Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode Demontrasi

51 52 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes No Interval Kelas Nilai Tengah Frekuensi Absolut Relatif 1 55.00-64.49 59 8 40 2 65.00-74.49 66 10 50 3 75.00-84.49 75 2 10 4 85.00-94.49 5 95.00-100 Jumlah 20 100 Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil belajar siswa. 10 20 30 40 50 60 55.00-64.49 65.00-74.49 75.00-84.49 85.00-94.49 95.00-100 Gambar 4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Ukuran: pemusatan dan penyebaran hasil data pretes Tabel 4.5 Pemusatan dan Penyebaran Hasil Data Pretes Pemusatan dan penyebaran Kelompok eksperimen Nilai terendah 55 Nilai rata-rata means 12.95 Standar Deviasi SD 1.099 Sedangkan perolehan nilai postes siswa setelah menggunakan metode demonstrasi dapat dilihat pada tabel berikut ini. 53 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Postes No Interval Kelas Nilai Tengah Frekuensi Absolut Relatif 1 55.00-64.49 2 65.00-74.49 67 10 50 3 75.00-84.49 78 9 45 4 85.00-94.49 85 1 5 5 95.00-100 Jumlah 20 100 Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil belajar siswa. 10 20 30 40 50 60 55.00-64.49 65.00-74.49 75.00-84.49 85.00-94.49 95.00-100 Gambar 4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postes Ukuran: pemusatan dan penyebaran hasil data pretes Tabel 4.7 Pemusatan dan Penyebaran Hasil Data Pretes Pemusatan dan penyebaran Kelompok eksperimen Nilai terendah 65 Nilai rata-rata means 14.4 Standar Deviasi SD 1.142 54

B. Analisis Data

Berdasarkan data yang telah dikemukakan diatas, nampak bahwa hasil belajar IPA siswa sebelum menggunakan Metode Demontrasi eksperimen berbeda dengan sesudah menggunakan Metode demontrasi eksperimen. Selanjutnya data tersebut diuji dengan beberapa uji yang telah ditentukan yaitu uji normalitas, uji homogentias dan uji hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, untuk itu penulis dalam menguji normalitas terhadap data hasil penelitian menggunakan uji Liliefors. Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak dengan rumusan sebagai berikut: Jika Lo Lt maka data berdistribusi normal Jika Lo Lt maka data tidak berdistribusi normal Uji normalitas soal pretes dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Uji Normalitas Soal Pretes Banyak Siswa L hitung L tabel Kesimpulan Data 20 0.169411998 0.19 Data berdistribusi tidak normal Catatan: Dari tabel di atas, didapat L hitung = 0.169411998 dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka L tabel = 0.19 nilainya lebih kecil dari L hitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi tidak normal. Sedangkan uji normalitas untuk soal postes dapat dilihat pada tabel berikut ini: Pada soal postes telah diuji normalitasnya oleh peneliti, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 55 Tabel 4.9 Uji Normalitas Soal postes Banyak Siswa L hitung L tabel Kesimpulan Data 20 0.130368273 0.19 Data berdistribusi tidak normal Catatan: Dari tabel di atas, didapat L hitung = 0.130368273 dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka L tabel = 0.19 nilainya lebih kecil dari L hitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Langkah selanjutnya setelah data hasil penelitian diketahui memiliki distribusi normal, maka akan dilakukan pengujian homogenitas dimana dalam pengujian ini data yang diuji berdasarkan kesamaan varian kedua kelompok yang dilakukan dengan metode uji fisher dengan taraf signifikan sebesar 5 dan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika F hitung F tabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah homogeny Jika F hitung F tabel maka Ho ditolak, berarti kedua data adalah tidak homogen Uji homogenitas kedua varian dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Homogeitas Pretes dan Postes Keterangan F Hitung F Tabel Kesimpulan Pretes 1.159090909 1.499009956 Data berasal dari distribusi homogen Postes Hasil perhitungan menunjukkan nilai F hiutng = 1.159090909, sedangkan F tabel dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-masing 20- 1=19 di peroleh F tabel = 1.499009956. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data nilai pada pertemuan I memiliki varian yang sama atau homogen. Hasil perhitungan menunjukkan nilai F hiutng = 1.140229885, sedangkan F tabel dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-masing 20- 56 1=19 di peroleh F tabel = 1.846245146. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data nilai memiliki varian yang sama atau homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah diketahui bahwa data dari kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, maka perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan guna mengetahui sejauhmana perbedaan hasil hasil belajar IPA siswa. Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata nilai pretes dan postes pad dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikan 5 , dan dk = n1+n2-2 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan untuk pretest nilai t hitung sebesar 1.43147203 nilai ini lebih kecil dari t tabel maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dengan metode pengelolaan kelas lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar mengajar tanpa menerapkan metode pengelolaan kelas yang optimal. Lebih jelasnya hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4.11 Uji Hipotesis Pretes postes Mean 64.75 69.5 Variance 30.19736842 26.05263158 Observation 20 20 Pooled Variance 28.125 Hypothesized Mean Difference Df 38 T Stat -2.832352771 PT,=t one-tail 0.003676088 t.Critical one-tail 1.68595446 PT=t two - tail 0.007352177 t.Critical two -tail 2.024394164 57 Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa mulai mengalami peningkatan, peningkatan yang diraih nilai pretes pertemuan pertama yaitu 15. Pada pretes ke postes pertemuan pertemuan pertama mengalami peningkatan sebesar 20 . pada pertemuan ke dua melalui penerapan Metode Demontrasi pre- eksperimen mengalami peningkatan yang sangat signinifikan yaitu sebesar 30.

C. Pembahasan Penelitian

Deskripsi data mmperlihatkan bahwa hasil belajar IPA Siswa setelah menggunakan Metode demontrasi pada pertemuan pertama dan Metode Pre eksperimen pada pertemuan ke dua, dengan melibatkan siswa langsung dalam proses pembelajaran belajar mengajar, hasil nilai yang diperoleh siswa menunjukkan nilai rata- rata yang cukup tinggi yakni 72, sedang skor rata- rata dari hasil belajar siswa sebelum menggunakan Metode Demontrasi eksperimen sebesar 57. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Musthofa Sempur Kabupaten Sukabumi, kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas V yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini berlangsung sejak april sampai dengan bulan juni. Pembelajaran IPA di MI Al Musthofa Sempur disesuaikan dengan Kurikulum yang sedang dipelajari. Materi yang disampaikan kepada siswa pada saat penelitian yaitu tentang Pembiasan Cahaya. Sumber belajar buku teks yang digunakan di kelas ini adalah IPA Salingtemas 5 karangan Chairil Azmiyawati, dkk. Diterbitkan oleh Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Pada pertemuan pertama peneliti memberikan soal pretes dan postes kepada siswa dengan tujuan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. hasil yang didapat oleh peneliti bahwa nilai yang diraih siswa mengalami peningkatan sejak pretes dan postes. Untuk lebih jelasnya, maka nilai pretes dan postes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 58 Tabel 4. 12 Sebelum menggunakan Metode Demontrasi dan Demontrasi eksperimen Setelah menggunakan Demonrasi dan Demontrasi eksperimen Pretes Postes Nilai Terendah 40 54 64 Nilai Tertinggi 72 75 78 Nilai Rata –rata 57 65 70 Persentase 10 25 45 Berdasarkan tabel di atas, membuktikan bahwa hasil belajar IPA siswa sebelum dan sesudan menggunakan Metode Demontrasi eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. dapat dipahami karena setelah menggunakan Metode Demontrasi eksperimen sangat berpengaruh pada siswa, siswa memiliki keterlibatan partisipasi yang lebih besar selama proses belajar mangajar, karena dengan penggunaan Metode Demontrasi eksperimen siswa lebih aktif dan berpartisivasi dalam belajar mengajar sehingga mengurangi tingkat kejenuhan dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Dengan demikian siswa yang melakukan kegiatan berfikir dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar yang akan membangun atau mendapatkan konsep dan semakin sering menggunakan Metode Demontrasi eksperimen maka akan semakin efektif pengajaran, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Sebaliknya siswa yang jarang diajar dengan Metode pembelajaran ini akan merasa bosan karena tidak terlibat langsung dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Peningkatan yaitu 15. Pada pretes ke postes mengalami peningkatan sebesar 20. Untuk nilai postes ke nilai pretes peningkatan yang diraih sebesar 15.