Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti: Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. Al-A’râf: 179 Mari Menterjemahkan QS. Al-A’râf: 179 Mari Memaknai QS. Al-A’râf: 179

Buku Siswa Kelas XII 132 memperoleh limpahan ilham dan bimbingan ilahi. Dalam konteks pikirakal, Syekh Muhammad Abduh menjelaskan bahwa al- Qur’an adalah sumber informasi dan konfirmasi bagi akal. Karena itu akal, tidak boleh melampui dan bertentangan dengan al-Qur’an. Akal harus tunduk kepada al- Qur’an. Islam menuntun agar kehebatan potensi akal dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi, yang diisyaratkan oleh ayat ini melalui keagungan penciptaan langit dan bumi, serta fenomena pergantian siang dan malam, dalang rangka mengungkap rahasia keagungan Tuhan. Dan berujung pada ketundukan diri terhadap kebesaran Allah, yang diungkapkan dengan kalimat subhânaka Mahasuci Engkau, ya Allah. Ayat ini memberikan hikmah dan pelajaran bahwa sekecil apapun makhluk ciptaan Tuhan, semuanya memiliki fungsiberguna, tidak ada yang sia-sia. Tugas manusia adalah memaksimalkan potensi akalnya untuk mengurai dan mempelajarinya sehingga menjadi dasar berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta potensi akal manusia tidak boleh melanggar ketentuanNya dan tidak sepatutnya terjadi kesombongan intelektual, tetapi justru harus menunjukkan sikap rendah hati dalam berilmu dan senantiasa memohon kepada Allah agar dihindarkan dari siksa neraka. . Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-A’râf: 179 bersama-sama dan berulang- ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya a. Mari Membaca QS. Al-A’râf: 179 Secara Tartil: ۡمُهَلَو اَهِب َنوُهَقۡفَي َ ل ٞبوُلُق ۡمُهَل ۖ ِسنِ ۡ لٱَو ِّنِ ۡ لٱ َنِّم اٗرِث َك َمَنَهَ ِل اَنۡأَرَذ ۡدَقَلَو ۚ ُل َض َ أ ۡمُه ۡلَب ِمٰ َعۡن َ ۡ لٱَك َكِئٓ َلْوُأ ۚٓاَهِب َنوُعَمۡسَي َل ٞناَذاَء ۡمُهَلَو اَهِب َنوُ ِصۡبُي َل ٞ ُنۡعَأ ٩ َنوُلِفٰ َغ ۡلٱ ُمُه َكِئٓ َلْوُأ

b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti:

Jin ِّنِ ۡ لٱ Manusia ِسنِ ۡ لٱ Lalai َنوُلِفَٰغۡلٱ Tafsir Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 133

c. Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. Al-A’râf: 179

1. Kata ِّنِ ۡ لٱ al-jin, jin dalam bahasa Arab yang terdiri dari huruf Jim dan Nun, dengan berbagai bentuknya, memiliki pengertian «benda» atau «makhluk» yang tersembunyi. Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy yang artnya adalah yang tersembunyi atau yang tertutup atau yang tak terlihat. Hal inilah yang memungkinkan kita untuk mengaitkannya dengan sifat yang umum «Alam Tersembunyi» sekalipun akidah Islam memaksudkannya dengan makhluk- makhluk berakal, berkehendak, sadar dan mempunyai kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama kita di planet bumi ini. 2. Kata ِسنِ ۡ لٱ al-insan, manusia berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata insan berasal dari tiga kata:anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak. Kata insaan digunakan Al Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. 3. Kata َنوُلِفَٰغۡلٱ Al-ghafilun terambil dari kata ghaflah, yakni lalai, tidak mengetahui atau menyadari apa yang seharusnya diketahui dan disadari. Yakni tidak memanfaatkan keimanan dan petunjuk allah yang sedemikian jelas, maka mereka bagaikan orang yang tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi untuk meraih kebahagiaan, dan inilah kelalaian yang tiada taranya.

d. Mari Menterjemahkan QS. Al-A’râf: 179

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”

e. Mari Memaknai QS. Al-A’râf: 179

Allah menciptakan manusia dengan potensi yang sempurna yaitu dikarunia akal. Dengan potensi akal inilah dimaksudkan agar manusia bisa berfikir dan memahami apa maksud tujuan diciptakannya di muka bumi ini. Karena itu, akal mesti dipergunakan dan dijaga dengan sebaik-baiknya untuk menjalankan visi da misinya di muka bumi yakni mengabdi dan menjadi khalifatullah. Buku Siswa Kelas XII 134 Ayat ini menyatakan bahwa manusia dan jin diberi oleh Allah potensi berupa hatiakal Qalbu. Namun karena akalhatinya tidak digunakan untuk mengerti, berfikir, dan merenung apa yang tersurat dan yang tersirat, sehingga melanggar ketentuan yang digariskan oleh Allah, akibatnya mereka menjadi penghuni neraka. Ayat ini menjadi penjelasan mengapa seeorang tidak mendapat petunjuk dan mengapa pula yang lain disesatkan Allah, ayat ini juga berfungsi sebagai ancaman kepada mereka yang mengabaikan tuntunan pengetahuannya. Manusia pada dasarnya makhluk yang sempurna dan mulia, namun bisa berubah statusnya menjadi makhluk yang paling rendah dan hina, bahkan lebih hina daripada perilaku binatang. Hal itu terjadi, karena manusia memperturutkan hawa nafsunya dan menghilangkan akal atau nalar sehatnya. Islam mengajarkan bahwa karunia Allah berupa potensi generik yaitu telinga, penglihatan dan fu’ad hati nurani seharusnya digunakan sebagai fasilitas utama untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuannya, dengan tujuan agar semakin dapat mendekatkan diri kepada Allah. . Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Isrâ’: 36. bersama-sama dan berulang- ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya a. Mari Membaca QS. Al-Isrâ’: 36 Secara Tartil: ُهۡنَع َن َك َكِئٓ َلْوُأ ُ ُك َداَؤُفۡلٱَو َ َصَ ۡلٱَو َعۡمَسلٱ َنِإ ٌۚمۡلِع ۦِهِب َكَل َسۡيَل اَم ُفۡقَت َلَو ٦ ٗ لؤُ ۡسَم

b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti: