Produk yang dihasilkan adalah oleoil-dietanolamida yang mempunyai waktu retensi 3,5- 3,8 menit.
4.4.4 Analisis sifat fisika kimia a Sintesis lauroil-dietanolamida
Karakteristik produk lauroil-dietanolamida diberikan pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Karakteristik Produk Lauroil-dietanolamida
Karakteristik Lauroil-dietanolamida
Kode Sampel DEA 609
DEA 613 Bilangan Asam
100,58 104,23
Bilangan Penyabunan 77,87
80,45 Bilangan Hidroksi
703,14 749,44
Densitas grml 1,2196
1,2322 Viskositas cP
684 825
pH 7
7 Kelarutan
Aseton Tidak larut
Tidak larut Heksan
Sedikit larut Sedikit larut
Etanol Larut
Larut Metanol
Larut Larut
Air Terdispersi
Terdispersi HLB
4,52 4,56
b Sintesis lauroil-N-metil glukamida
Karakteristik produk lauroil-N-metil glukamida diberikan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Karakteristik Produk Lauroil- N-metil Glukamida Karakteristik
Lauroil-N-metil Glukamida Kode Sampel
MGL 605 MGL 609
Bilangan Asam 64,34
74,05 Bilangan Penyabunan
48,27 45,46
Bilangan Hidroksi 459,30
383,25 Densitas grml
1,1020 1,1066
Viskositas cP, 27-29
o
C 278
283 pH
8 8
Kelarutan Aseton
Tidak larut Tidak larut
Heksan Sedikit larut
Sedikit larut Etanol
Larut Larut
Metanol Larut
Larut Air
Terdispersi Terdispersi
HLB 5
7,72
c Sintesis oleil dietanolamida
Karakteristik produk oleoil-dietanolamida diberikan pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Karakteristik Produk Oleoil-dietanolamida
Karakteristik Oleoil-dietanolamida
Kode Sampel DEA 609
DEA 613 Bilangan Asam
68,2 93,56
Bilangan Penyabunan 48,16
66,79 Bilangan Hidroksi
679,57 686,26
Densitas grml 1,3148
1,3195 Viskositas cP, 27-29
o
C 813
1356 pH
7 7
Kelarutan Aseton
Tidak larut Tidak larut
Heksan Sedikit larut
Sedikit larut Etanol
Larut Larut
Metanol Larut
Larut Air
Terdispersi Terdispersi
HLB 5,88
5,72 Menurut Gupta, dkk. 1983, ciri-ciri surfaktan yang digunakan sebagai emulsi
pada makanan, kosmetik dan obat-obatan adalah mempunyai rentang nilai HLB 2-18 serta mempunyai tingkat toksisitas dan iritasi yang rendah. Lebih lanjut Gupta, dkk.
1983 menyatakan bahwa pada nilai HLB 3-8 surfaktan bertindak sebagai emulsi air dalam minyak, pada nilai HLB 8-13 sebagai emulsi minyak dalam air dan pada 15-18
sebagai solubilizer. Hasil analisis HLB sintesis alkanolamida menunjukkan bahwa nilai HLB yang diperoleh berkisar antara 4,5 – 8. Hal ini menunjukkan bahwa surfaktan yang
dihasilkan dapat bertindak sebagai emulsi air dalam minyak. Ikatan amida pada surfaktan alkanolamida diketahui sangat potensial untuk
berinteraksi dengan ikatan hidrogen. Disamping itu kepolaran ikatan amida akan meningkatkan hidrofilisitaskelarutan dalam air dari surfaktan alkanolamida Stjerndahl
dan Holmberg, 2005, sehingga secara keseluruhan penggunaan alkanolamida sebagai salah satu surfaktan yang potensial dapat dipertimbangkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai optimasi sintesis surfaktan alkanolamida yaitu lauroil-dietanolamida dan lauroil-N-metil glukamida dari
asam laurat AL dengan dietanolamida DEA dan N-metil glukamina MGL, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1 Pada tahap pendahuluan, jumlah asam laurat yang terkonversi menjadi alkanolamida
dipengaruhi oleh variabel reaksi. Sintesis lauroil-dietanolamida memberikan konversi asam laurat terbaik jika menggunakan enzim Novozym 435
®
dengan konsentrasi 10 bb AL, pelarut n-heksan dengan rasio pelarut 2:1 vb AL,
temperatur 50
o
C, waktu reaksi 24 jam serta rasio molar substrat DEA:AL 3:1. Sintesis lauroil-N-metil glukamida memberikan konversi asam laurat terbaik jika
menggunakan enzim Novozym 435
®
dengan konsentrasi 8 bb AL, pelarut tert- amil alkohol dengan rasio pelarut 3:1 vb AL, temperatur 50
o
C, waktu reaksi 48 jam serta rasio molar substrat MGL:AL 1:1.
2 Pada tahap optimasi :
a Untuk sintesis lauroil-dietanolamida, peningkatan temperatur maupun
konsentrasi enzim kedua-duanya memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan konversi asam laurat pada reaksi AL+DEA dan kondisi
optimum yang diperoleh adalah, rasio molar DEA:AL 3:1; konsentrasi Novozym, 10-11 serta temperatur 55-60
o
C dengan konversi asam laurat maksimum 73,05 dan persen yield 77,82 .
b Untuk sintesis lauroil-N-metil glukamida efek temperatur paling signifikan
pada reaksi AL+MGL dan kondisi optimum yang diperoleh adalah, rasio molar DEA:MGL 1:1; konsentrasi Novozym, 8 serta temperatur 50-55
o
C dengan konversi asam laurat maksimum 64,52 dan persen yield 97,59 .
3 Pada tahap pengembangan proses :
a Penambahan amina2 hingga 3 tahap menghasilkan konversi asam lemak yang
lebih tinggi dibanding satu tahap penambahan amina. b
Penerapan kondisi tanpa pelarut dapat dijalankan pada sintesis lauroil- dietanolamida pada temperatur reaksi 50
o
C.