P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
49
makanan. Perkembangan ekspektasi inflasi hasil Survei Konsumen dibandingkan dengan inflasi tahunan Jawa Tengah aktual setiap bulan dapat dilihat pada grafik 2.5.
2 4
6 8
10 12
14 16
7 8
9 1
1 1
1 2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
1 1
1 2
1 2
3 2006
2007 2008
2009 Inflas i Aktual
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
E ks pektas i Inflas i
E ks pektas i Inflas i indeks Inflas i Aktual yoy,
Sumber: KBI Semarang dan BPS Keterangan: indeks = turun - naik + 100
GRAFIK 2.5 PERKEMBANGAN EKSPEKTASI INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN
DAN INFLASI TAHUNAN AKTUAL DI JAWA TENGAH
2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah
Laju inflasi tahunan yoy di 4 kota di Jawa Tengah pada triwulan ini mengalami kecenderungan penurunan di semua kota, sedangkan inflasi kuartalan
qtq cenderung meningkat. Analisis mengenai inflasi 4 kota tersebut akan diuraikan di bawah ini.
2.1.1. Inflasi Kuartalan qtq
Berdasarkan penghitungan BPS, laju inflasi kuartalan qtq empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan I-
2009 masing-masing sebesar 0,72, 0,78, 0,78 dan 1,05. Dari Grafik 2.6. terlihat bahwa kota Surakarta cenderung memiliki laju inflasi kuartalan yang paling
rendah, sedangkan kota Purwokerto dan kota Tegal dengan laju inflasi kuartalan cenderung tinggi. Kondisi ini tentunya memerlukan penanganan yang berbeda
terhadap komoditas-komoditas yang menjadi penyumbang inflasi cukup dominan di setiap kota.
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat bahwa laju inflasi kuartalan di empat kota tersebut mengalami peningkatan laju inflasi, kecuali di kota
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
50
Purwokerto yang menurun. Perkembangan inflasi kuartalan empat kota di Jawa Tengah setiap triwulan dapat dilihat pada grafik 2.6.
Sumber: BPS, diolah
GRAFIK 2.6. PERKEMBANGAN INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, BPS mencatat bahwa di kota Semarang, laju inflasi kuartalan pada triwulan I-2009 terutama dipicu oleh kelompok
sandang yang mengalami kenaikan IHK sebesar 4,02 qtq, diikuti oleh kelompok perumahan dan kelompok makanan jadi masing-masing sebesar 2,32 dan 1,76.
Komoditas kelompok sandang yang memberikan sumbangan inflasi cukup nyata adalah yang termasuk dalam subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang
mengalami peningkatan IHK sebesar 17,23 qtq. Komoditas dalam kelompok
perumahan yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan terutama yang termasuk dalam subkelompok penyelenggaraan rumah tangga dan subkelompok
biaya tempat tinggal, yang masing-masing naik sebesar 5,12 qtq dan 2,86. Adapun kenaikan harga dalam kelompok makanan jadi terutama disumbang oleh
komoditas dalam subkelompok minuman tidak beralkohol 4,14. Sementara itu, laju inflasi kuartalan di Surakarta terutama dipicu oleh
kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan IHK sebesar 3,35 qtq, diikuti oleh kelompok perumahan 1,67 dan kelompok makanan jadi 1,65. Kenaikan
IHK kelompok bahan makanan dipicu oleh kenaikan harga subkelompok lemak dan minyak 9,91, serta subkelompok sayur-sayuran 9,97 dan subkelompok daging
dan hasil-haislnya 7,39. Adapun komoditas dalam kelompok perumahan yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar adalah komoditas yang termasuk dalam
-2 -1
1 2
3 4
5 6
7 8
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
2006 2007
2008 2009
P urwokerto Tegal
S emarang S olo
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
51
subkelompok bahan bakar, penerangan dan air yang naik 3,85. Sedangkan kenaikan IHK kelompok makanan jadi dipicu oleh kenaikan IHK subkelompok
minuman tidak beralkohol sebesar 6,06. Di Purwokerto, laju inflasi kuartalan pada triwulan I-2008 terutama dipicu oleh
kelompok makanan jadi dan kelompok sandang yang masing-masing mengalami kenaikan IHK sebesar 2,62 dan 2,61.
Kenaikan IHK kelompok makanan jadi terutama dipicu oleh
subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang naik sebesar 7,30.
Sementara kenaikan harga kelompok sandang terutama disumbang oleh kenaikan harga subkelompok minuman tidak beralkohol, yang mengalami
peningkatan IHK sebesar 12,49. Di Tegal, laju inflasi kuartalan pada triwulan I-2009 terutama dipicu oleh
kelompok kesehatan yang mengalami kenaikan IHK sebesar 14,60 qtq, diikuti oleh kelompok sandang yang naik 5,88. Komoditas kelompok kesehatan yang
memberikan sumbangan inflasi cukup nyata antara lain yang termasuk dalam subkelompok jasa kesehatan yang mengalami peningkatan IHK sebesar 42,01.
Kenaikan IHK yang sangat tinggi tersebut terutama dipicu oleh kenaikan tarif rumah sakit dan jasa dokter. Sementara itu, kenaikan IHK kelompok sandang terutama
dipicu oleh kenaikan harga barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 24,02. Perkembangan inflasi kuartalan empat kota di Jawa Tengah berdasarkan kelompok
barang dan jasa dapat dilihat pada Tabel 2.8.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
52
TABEL 2.8. INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA PERSEN; QTQ
No KELOMPOK
Mar-08 Jun-08
Sep-08 Dec-08
Jan-09 Feb-09
Mar-09 SEMARANG
UMUM TOTAL 4,18
4,10 2,83
0,18 -0,44
-0,37 0,72
1 BAHAN MAKANAN
6,78 1,89
4,25 0,36
-0,79 0,83
1,34 2
MAKANAN JADI 6,65
1,93 3,94
0,98 0,91
1,67 1,76
3 PERUMAHAN
3,76 5,72
2,19 1,33
1,58 1,61
2,32 4
SANDANG 3,92
0,37 2,71
1,64 1,82
3,58 4,02
5 KESEHATAN
3,73 1,28
0,71 2,64
2,59 0,27
0,79 6
PENDIDIKAN 0,01
1,81 3,58
0,60 0,51
0,24 0,15
7 TRANSPOR
0,16 9,91
1,02 -4,07
-6,60 -9,02
-4,82 SURAKARTA
UMUM TOTAL 2,74
3,70 1,74
0,13 -0,70
-0,16 0,78
1 BAHAN MAKANAN
5,57 2,35
2,06 -0,85
-1,75 2,31
3,35 2
MAKANAN JADI 2,64
0,39 0,94
0,29 0,32
1,18 1,65
3 PERUMAHAN
2,11 3,58
3,98 3,34
0,99 1,09
0,76 4
SANDANG 1,76
-0,06 0,81
0,93 0,47
0,49 0,67
5 KESEHATAN
1,17 1,54
0,58 3,95
0,00 0,00
0,01 6
PENDIDIKAN 0,20
0,10 1,56
0,03 -7,33
-8,33 -4,70
7 TRANSPOR
0,57 12,87
-0,22 -4,44
-0,70 -0,16
0,78 PURWOKERTO
UMUM TOTAL 3,60
4,11 3,53
1,16 -0,26
0,35 0,78
1 BAHAN MAKANAN
10,68 5,02
0,81 2,42
-0,69 2,91
0,97 2
MAKANAN JADI 2,78
2,11 4,79
2,20 2,35
1,56 1,35
3 PERUMAHAN
0,74 3,41
8,68 1,69
0,88 1,15
-0,30 4
SANDANG 1,55
-0,22 0,77
1,26 3,11
5,21 5,88
5 KESEHATAN
0,00 1,67
1,21 0,24
0,02 0,10
14,60 6
PENDIDIKAN 0,06
0,39 1,19
2,86 0,10
0,14 0,14
7 TRANSPOR
0,84 10,66
0,77 -4,07
-6,64 -8,58
-4,33 TEGAL
UMUM TOTAL 2,72
3,15 5,16
0,45 0,04
0,83 1,05
1 BAHAN MAKANAN
3,98 4,15
1,94 -1,52
-1,45 0,59
1,31 2
MAKANAN JADI 3,53
1,63 16,53
0,86 1,30
2,25 2,62
3 PERUMAHAN
2,35 2,68
4,55 1,16
0,87 1,43
1,06 4
SANDANG 3,73
-0,58 -1,58
4,56 3,90
7,06 2,61
5 KESEHATAN
1,37 2,78
1,48 1,08
0,83 1,10
1,09 6
PENDIDIKAN 0,08
0,77 0,82
2,28 1,26
0,28 0,15
7 TRANSPOR
0,42 8,14
0,30 -1,84
-4,43 -6,01
-2,99
Sumber : BPS, diolah Keterangan : angka inflasi per kelompok adalah hasil olahan KBI Semarang berdasarkan data IHK
