6
F. Manfaat Penelitian
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Jerman dibutuhkan informasi yang dapat memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat, antara lain: 1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk terus mengembangkan metode
cooperative learning sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa Jerman sehingga terciptanya variasi pembelajaran dan tujuan pembelajaran bahasa
Jerman dapat dicapai seoptimal mungkin. 2. Bagi peserta didik, sebagai pengalaman pembelajaran bahasa Jerman
menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur. 3. Bagi mahasiswa, sebagai bahan acuan
untuk penyusunan penelitian
selanjutnya.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing
Belajar menurut Jihad dan Haris 2009: 1 adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis
dan jenjang pendidikan. Lebih lanjut Djamarah dan Zain 1996: 11 menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Selanjutnya Sardiman 1986: 28-31 dalam Hardini dan Puspitasari menambahkan bahwa tujuan belajar adalah 1 untuk
mendapatkan pengetahuan, 2 penanaman konsep, 3 pembentukan sifat. Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan tentang suatu
subjek atau keterampilan dengan belajar, pengalaman, dan instruksi Brown, 2007: 8. Jihad dan Haris 2009: 14 menyatakan bahwa pembelajaran pada
dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan tujuan terwujudnya efisiensi dan
efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Oleh karena itu, pada hakikatnya pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara peserta
didik dan pendidik yang dilakukan melalui beberapa tahapan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8
Bahasa menurut Pringgawidagda 2002: 4 merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual
maupun kolektif sosial. Secara individual, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain. Secara kolektif sosial,
bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya.
Menurut Finnochiaro 1964: 8, dalam J.P Rombepajung,
1988: 23 „Language is a system of arbitrary vocal symbols which permits all people in a given
culture or other people who have learned the systems of that culture to communicate or to interact”. Artinya, bahasa adalah suatu sistem simbol
vocal yang dapat membuat keputusan sendiri yang memungkinkan orang dalam masyarakat tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari sistem
tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Chomsky 1957, melalui Purwo, 1990: 78 menyatakan belajar
bahasa merupakan suatu kegiatan yang rasionalistis dan kognitif, dan bukan suatu tanggapan terhadap rangsangan stimulus dari luar. Menurut
Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 78 bahwa fenomena penguasaan bahasa pertama dan bahasa-bahasa lainnya terjadi dalam setiap bangsa di
dunia. Dewasa ini, berkat perkembangan informasi dan komunikasi antarbangsa, ada kecenderungan masyarakat menguasai dua bahasa, bahkan
tiga bahasa sekaligus. Menurut Kajian Kurikulum 2004 2004: 2 bahasa asing yang
merupakan bentuk pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai