Buku Siswa Kelas XII 88
e. Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 144
Dalam kaitan dengan ayat 144 surat An Nisa’ ini, fokus pembahasan adalah larangan terhadap orang kafir sebagai pemimpin umat Islam jika masih ada dari
muslim yang dapat dijadikan pemimpin. Ayat ini merupakan kecaman keras bagi yang menjadikan orang-orang kafir teman-teman akrab, tempat menyimpan rahasia
dan termasuk mengangkat mereka menjadi pemimpinnya orang-orang beriman.
Sesungguhnya agama Islam tidak melarang dalam bergaul secara harmonis dan wajar atau bahkan memberi bantuan kemanusiaan
terhadap orang kafir. Allah membolehkan kaum muslimin bersedekah untuk non muslim dan menjanjikan
ganjaran untuk yang bersedekah baca juga penjelasan QS. Al-Baqarah: 272. Menurut Al Raghib Al-Ishfahaniy, kafir yang terbesar adalah kekafiran dengan
tidak mempercayai keesaan Tuhan, syariat dan kenabian para rasul-Nya. Selain kekafiran tersebut Al Qur’an juga menggunakan beberapa istilah yang dapat
dikategorikan sebagai bentuk kekafiran, diantaranya ; mengingkari keesaan Allah dan kerasulan Nabi SAW. QS. Saba’ 34:3, tidak mensyukuri nikmat Allah, seperti
pada QS. Ibrahim 14:7, tidak mengamalkan tuntunan Ilahi walau mempercayainya, seperti QS. Al Baqarah 2: 85
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Mâ’idah: 56-57 bersama-sama dan berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya
a. Mari Membaca QS. Al-Mâ’idah: 56-57 Secara Tartil:
اَهُي َ
أٓ َي ٦ َنوُبِلٰ َغ ۡلٱ ُمُه ِ َلٱ َبۡزِح َنِإَف ْاوُنَماَء َنيِ َلٱَو ۥَُهوُسَرَو َ َلٱ َلَوَتَي نَمَو
ْاوُتو ُ
أ َنيِ َ
لٱ َنِّم اٗبِعَلَو اٗوُزُه ۡمُكَنيِد ْاوُذَ َتٱ َنيِ َلٱ ْاوُذِخَتَت َل ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ
٧ َنِنِمۡؤُم مُتنُك نِإ َ َلٱ ْاوُقَتٱَو َۚءٓاَِلۡوَأ َراَفُكۡلٱَو ۡمُكِلۡبَق نِم َبَٰتِكۡلٱ
b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti:
Mengambil menjadi penolongnya
َلَوَتَي
Pengikut
َبْزِح
Pemenang
َنوُِلاَغْلا
Janganlah kamu mengambil
اوُذِخَتَت ل
Tafsir Ilmu Tafsir Kurikulum 2013
89
c. Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. Al-Mâ’idah: 56-57
1. Kata
َبْزِح
, pengikut adalah kelompok tertentu yang memiliki militansi dan menyatu dalam satu wadah yang disepakati untuk membendung atau
menanggulangi kesulitan. Makna ini berkembang sehingga termasuk juga untuk memperjuangkan cita-cita, baik atau buruk. Dari sini kata tersebut diartikan
sebagai partai. 2. Kata
َنوُِلاَغْلا
, pemenang dengan pengertian meraih apa yang mereka harapkan, yakni kehidupan bahagia di dunia, keamanan dan ketentraman dalam
masyarakat serta kebahagiaan di akhirat dengan meraih surga dan ridha-Nya. 3. Kata
نيد
din mempunyai banyak arti, antara lain ketundukan, ketaatan, perhitungan, balasan. Juga berarti agama, karena dengan agama seseorang
bersikap tunduk dan taat, serta akan diperhitungkan seluruh amalnya, yang atas dasar itu ia memperoleh balasan dan ganjaran. Agama, atau ketaatan kepada-
Nya, ditandai oleh penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT. Islam dalam arti penyerahan diri adalah hakikat yang ditetapkan Allah dan diajarkan oleh
para nabi sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad SAW. 4. Kata
اًوُزُه
huzua, adalah gurauan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dengan tujuan melecehkan.
5. Kata
اًبِعَل
, permainan makna dasarnya adalah segala aktivitas yang dilakukan bukan pada tempatnya, atau untuk tujuan yang tidak benar. Karena itu air liur
yang biasanya keluar tanpa disengaja, apalagi pada anak kecil dinamai lu›ab karena ia keluar atau mengalir bukan pada tempatnya. Mereka menjadikan
agama sebagai bahan permainan, berarti juga mereka tidak menempatkan pengagungan kepada Allah yang menggariskan ketentuan agama itu, pada
tempat yang sewajarnya, tidak juga men empatkan Rasul pada tempat beliau yang
wajar.
d. Mari Menterjemahkan QS. Al-Mâ’idah: 56-57