yang diperoleh dari BPS
2.1.2. Inflasi Tahunan yoy
Berdasarkan penghitungan BPS, laju inflasi tahunan yoy empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan I-
2009 masing-masing sebesar 7,20, 5,53, 9,48 dan 6,38. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat bahwa laju inflasi di tiga kota Semarang,
Surakarta dan Tegal mengalami penurunan laju inflasi yang cukup signifikan. Kecenderungan penurunan laju inflasi di keempat kota tersebut disebabkan
oleh relatif stabilnya pergerakan harga kelompok bahan, kelompok makanan jadi dan kelompok transpor. Kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM bersubsidi
pada awal Desember 2008, masih memberikan second round effect pada triwulan I- 2009 berupa penurunan tarif angkutan umum dalam kota dan lura kota sehingga
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
53
IHK kelompok transpor cukup terkendali. Di samping itu, tekanan harga dari beberapa komoditas volatile foods juga cukup stabil pada triwulan ini. Beberapa
komoditas volatile foods penyumbang inflasi tahunan dalam triwulan ini terutama berasal dari komoditas daging dan hasil olahannya, serta ikan segar. Perkembangan
inflasi tahunan empat kota di Jawa Tengah setiap triwulan dapat dilihat pada grafik 2.7.
Sumber: BPS, diolah
GRAFIK 2.7. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, BPS mencatat bahwa laju inflasi tahunan di Kota Semarang pada triwulan I-2009 terutama dipicu oleh kenaikan IHK
kelompok perumahan, kelompok sandang dan kelompok makanan jadi, dengan kenaikan IHK masing-masing sebesar 12,01, 9,00 dan 8,86 lihat Tabel 2.10..
Kenaikan IHK kelompok perumahan terutama dipicu oleh kenaikan IHK subkelompok bahan bakar dan subkelompok biaya tempat tinggal. Adapun kenaikan IHK kelompok
sandang terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas dalam subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya, serta subkelompok sandang laki-laki.
Di kota Surakarta, inflasi tahunan triwulan ini terutama dipicu oleh kenaikan IHK kelompok perumahan dan kelompok bahan makanan masing-masing sebesar
13,16 dan 7,04. Kenaikan IHK kelompok perumahan dipicu oleh kenaikan IHK subkelompok bahan bakar 17,94 dan biaya tempat tinggal 6,94. Adapun
kenaikan IHK kelompok bahan makanan terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas dalam subkelompok sayur-sayuran 26,00, daging dan hasil-hasilnya
23,74 dan ikan segar 23,06.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 1
1 1
2 1
2 3
2006 2007
2008 2009
P urwokerto Tegal
S emarang S olo
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
54
Di kota Purwokerto, BPS mencatat bahwa inflasi di kota ini sebagai yang tertinggi di antara 4 kota lainnya yaitu sebesar 9,48. Dari ketujuh kelompok
komoditas, kelompok kesehatan mengalami kenaikan IHK paling tinggi yaitu mencapai 18,22 yoy, diikuti oleh kelompok perumahan sebesar 13,93.
