Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti: Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. An-Nisâ’: 144 Mari Menterjemahkan QS. An-Nisâ’: 144 Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 144

Tafsir Ilmu Tafsir Kurikulum 2013 87 Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. An-Nisâ’: 144 bersama-sama dan berulang- ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya a. Mari Membaca QS. An-Nisâ’: 144 Secara Tartil: ن َ أ َنوُديِرُت َ أ ۚ َنِنِمۡؤُم ۡ لٱ ِنوُد نِم َء ٓاَ ِلۡوَأ َنيِرِفَٰكۡلٱ ْاوُذِخَتَت َل ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ اَهُيَأٓ َي اًنيِبُم اٗنٰ َط ۡلُس ۡمُكۡيَلَع ِ َِل ْاوُلَعۡ َت

b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti:

Kamu mengambil اوُذِخَتَت Wali َءاَ ِلْوَأ

c. Mari Memaknai Mufradāt Penting Dari QS. An-Nisâ’: 144

1. Kata َنيِرِف َكْلا , orang-orang yang mantap kekafiranya, terambil dari kata رفك kafara yang pada mulanya berarti menutup. Al Qur›an menggunakan kata tersebut untuk berbagai makna yang masing-masing dapat dipahami sesuai dengan kalimat dan konteksnya. Konteks ayat ini adalah larangan menjadikan orang yang mantap dalam kekafiranya sebagai walipenolong dan atau pemimpin, karena boleh jadi ia mendustakan ajaran islam atau bahkan menjadi musuh islam. 2. Kata َءاَ ِلْوَأ adalah bentuk jamak dari kata Wali yang berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong. 3. Penggunaan kata َنوُديِرُت َ أ , aturidunamaukah kamu pada firman-Nya: Maukah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah. Redaksi demikian yang dipilih bukan kata apakah kamu menjadikan, untuk menekankan betapa hal tersebut sangat buruk. Baru pada tingkat mau saja mereka telah dikecam, apalagi jika benar-benar telah dilaksanakan.

d. Mari Menterjemahkan QS. An-Nisâ’: 144

144. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksamu ?” Buku Siswa Kelas XII 88

e. Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 144

Dalam kaitan dengan ayat 144 surat An Nisa’ ini, fokus pembahasan adalah larangan terhadap orang kafir sebagai pemimpin umat Islam jika masih ada dari muslim yang dapat dijadikan pemimpin. Ayat ini merupakan kecaman keras bagi yang menjadikan orang-orang kafir teman-teman akrab, tempat menyimpan rahasia dan termasuk mengangkat mereka menjadi pemimpinnya orang-orang beriman. Sesungguhnya agama Islam tidak melarang dalam bergaul secara harmonis dan wajar atau bahkan memberi bantuan kemanusiaan terhadap orang kafir. Allah membolehkan kaum muslimin bersedekah untuk non muslim dan menjanjikan ganjaran untuk yang bersedekah baca juga penjelasan QS. Al-Baqarah: 272. Menurut Al Raghib Al-Ishfahaniy, kafir yang terbesar adalah kekafiran dengan tidak mempercayai keesaan Tuhan, syariat dan kenabian para rasul-Nya. Selain kekafiran tersebut Al Qur’an juga menggunakan beberapa istilah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk kekafiran, diantaranya ; mengingkari keesaan Allah dan kerasulan Nabi SAW. QS. Saba’ 34:3, tidak mensyukuri nikmat Allah, seperti pada QS. Ibrahim 14:7, tidak mengamalkan tuntunan Ilahi walau mempercayainya, seperti QS. Al Baqarah 2: 85 Ananda sekalian, mari kita pelajari QS. Al-Mâ’idah: 56-57 bersama-sama dan berulang-ulang hingga lancar serta usahakan dapat menghafalnya a. Mari Membaca QS. Al-Mâ’idah: 56-57 Secara Tartil: اَهُي َ أٓ َي ٦ َنوُبِلٰ َغ ۡلٱ ُمُه ِ َلٱ َبۡزِح َنِإَف ْاوُنَماَء َنيِ َلٱَو ۥَُهوُسَرَو َ َلٱ َلَوَتَي نَمَو ْاوُتو ُ أ َنيِ َ لٱ َنِّم اٗبِعَلَو اٗوُزُه ۡمُكَنيِد ْاوُذَ َتٱ َنيِ َلٱ ْاوُذِخَتَت َل ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ ٧ َنِنِمۡؤُم مُتنُك نِإ َ َلٱ ْاوُقَتٱَو َۚءٓاَِلۡوَأ َراَفُكۡلٱَو ۡمُكِلۡبَق نِم َبَٰتِكۡلٱ

b. Mari Mengartikan Beberapa Mufradāt Penting Dengan Teliti: