Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 58-59;

Buku Siswa Kelas XII 86

e. Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 58-59;

Ayat ini turun berkaitan dengan Utsman bin Thalhah Abu Thalhah. Ketika Rasulullah meminta kunci Ka’bah darinya sewaktu penaklukan Mekkah untuk masuk ke dalam ka’bah membersihkan berhala-berhala di dalamnya, kemudian menutupnya kembali dan menyerahkan kunci itu kepadanya. Sambil mengucapkan “sesungguhnya Allah memerintahkan kamu supaya menunaikan amanah kepada ahlinya”. Kendatipun ada Sahabat Nabi yang lain memohon kunci itu, tetapi beliau tidak memberikan dan mengembalikan kunci itu kepada yang berhak menerimanya, sebagai penjaga ka’bah. Kata amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman, sehingga mu’min berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan menerima amanah. Di dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa amanah ini meliputi ibadah Sholat, Zakat, Puasa, Kifarat dan semua jenis Nazar. Amanah juga termasuk yang menyangkut hak-hak Allah atas hamba-hamba-Nya yang dipercayakan kepada seseorang yang berupa titipan. Oleh karena suatu titipan hendaknya ditunaikan kepada yang berhak menerimanya. Ayat ini memerintahkan kepada para penguasa atau pemangku jabatan yang berwenang dalam menetapkan suatu hukum agar menetapkan hukum secara adil, walau terhadap individu atau kelompok yang berseberangan pendapat dengan mereka, kerena keadilan mendekatkan pelakunya kepada ketaqwaan. Obyektifitas hakim menjadi bagian penting dalam memutus perkara. Ketika perkara diputus dengan pertimbangan matang, keadilan dapat ditegakkan. QS. Al Maidah 5 : 8. Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa wajiblah atas penguasa menyerahkan suatu tugas dari tugas-tugas kaum Muslimin kepada orang yang cakapkompeten untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sebab Rasulullah menyatakan ” Barang siapa memegang kuasa dari suatu urusan kaum Muslimin, lalu ia berikan satu jabatan kepada seseorang, padaha; ia tahu bahwa ada lagi orang yang lebih cakap untuk kaum Muslimin daripada orang yang diangkatnya itu, maka berkhianatlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya dan kaum Muslimin”.HR. Al-Hakim Pemimpin harus menyadari bahwa kepemimpinan yang dijalankan itu tidak semata-mata disaksikan oleh publik rakyat yang dipimpinnya, tetapi Allah pun melihat bagaimana pemimpin itu melaksanakan tugas dan kewajibannya. Karena itu, sudah seharusnya pemimpin menyandarkan dirinya dan memohon bimbingan kepada Tuhan Tafsir Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 87 Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. An-Nisâ’: 144 bersama-sama dan berulang- ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya a. Mari Membaca QS. An-Nisâ’: 144 Secara Tartil: ن َ أ َنوُديِرُت َ أ ۚ َنِنِمۡؤُم ۡ لٱ ِنوُد نِم َء ٓاَ ِلۡوَأ َنيِرِفَٰكۡلٱ ْاوُذِخَتَت َل ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ اَهُيَأٓ َي اًنيِبُم اٗنٰ َط ۡلُس ۡمُكۡيَلَع ِ َِل ْاوُلَعۡ َت

b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti: