Gambaran Umum Desa Padurenan

P ERKEMBANGAN P EREKONOMIAN D AERAH J AWA T ENGAH T RIWULAN I-2009 83 Dengan adanya gerakan ”Bali Desa Mbangun Desa” yang diperkenalkan oleh Gubernur, diharapkan pembangunan desa di Jawa Tengah bisa dilaksanakan secara terpadu dan sinergis oleh semua pihak sehingga akan mampu mempercepat pemberdayaan ekonomi perdesaan. Selanjutnya dalam rangka turut berperan serta dalam gerakan ”Bali Desa Mbangun Desa” sekaligus implementasi progran kerja klaster, maka pada tahun 2009 KBI Semarang akan melaksanakan program Pengembangan Desa Padurenan menjadi Klaster Bordir Konveksi Terpadu dengan Wisata Religi di Kudus

B. Gambaran Umum Desa Padurenan

Sentra industri konveksi pakaian jadi dan industri kain bordir berada di Desa Padurenan- Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus bagian utara dekat dengan pesisir pantai. Lokasi sentra berjarak sekitar 4 s.d 5 km dari pusat kota Kudus yang banyak dikunjungi oleh wisatawan rohanipeziarah Masjid Menara Sunan Kudus. Desa ini juga berjarak 3 km dari tempat ziarah Gunung Muria. Sentra ini bertumbuh-kembang secara alami dan saat ini terdapat sekitar 200 unit usaha yang menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja. Dari populasi usaha tersebut, diperkirakan sekitar 60 merupakan unit usaha konveksi dan 40 usaha industri kain dan baju bordir. Sebagian besar produk dipasarkan di sekitar Pantura pantai utara, Semarang, Bali dan daerah lainnya. Dari sisi produksi, tidak terdapat kendala yang berarti baik dari segi pengadaan bahan baku, proses produksi maupun peralatan produksi. Kendala utama yang dihadapi adalah dalam segi pemasaran dan penyediaan modal. Dari segi pemasaran produk, para pengusaha konveksi dan bordir mempunyai bargaining position yang rendah terhadap pedagang di pasar tujuan, sehingga mereka tidak bebas dalam menetapkan harga jual produk. Meskipun demikian mereka mengaku mendapatkan tingkat keuntungan antara 10 s.d 25, bahkan untuk produk dengan desain baru, tingkat keuntungannya bisa mencapai 100. Dengan hasil keuntungan tersebut, tingkat ekonomi keluarga dapat dikatakan mapansejahtera, hal ini terlihat dari kondisi rumah tinggal mereka yang rata-rata cukup baik. Bahkan ada yang memiliki mobil sebagai sarana angkutan. Dari segi modal atau keuangan, mereka tidak mampu mengumpulkan modal dengan cepat. Karena, mereka harus mengeluarkan biaya secara tunai baik untuk membeli bahan baku bahkan kadangkala harus membayar uang muka maupun untuk membayar upah tenaga kerja. Sementara itu hasil penjualan produk, baru dibayar oleh pelanggansales mereka setelah 1 bulan P ERKEMBANGAN P EREKONOMIAN D AERAH J AWA T ENGAH T RIWULAN I-2009 84 bahkan dengan kredit yang akan dilunasi menjelang hari raya. Di sisi lain, meskipun usaha tersebut dalam satu sentra namun masih perlu ditingkatkan upaya peningkatan modal sosial dan kebersamaan untuk mengembangkan sentra menjadi sebuah klaster. Pada saat ini peluang untuk mengembangkan sentra ini menjadi suatu klaster yang produktif mendapatkan dukungan yang cukup baik dari beberapa pihak antara lain dari BupatiPemkab.Kudus beserta seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Desa SKPD yang berkomitmen untuk mengupgrade klaster di Padurenan baik dari sisi modal sosial, infrastruktur maupun kompetensi UMKMpelaku usahanya. Disamping itu, komitmen yang kuat juga diperoleh dari aparat maupun masyarakat desa di Padurenan serta stakeholder lain BPPTK Disnaker Propinsi Jawa Tengah, BUMN dan perbankan. Rencana Program Pengembangan Desa Padurenan menjadi Klaster Bordir Konveksi Terpadu dengan Wisata Religi di Kudus Koperasi bahan baku,dana, pemasaran dll Jasa-Jasa Pemeliharaan Desainer Agen Perjalanan Transportasi Lokal Industri Bordir Produk Tekstil Stakeholders : Pemda – Perbankan – PKBLBUMN – masyarakat – Lembaga DonorBDSLSM,dll Areal Kios Perdagangan Operator Tour Jasa Parkir Rumah Makan Jasa Pelatihan ATM Jasa Lain toilet umum dll P ERKEMBANGAN P EREKONOMIAN D AERAH J AWA T ENGAH T RIWULAN I-2009 85

C. Program Pembangunan Desa Wisata Padurenan