Tafsir Ilmu Tafsir Kurikulum 2013
103
Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Qashash: 77. bersama-sama dan beru- lang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya
a. Mari Membaca QS. Al-Qashash: 77. Secara Tartil:
ٓاَمَك نِسۡح َ
أَو ۖاَيۡنُدٱ َنِم َكَبي ِصَن َسنَت َ
لَو َۖةَرِخٓٱ َراَدٱ ُ َلٱ َكٰىَتاَء ٓاَميِف ِغَتۡبٱَو ٧ َنيِدِسۡفُم
ۡ لٱ ُبِ ُي
َ ل َ َلٱ َنِإ ۖ ِضۡ
َ ۡ لٱ ِف َدا َسَف
ۡلٱ ِغۡبَت َلَو ۖ َكۡ َلِإ ُ َلٱ َنَسۡحَأ
b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti:
Yang telah dianugrahkan kepadamu
َكٰىَتاَء
Bagianmu
َكَبي ِصَن
Kebahagiaan negeri akhirat
َةَرِخٓٱ َراَدٱ
Dan carilah
ِغَتۡبٱَو
Berbuat kerusakan
َداَسَفۡلٱ ِغۡبَت
c. Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. Al-Qashash: 77
1. Kata
اميف
fimâ dipahami mengandung makna terbanyak atau pada umumnya, sekaligus melukiskan tertancapnya ke dalam lubuk hati upaya mencari
kebahagiaan ukhrawi melalui apa yang dianugerahkan Allah dalam kehidupan dunia ini. Dalam konteks Qârûn adalah gudang-gudang tumpukan harta benda
yang dimilikinya itu. 2. Firman-Nya :
اينّدا نم كبيصن سنتلو
wa lâ tansa nasî�baka min ad-dunyâ merupakan larangan melupakan atau mengabaikan bagian seseorang dari
kenikmatan duniawi. Larangan itu dipahami oleh sementara ulama bukan dalam arti haram mengabaikannya, tetapi dalam arti mubah boleh untuk
mengambilnya. 3. Kata
بيصن
nashî�b terambil dari kata
بصن
nashaba yang pada mulanya berarti menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantap seperti misalnya
gunung. Kata nashî�b atau nasib adalah bagian tertentu yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa bagian itu adalah hak dan miliknya dan
atau itu tidak dapat dielakkan.
Buku Siswa Kelas XII 104
4. Kata
نسحأ
ahsin terambil dari kata
نسح
hasan yang berarti baik. Patron kata yang digunakan ayat ini berbentuk perintah dan membutuhkan objek.
Namun objeknya tidak disebut, sehingga ia mencakup segala sesuatu yang dapat disentuh oleh kebaikan, bermula terhadap lingkungan, harta benda, tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. 5. Kata
امك
kamâ pada ayat di atas dipahami oleh banyak ulama dalam arti sebagaimana. Ada juga ulama yang enggan memahaminya demikian, karena
betapa pun besarnya upaya manusia berbuat baik, pasti dia tidak dapat melakukannya “sebagaimana” yang dilakukan Allah. Atas dasar itu banyak ulama
memahami kata kamâ dalam arti “disebabkan karena”, yakni karena Allah telah melimpahkan aneka karunia, maka seharusnya manusia pun melakukan ihsan
dan upaya perbaikan sesuai kemampuannya.
d. Mari Menterjemahkan QS. Al-Qashash: 77