsi dimana KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan adalah tindak pidana korupsi yang: a. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara. b. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat. c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. 80 Berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat 3 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang KPK, Berita acara penyitaan tersebut sekurang-kurangnya memuat : a. Nama, jenis, dan jumlah barang atau benda berharga lain yang disita; b. Keterangan tempat, waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan penyitaan; c. Keterangan mengenai pemilik atau yang menguasai barang atau benda berharga lain tersebut; d. Tanda tangan dan identitas penyidik yang melakukan penyitaan; dan e. Tanda tangan dan identitas dari pemilik atau orang yang menguasai barang tersebut. penyidik membuat berita acara dan disampaikan kepada Pimpinan KPK untuk ditindak lanjuti. 81 Dalam hal suatu tindak pidana korupsi terjadi dan KPK belum melakukan penyidikan, sedangkan perkara tersebut telah dilakukan penyidikan oleh kepolisian atau kejaksaan, instansi tersebut wajib memberitahukan kepada KPK paling lambat 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya penyidikan. Penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan wajib melakukan koordinasi secara terus menerus dengan KPK. Jika KPK sudah mulai melakukan penyidikan, maka kepolisian atau kejaksaan tidak berwenang lagi melakukan penyidikan. Namun jika penyidikan dilakukan secara bersamaan oleh kepolisian danatau kejaksaan KPK, maka penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan tersebut segera dihentikan. 82 Sesuai dengan maksud dilakukannya penyidikan tersebut, akhir dari aktifitas penyidikan hanya ada dua, yaitu: 83 1. Penyidikannya lengkap dalam arti memenuhi persyaratan formal dan materil cukup alat bukti, dengan sendirinya perkara tersebut harus diteruskan ketingkat penuntutan guna dibawa kepersidangan. 2. Hasil penyidikannya tidak lengkap dalam arti tidak memenuhi kelengkapan perlengkapan secara formal dan materil. Akibatnya perkara tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat untuk ditingkatkan ke tahap penuntutan, apalagi dibawa kepersidangan. Untuk itu penyidikan tersebut harus dihentikan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, KPK tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan SP3. Namun di dalam KUHAP, meskipun secara terbatas, 81 Evi Hartanti, op cit, hal. 73. 82 Mahrus Ali, op cit, hal 235. 83 Juni Sjafrien Jahja, op cit, hal. 108. disebutkan alasan yang dapat dipergunakan penyidik untuk melakukan penghentian penyidikan. Pada Pasal 109 ayat 2 KUHAP disebutkan yang menjadi alasan penghentian penyidikan, yaitu karena tidak cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa pidana atau penyidikan diberhentikan demi hukum.

c. Penuntutan

Dokumen yang terkait

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PADA UNDANG UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI

0 8 59

Undang Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 1

Undang-Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 29

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 15

BAB II PERKEMBANGAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA A. Perkembangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

0 0 26