mensyaratkan bahwa pemberian itu harus diterima dan maksud dari Pasal 209 KUHP itu ialah menetapkan sebagai suatu kejahatan tersendiri, suatu percobaan
yang dapat dihukum untuk menyuap.
45
Jadi tidak menjadi syarat apakah “sesuatu” tersebut diterima atau ditolak oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara.
Disamping itu juga tidak disyaratkan bahwa penerimaan “sesuatu” tersebut pada saat pegawai negeri atau penyelenggara negara sedang melakukan tugas jabatan
atau dinasnya”.
46
b. Pasal 418 KUHP
“Pegawai negeri yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji
tersebut ada hubungan dengan jabatan itu, …”
Yang diancam hukuman menurut Pasal ini ialah pegawai negeri yang menerima hadiah atau janji, sedangkan ia tahu atau patut menduga bahwa apa
yang dihadiahkan atau dijanjikan itu berhubungan dengan kekuasaan atau hak karena jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang menghadiahkan atau
menjanjikan sesuatu itu ada hubungannya dengan jabatan pegawai negeri tersebut.
47
c. Pasal 419 KUHP
Pasal 419 ke-1 : “Yang menerima hadiah atau kesanggupan padahal diketahuinya
bahwa itu diberikan untuk menggerakkan dia supaya melakukan
45
Afid Burhanuddin, “Delik Korupsi Dalam Undang-Undang”, https:afidburhanuddin.files.wordpress.com201303delik-korupsi-dalam-rumusan-undang-
undang.pdf, didownload, Senin,16 Februari 2015 pukul 17:03:51 WIB.
46
Komisi Pemberantasan Korupsi, Indonesia Bersih Uang Pelicin, op cit.
47
R. Sugandhi, op cit, hal. 437.
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.”
Pasal 419 ke-2 : “Yang menerima hadiah padahal diketahui bahwa itu diberikan
sebagai akibat atau karena ia telah melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya.” Adapun unsur dari pasal ini ialah:
48
1. Dilakukan oleh pegawai negeri;
2. Menerima hadiah atau janji;
3. Mengetahui hadiah atau janji itu diberikan kepadanya untuk
membujuknya supaya ia melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
Pasal 419 ini terbagi dalam dua bagian, yaitu:
49
1. Penerimaan hadiah atau janji oleh si pegawai negeri sebelum ia
melakukan sebagaimana yang dikehendaki oleh si pemberi Sub 1. 2.
Penerimaan hadiah atau janji oleh si pegawai negeri setelah ia melakukan sebagaimana yang dikehendaki oleh si pemberi Sub 2.
Adapun sanksi yang dijatuhkan terhadap tindak pidana-tindak pidana diatas, berdasarkan Pasal 16 Peraturan ini ialah:
1. penjara selama-lamanya dua belas tahun danatau denda setinggi-
tingginya satu juta rupiah. 2.
Segala harta-benda yang diperoleh dari korupsi itu dirampas.
48
M. Hamdan, op cit, hal 57.
49
Ibid.
3. Si terhukum dapat juga diwajibkan membayar uang pengganti yang
jumlahnya sama dengan harta-benda yang diperoleh dari korupsi.
d. Pasal 17 Undang-Undang No. 24 Prp Tahun 1960