Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                                                                                juga bertanggung jawab atas tugas indivudu. Penerapannya adalah dengan memanggil nomor peserta didik dari setiap kelompok secara acak untuk mempresentasikan tugas
masing-masing. Metode  ini  dapat
membuat  suasana  kelas  menjadi  lebih menyenangkan, sehingga  peserta  didik  tidak  mudah  bosan,  terutama  pada
keterampilan membaca  bahasa Jerman. Selain itu metode ini juga dapat  memotivasi peserta didik untuk selalu aktif ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Langkah-langkah  penggunaan  teknik  kepala  bernomor  terstruktur  yaitu  1 guru menjelaskan  materi  yang  akan  dipelajari  2  guru  meminta  peserta  didik  membagi
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang 3 guru memberikan nomor kepada perseta didik beserta tugas yang harus dilakukan pada masing-masing nomor 4 guru
membagikan materi bacaan pada tiap kelompok 5 peserta didik mengerjakan tugas yang  diberikan  guru  6  guru  memanggil  salah  satu  nomor  peserta  didik  dalam
kelompok  secara  acak  7  guru  membahas  materi secara  keseluruhan  dan  membuat kesimpulan bersama peserta didik.
Secara  keseluruhan  metode  ini  sangat  membantu  dalam meningkatkan prestasi belajar  peserta  didik dalam  keterampilan  membaca  bahasa  Jerman.  Kelebihan dari
teknik  kepala  bernomor  terstruktur  adalah  adanya  penugasan  yang  jelas,  sehingga setiap  peserta  didik  memiliki  tanggung  jawab  individu  untuk  menyelesaikan  tugas
dalam kelompoknya. Tugas yang diberikan pada setiap peserta didik dalam kelompok membuat  seluruh  peserta  didik terlibat aktif dalam  proses  pembelajaran,  sehingga
tidak  ada  peserta  didik  yang  menganggur. Disamping  itu  teknik  ini  juga  memiliki kelemahan, yaitu akan terjadi kebosanan jika peserta didik selalu mendapatkan nomor
dengan penugasan yang sama pada setiap pertemuan. Selain itu, adanya diskusi dalam kelompok membuat peserta didik cenderung ramai. Oleh karena itu, dibutuhkan rotasi
penugasan  dalam  setiap  pertemuan  agar  semua  peserta  didik  merasakan  tugas  yang berbeda-beda,  serta  peran guru  sebagai  fasilitator adalah untuk mengatur  dan
mengawasi jalannya proses belajar. Suasana  interaktif  di  dalam  kelas  menjadi  salah  satu  faktor  tercapainya  tujuan
pembelajaran.  Namun  selama  ini  guru  hanya  menerapkan  metode  konvensional dalam proses pembelajaran. Metode ini dirasa tidak dapat menumbuhkan  kreativitas
peserta  didik.  Mereka  cenderung  pasif  dan  tidak  mau  berusaha  untuk  mencari jawaban  sendiri,  sehingga  kondisi  kelas  sangat  membosankan.  Berbeda  ketika
diterapkan teknik kepala bernomor terstruktur. Meskipun membutuhkan waktu untuk beradaptasi,  namun  metode  tersebut dirasa  efektif  untuk  meningkatkan  prestasi
belajar  peserta  didik dalam  pembelajaran  keterampilan  membaca  bahasa  Jerman. Tidak hanya itu, mereka juga menjadi lebih aktif untuk mengembangkan potensi yang
ada  dalam  diri  mereka. Oleh  karena  itu, guru  disarankan untuk menerapkan teknik kepala  bernomor  terstruktur sebagai alternatif  pembelajaran,  terutama pada
keterampilan membaca bahasa Jerman.
                