Penentuan level temperatur Penelitian Pendahuluan

Gambar 4.10 Penentuan Rasio Substrat pada Sintesis Lauroil-N-metil glukamida dari AL+MGL Pelarut tert-amil alkohol, Konsentrasi Novozym 10 b:b AL, T=30 o C, t = 24 jam Perbedaan molar rasio substrat terbaik antara sintesis lauroil-dietanolamida 3:1 dengan sintesis lauroil-N-metil glukamida 1:1 kelihatannya disebabkan karena pengaruh pH. Perubahan pH lingkungan dapat berpengaruh terhadap efektifitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. pH rendah dan pH tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan menurunkan aktivitas enzim. Kedua sintesis diamati bekerja optimum pada pH yang sama yaitu 7. Sehingga meskipun rasio molar substrat kedua sintesis berbeda, tetapi diamati pada rasio substrat tersebut pH reaksi adalah sama. Jika digunakan substrat asam laurat berlebih, maka amina akan teresterifikasi menjadi amina ester yang akan mengurangi konversi amina menjadi amida. Par Tufvesson, dkk. 2004 mengamati bahwa yield amina ester dapat dikurangi dengan menggunakan konsentrasi amina yang tinggi di dalam campuran reaksi. Akan tetapi pada kondisi ini, amina berlebih yang tidak mudah larut ini akan menghambat perpindahan massa sistem sehingga akan menurunkan perolehan. Disamping itu penggunaan amina berlebih akan meningkatkan biaya surfaktan yang dihasilkan dan akan menyulitkan dalam pemurnian produk.

4.1.7 Penentuan level temperatur

Penelitian pendahuluan untuk menentukan temperatur optimum pada sintesis alkanolamida dilakukan pada 4 level temperatur berbeda, yaitu 30°C, 40°C, 50°C dan 33.58 42.85 45.92 42.28 28.17 10 20 30 40 50 60 70 6:1 3:1 1:1 1:3 1:6 R asi o m o l M G L :A L Konversi 60°C. Pemilihan temperatur ini didasarkan pada keaktifan enzim lipase yang mampu bekerja pada kisaran temperatur 30°C-80°C Reetz, 2002. a Sintesis lauroil-dietanolamida Hasil pengamatan pengaruh temperatur pada sintesis lauroil-dietanolamida ditunjukkan pada Gambar 4.11 dimana ditunjukkan bahwa pada suhu 60 o C diperoleh persen konversi asam lemak yang tinggi yaitu 75. Pengamatan yang sama diamati oleh Herawan 2004, dimana trans-esterifikasi minyak inti sawit dengan di-alkil karbonat secara enzimatik berlangsung optimal pada suhu 60 o C dan akan menurun pada suhu 70 o C. Akan tetapi sintesis alkanolamida pada suhu diatas 60 o C akan menunjukkan perubahan warna produk akhir. Untuk itu suhu 60 o C hanya dapat digunakan sebagai level atas dan sebagai center point digunakan suhu 50 o C yang perolehan konversinya sudah cukup tinggi yaitu 71,16. Gambar 4.11 Penentuan Level Temperatur pada Sintesis Lauroil-dietanolamida dari AL+DEA Rasio DEA:AL 2:1, Pelarut n-heksan, Konsentrasi Novozym 10 b:b AL, t = 24 jam b Sintesis lauroil-N-metil glukamida Hasil pengamatan pada Gambar 4.12 menunjukkan hasil penentuan level temperatur pada sintesis lauroil-N-metil glukamida. Diperoleh bahwa persen konversi asam lemak terbaik adalah pada temperatur 50 o C. Pada temperatur di atas 50 o C, persen konversi relatif sedikit berkurang, yang mungkin disebabkan oleh denaturasi lipase. 52.15 61.22 71.16 75.89 10 20 30 40 50 60 70 80 90 30 40 50 60 T em p er at u r o C Konversi Hasil ini sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Kurniasih 2008 yang menunjukkan bahwa alkanolamida dapat terbentuk tanpa adanya enzim dan meningkat dengan meningkatnya temperatur. Rentang temperatur dimana kerja Novozyme lebih efisien diharapkan pada 50–60 o C. Gambar 4.12 Penentuan Level Temperatur pada Sintesis Lauroil- N-metil glukamida dari AL+MGL Rasio MGL:AL 2:1, Pelarut tert-amil alkohol, Konsentrasi Novozym 10 b:b AL, t = 24 jam

4.2 Hasil Optimasi Kondisi Penelitian