16
1 Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik. 2 Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi
yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu. 3 Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan
metode ceramah dan tanya jawab. 4 Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang
matang.
Cara Mengatasi Keterbatasan Metode Demonstrasi 1 Guru harus terampil melakukan demonstrasi.
2 Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan untuk demonstrasi.
3 Mengatur waktu sebaik mungkin. 4 Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
1 Kegiatan Persiapan
Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa • Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. • Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan.
• Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan peralatan yang diperlukan.
17
2 Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi a Kegiatan Pembukaan
• Aturlah tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat memperhatikan apa yang didemonstrasikan guru.
• Tanyakan pelajaran sebelumnya. • Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di
masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas. • Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-
tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti. b Kegiatan Inti Pembelajaran
• Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan dipersiapkan oleh guru.
• Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa mengikuti
jalannya demonstrasi dengan sebaik- baiknya. • Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan.
• Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan bertanya dan
komentar-komentar. c Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran
• Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langkah- langkah kegiatan demonstrasi.
• Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
18
• Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.
• Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan.
Metode Eksperimen . Pengertian
Sagala , Sumantri dan Permana menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis
tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah
cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis
yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen
itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Tujuan
1 Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
2 Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
3 Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui
percobaan. 4 Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
1 Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
19
2 Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. 3 Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya
sebelum ada bukti-bukti nyata.
Kelebihan Metode Eksperimen 1 Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya
sendiri daripada menurut cerita orang atau buku. 2 Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya. 3 Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan
berpikir ilmiah. 4 Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
5 Menghilangkan verbalisme.
Kekurangan Metode Eksperimen • Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta
umumnya mahal .• Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya
memerlukan waktu lama. • Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan
kesimpulannya .• Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.
Cara Mengatasi Kelemahan Eksperimen • Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai
dengan eksperimen
20
• Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya,
variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.
• Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
• Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya, membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya,
untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Eksperimen
1 Kegiatan Persiapan
2 • Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan
metode eksperimen. 3
• Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen.
4 • Menyiapkan alat, sarana, dan bahan yang diperlukan dalam
eksperimen. 5
• Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk LKS.
2 Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen a Kegiatan Pembukaan
• Jika diperlukan, tanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu apersepsi.
• Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
• Mengemukakan tujuan pemelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.
21
b Kegiatan Inti Pembelajaran • Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai
dalam eksperimen. • Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang
telah disiapkan guru. • Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. •
Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan. c Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran
• Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen. • Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.
• Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah
menguasai diberi tugas untuk pendalaman.
2. Hasil Belajar
Belajar adalah satu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat lingkungan akademik seperti di lingkungann sekolah, pelajar, siswa
dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai tugas untuk belajar. Karena kegiatan belajar merupakan kegiatan yang tak mungkin dapat dipisahkan dari mereka.
Beberapa para ahli telah mengungkapkan arti dari belajar itu sendiri, salah satunya adalah seperti yang diungkapkan oleh Gagne bahwa belajar adalah suatu
proses dimana satu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
13
Sedangkan hasil dapat dikatakan kemampuan yang dimiliki soswa setelah menerima pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, bahwa hasil belajar tampak
13
Masitoh, op.cit, h. 3.
22
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
14
Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi
didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut James O. Whittaker:
“Learning may be defined as a process by wibh behavior organites or is altered through training or experience.”
15
Atau dapat dikatakan prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh
pengalaman baru. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-
perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar ialah: kematangan,
penyesuaian diriadaptasi, menghafalmengingat, pengertian, berpikir dan latihan. Para ahli mencoba membuat kategori jenis-jenis belajar yang dikenal
dengan taksonomi belajar salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom. Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga
tingkatan, pertama, tujuan umum pendidikan yang menentukan perlu tidaknya suatu program diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, yang
dimaksud berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku yang dimaksud dengan taksonomi. Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara
operasional. Kaum behavioris berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan adalah bersifat mental.
