ekstrovert tipe kepribadian individu maka rasa malu yang dialami akan semakin besar.
Furnham, Adrian; Fudge Carl 2008 dalam Jurnal Of Individual Differences meneliti “The Five Factor Model of Personality and Sales Performance”. Dari hasil
analisis data diperoleh kesimpulan bahwa individu dengan nilai Conscientiousness tinggi, Extraversion, dan Neuroticism dengan nilai rendah, melakukan pekerjaan yang
lebih baik dalam penjualan. Conscientiousness and Openness menunjukkan hubungan yang positif dengan penjualan, sedangkan Agreeableness menunjukkan hubungan
yang negatif dengan penjualan. Namun Extraversion dan Neuroticism secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.
B. Teori Lima Besar Big Five Factor Model
1. Sejarah Teori Lima Besar Big Five Model
Francis Galton merupakan orang pertama yang menyadari adanya lexical hypotesis suatu bentuk sifat yang diungkapkan dalam kamus. Pada tahun 1936,
Goldon Allport dan H.S. Odbert mengembangkan hipotesis tersebut. Mereka menggunakan dua kamus bahasa inggris terlengkap saat itu dan mengambil 18000
kata yang menggambarkan kepribadian dan kemudian menyempitkannya menjadi 4500 kata sifat.
Raymon Catell 1957 mengambil daftar kata Allport-Odbert dan mengurangi sinonimnya menjadi 170 kata. Tahun 1961, tupes dan Chirstal menemukan 5 faktor
dari penemuan Cattel. Data ini kemudian diambil oleh Norman yang menemukan 5
Universitas Sumatera Utara
faktor utama dengan nama : surgency, agreeableness, conscientiousness, emotional, stability dan culture.
Diantara ketiga tokoh pendekatan trait sifat, Allport, Eysenck dan Catell, terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisis, mengenai jumlah dan
dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian. Perbedaan ini masih diperdebatkan selama bertahun-tahun.
Namun sejak 1980, setahap demi setahap telah ada kemufakatan terutama dalam faktor analisis. Sekarang banyak peneliti yang setuju bahwa perbedaan individu dapat
terorganisir dalam istilah lima perluasan yang terkenal dengan sebutan ”Big Five” dimensi sifat karena keluasan dan tingkat keabstrakan yang luar biasa.
2. Penggolongan Trait sifat dalam Big Five Model
Untuk membantu Big five Model dalam trait kepribadian, terdapat tiga cakupan utama yaitu: faktor analisis sejumlah istilah trait sifat dalam bahasa, penelitian
dimensi trait secara universal antar budaya dan hubungan antara pertanyaan- pertanyaan mengenai trait dengan pertanyaan-pertanyaan yang lain dan penilaian
rating. Big Five Model dibangun dengan beberapa pendekatan yang sederhana. Dalam
Big Five Factors, dibagi atas Big yang diartikan untuk menyatakan setiap faktor menggolongkan sejumlah trait khusus, sedangkan Factors menyatakan luas dan
abstrak dalam teori kepribadian Eysenck yaitu superfactors. Menurut Costa dan McCrae dalam Pervin 2005:256 ada beberapa istilah yang
digunakan untuk menggolongkan trait sifat, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
6. Neuroticsm N, merupakan penyesuaian diri dengan ketidakstabilan emosi.
Faktor ini mengenal individu yang mudah tertekan secara psikologis, ide-ide yang tidak realistic, idaman atau dorongan yang berlebihan dan respon yang
mal adaptif. Adapun ciri-ciri Neuroticsm adalah: a.
Nilai tinggi. Individu dengan neuroticsm nilai tinggi adalah individu yang memiliki
rasa takut yang berlebihan, khawatir, emosional, gelisah, in adekuat, dan rasa cemas yang berlebihan.
b. Nilai rendah.
Individu dengan neuroticsm nilai rendah adalah individu yang memiliki rasa tenang, santai, tidak emosional, tabah, merasa aman, puas terhadap
diri sendiri. 7.
Extraversion E, merupakan taksiran kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk stimulasi dan kapasitas untuk
kesenangan. Adapun ciri-ciri Extraversion adalah: a.
Nilai tinggi. Individu yang memiliki sifat Extraversion dengan nilai tinggi adalah
individu yang mudah bergaul, aktif, talkative, selalu semangat, memiliki emosi yang positif, antusias, optimis, dan fun loving, affectionate.
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai rendah.
Individu yang memiliki Extraversion dengan nilai rendah adalah individu yang memiliki sifat pendiam, tenang, tidak ceria, penyendiri, orientasi
tugas, pemalu, dan kurang tergantung pada dunia luar. 8.
Openness O, mendeskripsikan luas, kedalaman, kerumitan mental individu dan pengalaman hidup. Ciri-ciri sifat Openness adalah:
a. Nilai tinggi.
Individu yang memiliki sifat Openness dengan nilai tinggi adalah individu yang mempunyai minat yang besar, menghargai seni, kreatif, orisinil,
imajinatif, sensitif pada keindahan dan berpandangan luas. b.
Nilai rendah. Individu yang memiliki sifat Openness dengan nilai rendah adalah
individu yang konvensional, sederhana, memiliki minat yang sempit, tidak memiliki seni, dan tidak analitis.
9. Agreeableness A, mendeskripsikan kualitas orientasi interpersonal seseorang
secara berkesinambungan dari perasaan terharu sampai perasaan menentang dalam pikiran, perasaan dan tindakan. Adapun ciri-ciri sifat Agreeableness
adalah: a.
Nilai tinggi. Individu yang digolongkan dalam sifat ini adalah individu yang mudah
percaya pada orang lain, penolong, pemaaf, mudah tertipu, jujur dan apa adanya.
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai rendah.
Individu yang memiliki sifat Agreeableness dengan nilai rendah adalah individu yang sinis, kasar, suka curiga, tidak kooperatif, pendendam,
kejam, pemarah, dan suka memanipulasi. 10.
Conscientiousness C, mendeskripsikan perilaku tugas dan arah tujuan, dan secara sosial membutuhkan impulse kontrol. Conscientiousness memiliki ciri-
ciri sebagai berikut : a.
Nilai tinggi. Conscientiousness dengan nilai tinggi adalah individu yang teratur, dapat
dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisious dan tekun.
b. Nilai rendah.
Individu dengan Conscientiousness nilai rendah adalah individu yang tidak teratur tanpa tujuan, tidak dapat dipercaya, malas, ceroboh, suka
lalai, sembrono, kemauan yang lemah.
3. Kuisioner Kepribadian dalam Teori Lima Besar