B. Analisis Faktor
Dalam analisis faktor tidak terdapat variable bebas dan tegantung karena analisis factor tidak mengklasifikasi variable ke dalam kategori variable bebas dan
tergantung melainkan mencari hubungan interdependensi antar variable agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya.
Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variable menjadi lebih kecil jumlahnya
Sarwono:2006 Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel
yang dapat dijadikan satu, yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variable-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut, misalnya
dikorelasikan dengan variabel terikat. Persyaratan dasar melakukan penggabungan ialah besarnya korelasi antar variable independentMeasure of Sampling Adequacy
MSA setidak-tidaknya 0,5 karena prinsip analisis faktor ialah adanya korelasi antar variabel.
Dalam penelitian ini, faktor-faktor teori lima besarbig five model diasumsikan akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Untuk itu, kuesioner sebanyak 21
pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya diberikan kepada karyawan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan model jawaban skala interval satu
sampai dengan sembilan. Nilai satu menyatakan tidak sesuai dan nilai sembilan menyatakan sangat sesuai. Adapun analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan
SPSS versi 14.0. Berikut ini adalah hasil analisisnya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.37 KMO dan Tes Bartlett
KM O a nd Bartletts Te st
.519 24.160
10 .007
Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sam pling Adequacy.
Approx . Chi-Square df
Si g. Bartlet ts Test of
Spheri city
Sumber: Pengolahan data primer menggunakan SPSS 14.0, diolah, 2009
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.37 angka KMO Measure of Sampling Adequacy adalah sebesar 0,519 dengan signifikansi sebesar 0,007. Angka 0,519
berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel dan data diatas dapat terus dianalisis lebih lanjut.
Ketentuan di atas didasarkan pada kriteria berikut ini: a.
Probabilitas 1. Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel dapat dianalisis lebih
lanjut. 2. Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel tidak dapat dianalisis lebih
lanjut. b.
Angka MSA Angka Measure of Sampling Adequacy MSA ialah antara 0-1. jika
digunakan dalam menentukan penggabungan variabel maka ketentuannya sebagai berikut:
1. Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan. 2. Jika MSA = 0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan
dapat dianalisis lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
3. Jika MSA 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel terseut harus
dikeluarkan atau dibuang. Sarwono:2006 Adapun analisis faktor-faktor teori lima besarbig five model dapat dianalisis
dengan menggunakan data dibawah ini yang diperoleh dari hasil analisis SPSS 14.0
Tabel 4.38 Anti Image Matrices
Anti-image Matrices
.654 -.074
-.357 .062
-.052 -.074
.872 -.073
-.215 -.221
-.357 -.073
.657 .095
.041 .062
-.215 .095
.857 .234
-.052 -.221
.041 .234
.874 .559
a
-.098 -.545
.082 -.069
-.098 .453
a
-.096 -.249
-.253 -.545
-.096 .544
a
.126 .054
.082 -.249
.126 .472
a
.270 -.069
-.253 .054
.270 .465
a
Extraversion Agreeableness
Conscientiousness Neuroticism
Openness Extraversion
Agreeableness Conscientiousness
Neuroticism Openness
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation Extraversion
Agreeabl eness
Conscienti ousnes s
Neuroticism Openness
Measures of Sampling AdequacyMSA a.
Sumber: Hasil Pengolahan data primer menggunakan SPSS 14.0, diolah, 2009
Pada Tabel 4.38 menunjukkan nilai untuk variabel-variabel teori lima besarbig five model yaitu:
1. Extraversion
= 0,559 2.
Agreeableness = 0,453
3. Conscientiousness = 0,544
4. Neuroticism
= 0,472 5.
Openness = 0,465
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari hasil analisis tersebut di atas maka variabel-variabel yang mempunyai MSA 0,5 ialah variabel extraversion dan concientiousness, maka kedua
varibel tersebut dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. Berikut ini adalah hasil analisis lanjutan dari kedua faktor tersebut:
Tabel 4.39 KMO dan Tes Bartlett
KM O a nd Bar tletts Te st
.500 15.350
1 .000
Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sam pling Adequacy.
Approx . Chi-Square df
Si g. Bartlet ts Test of
Spheri city
Sumber: Hasil Pengolahan data primer menggunakan SPSS 14.0, diolah, 2009
Pada Tabel 4.39 yang merupakan analisis kedua menunjukkan angka KMO Measure of Sampling Adequacy adalah sebesar 0,500 dengan signifikansi sebesar
0,000. Angka 0,5 = 0,5 dan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel dan data diatas dapat terus dianalisis lebih lanjut menggunakan model satu persamaan
jalur yaitu analisis regresi untuk melihat pengaruh faktor teori lima besarbig five model yang dominan extraversion dan conscientiousness terhadap kinerja karyawan
pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan. Dengan kata lain bahwa faktor extraversion dan conscientiousness diprediksi dapat mempengaruhi kinerja karyawan
pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan. Namun hal ini akan dibuktikan dengan analisis regresi yang akan dilakukan setelah analisis faktor.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.40 Anti Image Matrices
Anti-im age M atrices
.671 -.385
-.385 .671
.500
a
-.573 -.573
.500
a
Ex traversion Consc ientiousness
Ex traversion Consc ientiousness
Anti-im age Covariance Anti-im age Correlation
Ex traversion Consc ienti
ousnes s
Measures of S ampling Adequac yM SA a.
Sumber: Hasil Pengolahan data primer menggunakan SPSS 14.0, diolah, 2009
Pada Tabel 4.40 yang merupakan analisis kedua menunjukkan nilai MSA variabel extraversion dan conscientiousness mengalami penurunan menjadi
0,500. Meskipun demikian angka MSA tersebut masih memenuhi persyaratan untuk dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi untuk melihat pengaruh
kedua variabel tersebut terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain bahwa faktor extraversion dan conscientiousness diprediksi dapat mempengaruhi kinerja karyawan
pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan. Namun hal ini akan dibuktikan dengan analisis regresi yang akan dilakukan setelah analisis faktor untuk melihat
pengaruh faktor extraversion dan conscientiousness terhadap kinerja karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
C. Pengujian Hipotesis