16
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasikan mutu tujuannya.
Salah satu manfaat taksonomi adalah bahwa guru didorong untuk bertanya adakah dia menekankan segi tertentu atau tidak.
Taksonomi Bloom terdiri dari tiga kategori yaitu yang dikenal sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Yang dimaksud
14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 155.
15
H. M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010, Cet. IV, h. 55.
16
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2002, h. 115.
23
dengan ranah-ranah ini oleh Bloom adalah perilaku-perilaku yang memang diniatkan untuk ditunjukkan oleh peserta didik atau pelajar dalam cara-cara
tertentu, misalnya bagaimana mereka berpikir kognitif, bagaimana mereka bersikap dan mereka merasakan sesuatu afektif, dan bagaimana mereka berbuat
psikomotorik.
17
Dalam mengukur kemampuan seorang siswa maka para guru harus memperhatikan ketiga ranah tersebut.
Ranah kognitif memiliki enam taraf mulai pengetahuan sampai evaluasi. 1
Menghapal mencakup ingatan dan pengenalan, 2
Pemahaman mencakup interpretasi, pemberian contoh, klasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan,
3 Aplikasi mencakup melakukan, implementasi,
4 Analisis mencakup membedakan, mengorganisasikan dan memberikan
atribut, 5
Mengevaluasi mencakup pengecekan, memberi kritik, 6
Mencipta mencakup membangkitkan, merencanakan, memproduksi. Ranah afektif
18
dibagi menjadi lima taraf, yaitu: 1
Memperhatikan, taraf ini mengenai kepekaan siswa terhadap fenomena- fenomena dan perangsang-perangsang tertentu, yaitu menyangkut
kesediaan siswa untuk memperhatikannya. 2
Merespon, Pada taraf ini siswa memiliki motivasi yang cukup untuk merespon.
3 Menghayati nilai, siswa sudah menghayati nilai tertentu.
4 Mengorganisasikan, siswa menghadapi situasi yang mengandung lebih
dari satu nilai. 5
Memperhatikan nilai atau seperangkat nilai, siswa sudah dapat digolongkan sebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai
tertentu. Ranah Psikomotorik, meliputi hal-hal:
17
Ibid, h. 117.
18
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 13.
24
1 Persepsi, langkahnya melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah
menyadari objek, sifat atau hubungan-hubungan melalui indera, 2
Persiapan, kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau bereaksi terhadap suatu kejadian menurut
3 Respon terbimbing, pada tahap ini penekanan pada kemampuan-
kemampuan yang merupakan bagian dari keterampilan yang lebih kompleks.
4 Respons mekanis, siswa sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit
banyak terampil melakukan suatu perbuatan, 5
Respons kompleks, taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris yang dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah
kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari tak ada seseorang berbuat tanpa melibatkan
pikiran dan perasaan walaupun kecil porsinya. Setiap orang merespon dalam berbagai bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh. Kategori jenis belajar ini
disusun untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang mereka lakukan.
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek
kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap:
19
1 Hasil Belajar Penguasaan Materi Akademik Kognitif
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti
mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam
domain kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: Pengetahuaningatan
19
Diah Indah Puspita, PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJARKAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK Student Team Achievement
Divisions STAD DAN TEKNIK Group Investigation GI, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2011, h. 18, tidak dipublikasikan.
25
knowledge, Pemahaman comprehension, Penerapan aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis dan Evaluasi evaluation.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:
a Hafalan C
1
Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajarinya.
b Pemahaman C
2
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau grafik.
c Penerapan C
3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi
konkrit. d
Analisis C
4
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi
serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. e
Sintesis C
5
Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan
informasi lainnya. f
Evaluasi C
6
Kemampuan pada
jenjang evaluasi
ialah kemampuan
untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan, berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan. 2
Hasil Belajar Yang Bersifat Proses Normatif Afektif Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang