Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-

mencapai hasil yang diharapkan dan oleh karenanya undang-undang tersebut perlu diganti. Adapun hal-hal baru yang diatur dalam undang-undang ini ialah, perluasan rumusan tindak pidana korupsi, perluasan pengertian pegawai negeri, dan adanya ketentuan-ketentuan untuk mempermudah pembuktian dan mempercepat prosedur penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi dan Hukum Acara yang berlaku. Delik korupsi dalam undang-undang ini dirumuskan dalam enam kelompok, yaitu: 39 1. Tindak pidana korupsi dirumuskan normatif; 2. Tindak pidana korupsi dalam KUHP yang diangkat menjadi delik korupsi; 3. Tindak pidana korupsi dilakukan subjek non-pegawai negeri; 4. Tindak pidana korupsi karena tidak melapor; 5. Tindak pidana korupsi percobaan; dan 6. Tindak pidana korupsi pemufakatan.

5. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi Konsiderans undang-undang ini menyatakan bahwa, tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Selain itu, akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang 39 Ibid, hal 16. menuntut efisiensi yang tinggi. Atas pertimbangan itulah kehadiran Undang- Undang No. 3 Tahun 1971 dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dan masyarakat, sehingga harus diganti dengan undang-undang yang baru agar lebih efektif dalam mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi. Adapun hal-hal baru yang diatur dalam peraturan ini ialah: 40 1. Diakuinya korporasi sebagai subjek hukum dalam tindak pidana korupsi. 2. Sifat melawan hukum diperluas maknanya, tidak hanya melawan hukum formil tapi juga melawan hukum materil. 3. Adanya ketentuan mengenai ancaman pidana minimum khusus. 4. Adanya ancaman hukuman pidana mati atau pidana seumur hidup. 5. Adanya ancaman hukuman pidana kumulatif antara pidana penjara dan pidana denda. 6. Adanya pengaturan tentang peradilan in absentia. 7. Memuat pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi. 8. Adanya pengaturan mengenai peran serta masyarakat untuk membernatas tindak pidana korupsi dalam bentuk hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan tindak pidana korupsi dan memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa membantu upaya pencegahan, pemberantasan, atau pengungkapan tindak pidana korupsi. 40 Mahrus Ali, Asas, Teori Praktek Hukum Pidana Korupsi, Yogyakarta : UII Press, 2013, hal. 26, dikutip seperlunya.

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pada dasarnya undang-undang ini merupakan perubahan atau penambahan terhadap beberapa ketentuan dalam undang-undang yang sebelumnya. Terdapat dua alasan mengapa undang-undang sebelumnya harus dirubah sebagaimana yang termuat dalam konsiderans, yaitu: 1. Tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan luar biasa. 2. Jaminan kepastian hukum, menghindari keragaman penafisran hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi merupakan hal penting untuk diwujudkan. Adapun beberapa perubahan penting dan mendasar dalam undang-undang ini ialah: 41 1. Terjadi perubahan redaksi penjelasan Pasal 2 ayat 2 mengenai keadaan tertentu. 2. Perluasan alat bukti. 3. Pada rumusan Pasal 2, Pasal 5 sampai Pasal 12 Undang-Undang ini, rumusan pasal-pasal tersebut tidak mengacu pada pasal-pasal dalam 41 Ibid, hal. 30. KUHP tetapi langsung menyantumkan unsur-unsur yang terdapat dalam KUHP. 4. Penghapusan dan menyatakan tidak berlaku Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 420, 423, 425, dan Pasal 435 KUHP pada saat mulai berlakunya undang-undang ini. 5. Adanya delik baru mengenai pemberian hadiah, yaitu gratifikasi. 6. Memberikan kewenangan untuk melaksanakan perampasan harta benda yang diduga berasal dari salah satu tindak pidana yang dinyatakan dalam pasal 38 ayat 1.

B. Perkembangan Pengaturan Pemberian Hadiah Menurut Undang-Undang

Dokumen yang terkait

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI PADA UNDANG UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI

0 8 59

Undang Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 1

Undang-Undang Nomor 31 Republik Indonesia Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 29

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 15

BAB II PERKEMBANGAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA A. Perkembangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

0 0 26