Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai optimasi sintesis surfaktan alkanolamida yaitu lauroil-dietanolamida dan lauroil-N-metil glukamida dari asam laurat AL dengan dietanolamida DEA dan N-metil glukamina MGL, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1 Pada tahap pendahuluan, jumlah asam laurat yang terkonversi menjadi alkanolamida dipengaruhi oleh variabel reaksi. Sintesis lauroil-dietanolamida memberikan konversi asam laurat terbaik jika menggunakan enzim Novozym 435 ® dengan konsentrasi 10 bb AL, pelarut n-heksan dengan rasio pelarut 2:1 vb AL, temperatur 50 o C, waktu reaksi 24 jam serta rasio molar substrat DEA:AL 3:1. Sintesis lauroil-N-metil glukamida memberikan konversi asam laurat terbaik jika menggunakan enzim Novozym 435 ® dengan konsentrasi 8 bb AL, pelarut tert- amil alkohol dengan rasio pelarut 3:1 vb AL, temperatur 50 o C, waktu reaksi 48 jam serta rasio molar substrat MGL:AL 1:1. 2 Pada tahap optimasi : a Untuk sintesis lauroil-dietanolamida, peningkatan temperatur maupun konsentrasi enzim kedua-duanya memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan konversi asam laurat pada reaksi AL+DEA dan kondisi optimum yang diperoleh adalah, rasio molar DEA:AL 3:1; konsentrasi Novozym, 10-11 serta temperatur 55-60 o C dengan konversi asam laurat maksimum 73,05 dan persen yield 77,82 . b Untuk sintesis lauroil-N-metil glukamida efek temperatur paling signifikan pada reaksi AL+MGL dan kondisi optimum yang diperoleh adalah, rasio molar DEA:MGL 1:1; konsentrasi Novozym, 8 serta temperatur 50-55 o C dengan konversi asam laurat maksimum 64,52 dan persen yield 97,59 . 3 Pada tahap pengembangan proses : a Penambahan amina2 hingga 3 tahap menghasilkan konversi asam lemak yang lebih tinggi dibanding satu tahap penambahan amina. b Penerapan kondisi tanpa pelarut dapat dijalankan pada sintesis lauroil- dietanolamida pada temperatur reaksi 50 o C. c Penggunaan enzim hingga empat kali ulangan masih memberikan hasil yang baik yang ditandai dengan kemampuan konversi asam laurat yang masih tinggi. d Pembesaran skala reaksi menggunakan bioreaktor menghasilkan bahwa pengaduk jenis B memberikan persen konversi yang lebih baik karena pada pengaduk jenis B, fluida mendapat kesempatan untuk bergerak secara aksial dan radial dengan sama kuatnya sehingga perpindahan massa juga lebih baik. Selain itu disimpulkan bahwa kecepatan pengadukan yang lebih tinggi dari 150 rpm akan menurunkan konversi asam lemak. e Pada penggunaan asam oleat sebagai sumber asam lemak kondisi optimum yang diperoleh untuk reaksi AO+DEA adalah, rasio molar substrat 1:1-2:1 DEAAO; konsentrasi Novozym, 6-8 bv AO serta temperatur 55-60 o C dimana akan menghasilkan konversi asam oleat 43,86 . 4 Setelah melalui tahap purifikasi, diperoleh karakteristik produk sebagai berikut: pH 7-8, hidrophilic lipophilic balance HLB bernilai 4-8 dan larut terhadap pelarut organik seperti n-heksan, etanol, metanol serta terdispersi dalam air.

5.2 Saran