27
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Monica Hatiningsih
yang berjudul “Improving Student’s Reading
Comprehension by Using Numbered Heads Together A Classroom Action Research at the Eight Grade of SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar in the
Years of 20112012”. Pada penelitian ini, digunakan teknik kepala bernomor. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C SMP N 1
Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 20112012, sejumlah 32 peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Peneliti
mengelola dua siklus tindakan. Pada pengumpulan data penulis
menggunakan metode kualilatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara, analisis dokumen, dan foto. Data kualitatif
ditunjang dari data kuantitatif yang merupakan rata-rata nilai pre-test dan post-test peserta didik pada keterampilan membaca bahasa Inggris.
Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan keterampilan membaca bahasa Inggris peserta didik kelas VIII C SMP N 1 Jaten
Karanganyar menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur. Melalui observasi, peneliti menemukan bahwa selama berlangsungnya tindakan,
peserta didik menunjukkan peningkatannya seperti mereka mampu memahami teks secara keseluruhan. Dari test keterampilan membaca bahasa
Inggris, peserta didik memperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 60,2,
28
kemudian meningkat menjadi 74,8 pada post-test pertama dan kembali meningkat pada post-test kedua menjadi 80,2.
Selain itu, terjadi pula peningkatan motivasi dan partisipasi peserta didik. Hal ini dapat terlihat pada perilaku peserta didik. Sebelum
dilakukannya penelitian, peserta didik sangat pasif pada saat pelajaran bahasa Inggris. Setelah dilakukannya penelitian seluruh peserta didik
terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka saling membagi pengetahuan mereka dan membantu satu sama lain dalam pemahaman materi. Para
peserta didik tidak hanya memahami dari penjelasan guru, namun mereka juga dapat belajar dari teman-temannya sekelasnya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa
penggunaan teknik
kepala bernomor
dapat meningkatkan keterampilan membaca bahasa Inggris pada peserta didik
kelas VIII C di SMP N 1 Jaten Karaganyar. Penelitian ini relevan dengan teknik kepala bernomor terstruktur,
karena keduanya memiliki persamaan, yaitu termasuk dalam teknik kepala bernomor dan teknik kepala bernomor terstruktur merupakan turunan dari
teknik kepala bernomor. Meskipun demikian terdapat perbedaan diantara keduanya, yaitu pada teknik kepala bernomor terstruktur pembagian tugas
peserta didik lebih terorganisir sehingga menimalisir terjadinya
ketidakaktifan masing-masing peserta didik dalam kelompok. Selain itu, pada teknik kepala bernomor, hasil diskusi disampaikan
oleh peserta didik yang nomornya disebutkan oleh guru, sedangkan pada
29
kepala bernomor terstruktur hasil diskusi disampaikan oleh peserta didik yang memiliki nomor terakhir dalam kelompoknya. Cara seperti ini
mempermudah peserta didik agar tidak merasa gugup saat menyampaikan hasil diskusi karena karena sebelumnya sudah diketahui siapa yang bertugas
untuk menyampaikan hasil diskusi melaui penomoran. Meskipun penelitian yang relevan ini merupakan jenis penelitian
tindakan kelas Action Research, namun diprediksi dapat juga terjadi peningkatan prestasi belajar keterampilan membaca pada penelitian
eksperimen, melihat teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran hampir serupa. Perbedaan pada kedua penelitian tersebut terletak pada
proses dan hasil penyajian data. Jika pada penelitian tindakan kelas dilakukan melalui beberapa siklus dan data yang disajikan merupakan data
kualitatif. Pada penelitian eksperimen dilakukan proses yang disebuat eksperimen semu dan data disajikan dalam bentuk kuantitatif.
C. Kerangka Pikir 1. Perbedaan Prestasi Belajar Keterampilan Membaca Peserta Didik
Kelas XI di SMA N 1 Tempel Sleman antara yang Menggunakan Teknik Kepala Bernomor Terstruktur dengan yang Menggunakan
Metode Konvensional
Pada tahap observasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jerman peserta didik kelas XI di
SMA N 1 Tempel Sleman, yaitu guru masih menggunakan metode konvensional dalam penyampaian materi. Meskipun sudah tersedia LCD di
30
tiap kelas XI, namun guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan media papan tulis dan spidol. Hal ini berdampak
pada kurangnya perhatian dan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran bahasa Jerman. Terlebih pada keterampilan membaca, mereka kurang
termotivasi yang menyebabkan rendahnya minat mereka untuk mempelajari bahasa Jerman. Oleh karen itu, diperlukan adanya perubahan metode
pembelajaran bahasa Jerman, salah satunya dengan teknik kepala bernomor terstruktur.
Teknik kepala bernomor terstruktur sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran bahasa Jerman. Teknik ini melatih peserta didik untuk dapat
bekerja secara tim dan memacu mereka untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran bahasa Jerman, terutama pada ketempilan membaca.
Pada teknik ini, adanya pembagian tugas yang terstruktur tiap peserta didik dalam suatu kelompok, memudahkan mereka untuk melakukan pemahaman
suatu tekas secara menyeluruh. Mereka juga dapat melakukan kompetisi antar kelompok, dimana tujuannya adalah untuk menimbulkan motivasi
dalam mempelajari bahasa Jerman. Pada tahap awal peserta didik dalam suatu kelompok mendiskusikan sebuah teks, kemudian masing-masing
kelompok saling memberikan pendapat mereka terhadap teks yang telah didiskusikan. Dalam proses ini akan terjadi interaksi antar kelompok,
sehingga mereka dapat berperan aktif dalam setiap tahap pembelajaran keterampilan bahasa Jerman.