P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
95
mengambil porsi sebesar 44,17 dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan dan pecahan Rp50.000 mengambil porsi 32,17 dari seluruh jumlah uang palsu
yang ditemukan. Berdasarkan tahun emisi uang yang dipalsukan, pecahan uang yang paling
banyak dipalsukan adalah pecahan Rp 100.000 tahun emisi 2004 yaitu sebanyak 646 lembar, diikuti pecahan Rp50.000 tahun emisi 2005 sebanyak 469 lembar.
5.2. Transaksi Keuangan secara Non-Tunai
5.2.1. Transaksi Kliring
Pada triwulan I–2009, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di wilayah Jawa Tengah melalui KBI Semarang, KBI Solo dan KBI Purwokerto, baik secara
volume maupun nominal mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal mengalami penurunan sebesar
-1,18 dibandingkan posisi triwulan IV-2008, yaitu dari Rp18,474 triliun menjadi Rp18,256 triliun. Demikian pula halnya apabila dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu, mengalami penurunan sebesar -4,41yoy, yaitu dari Rp19,09 triliun menjadi Rp18,26 triliun.
Berdasarkan volume lembar warkat yang dikliringkan, mengalami pula penurunan baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Pertumbuhan volume
transaksi pada triwulan I – 2009 secara triwulanan mengalami kontraksi sebesar -3,16 qtq dari 720,773 warkat menjadi 697,990 warkat. Sedangkan secara
tahunan mengalami kontraksi sebesar -6,04 yoy dari 755,478 warkat menjadi 697,990 warkat.
Berdasarkan wilayah kerja, pertumbuhan kliring di wilayah KBI Semarang dan KBI Solo mengalami kontraksi, baik secara triwulanan maupun secara tahunan.
Sementara itu, wilayah Purwokerto mencatat pertumbuhan positif nilai transaksi kliring secara triwulanan maupun secara tahunan. Secara umum, sama halnya
dengan perkembangan pengedaran uang tunai, perlambatan nilai transaksi kliring ini disebabkan karena faktor musiman.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
96
Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah
Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto dan website BI
5.2.2. Transaksi RTGS
Pada triwulan I-2009, transaksi non-tunai melalui BI-RTGS menurun baik secara nilai maupun volume dibanding triwulan sebelumnya Tabel 5.3. Tercatat rata-
rata nilai transaksi triwulan I–2009 sebesar Rp18,609 miliar, turun sebesar 6,15 qtq dibanding triwulan sebelumnya.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah
Demikian pula dengan rata-rata volume transaksi RTGS yang menurun sebesar 6,68qtq dari rata-rata triwulan IV–2008 sebesar 19.908 ribu transaksi menjadi
18.579 ribu transaksi pada triwulan I–2009. Total nominal dan volume transaksi RTGS pada triwulan I–2009 masing-masing sebesar Rp55,827 miliar dengan volume 55,737
transaksi.
2009 TW I
TW II TW III
TW IV TW I
qtq yoy
Jawa Tengah Nominal
19,098,327 19,935,913
22,273,812 18,474,710
18,256,900 -1.18
-4.41 Volume
742,822 755,478
793,795 720,773
697,990 -3.16
-6.04
Semarang Nominal
11,000,074 11,474,884
12,862,377 10,220,912
9,623,094 -5.85
-12.52 Volume
460,888 470,789
497,367 451,596
388,526 -13.97
-15.70
Solo Nominal
6,811,320 7,136,413
7,901,354 6,800,955
6,474,655 -4.80
-4.94 Volume
223,493 226,034
237,953 210,769
187,939 -10.83
-15.91
Purwokerto Nominal
1,286,933 1,324,615
1,510,081 1,452,843
2,159,152 48.62
67.77 Volume
58,441 58,655
58,475 58,408
121,525 108.06
107.94
2008 Wilayah
Pertumbuhan
R p
T ri
ly u
n
Volume Nilai
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
97
Dampak krisis global yang menerpa perekonomian Indonesia mulai berimbas terhadap perkembangan kondisi ekonomi di Jawa Tengah terutama pada Tw-I 2009
yang diukur dari perkembangan ketenagakerjaan dan tingkat kesejahteraan. Hal tersebut tercermin dari tingginya jumlah perusahaan yang terpaksa menutup
usahanya, yang berdampak pada meningkatnya tingkat pemutusan hubungan kerja selama triwulan I-2009.
6.1 Ketenagakerjaan