Kenaikan harga kelompok kesehatan terutama dipicu oleh kenaikan IHK subkelompok jasa kesehatan 42,01. Adapun kenaikan harga kelompok
perumahan terutama disebabkan oleh kenaikan IHK subkelompok biaya tempat tinggal 16,52dan subkelompok bahan bakar 14,27.
Sementara itu inflasi di kota Tegal terutama disebabkan oleh kenaikan IHK pada kelompok makanan jadi sebesar 22,58, diikuti oleh kelompok perumahan
sebesar 9,75. Kenaikan IHK kelompok makanan jadi terutama disebabkan oleh tingginya kenaikan harga komoditas dalam subkelompok tembakau dan minuman
beralkohol 115,95 dan subkelompok minuman tidak beralkohol 14,46. Adapun kenaikan IHK kelompok perumahan terutama dipicu oleh tingginya kenaikan
harga komoditas dalam subkelompok bahan bakar 15,44 dan subkelompok perlengkapan rumah tangga 10,48. Perkembangan laju inflasi tahunan di empat
kota di Jawa Tengah terlihat pada tabel 2.9.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
55
TABEL 2.9. LAJU INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA PERSEN, YOY
No KELOMPOK
Mar-08 Jun-08
Sep-08 Dec-08
Jan-09 Feb-09
Mar-09 SEMARANG
UMUM TOTAL 8,64
12,50 13,43
10,34 9,13
8,10 7,20
1 BAHAN MAKANAN
14,55 17,23
17,33 13,83
11,24 10,06
8,04 2
MAKANAN JADI 11,97
11,48 14,35
14,10 12,42
9,05 8,86
3 PERUMAHAN
6,01 11,67
13,62 13,58
13,28 12,97
12,01 4
SANDANG 12,41
11,96 12,38
8,89 8,47
9,22 9,00
5 KESEHATAN
6,59 7,15
6,85 8,60
8,38 7,87
5,52 6
PENDIDIKAN 7,86
9,78 5,56
6,09 6,21
6,21 6,24
7 TRANSPOR
0,67 10,36
11,46 6,69
4,00 1,14
1,38 SURAKARTA
UMUM TOTAL 4,88
9,13 9,94
6,96 5,54
5,67 5,53
1 BAHAN MAKANAN
8,79 14,50
14,11 9,34
6,13 6,74
7,04 2
MAKANAN JADI 3,52
3,28 3,98
4,30 2,86
3,52 3,29
3 PERUMAHAN
4,08 7,44
11,12 13,65
13,67 13,37
13,16 4
SANDANG 5,17
4,62 4,55
3,47 2,94
2,56 2,45
5 KESEHATAN
3,17 4,28
4,35 7,42
7,40 6,88
6,88 6
PENDIDIKAN 2,39
2,38 1,86
1,89 1,89
1,75 1,70
7 TRANSPOR
2,16 14,04
13,96 8,22
4,87 2,90
2,56 PURWOKERTO
UMUM TOTAL 7,57
10,53 11,96
12,06 10,22
10,07 9,48
1 BAHAN MAKANAN
17,03 21,67
17,01 20,01
14,65 14,87
9,48 2
MAKANAN JADI 8,24
5,20 10,34
12,40 12,18
12,09 10,83
3 PERUMAHAN
2,46 5,70
13,84 15,12
14,49 14,33
13,93 4
SANDANG 0,27
0,25 -0,78
3,39 3,09
6,85 7,80
5 KESEHATAN
5,70 7,10
5,32 3,15
3,04 3,42
18,22 6
PENDIDIKAN 8,88
9,15 1,96
4,55 4,66
4,67 4,64
7 TRANSPOR
2,36 12,50
13,40 7,87
4,85 1,99
2,35 TEGAL
UMUM TOTAL 10,04
12,11 14,63
8,52 6,85
7,11 6,38
1 BAHAN MAKANAN
12,75 19,49
17,66 8,72
5,64 6,44
5,92 2
MAKANAN JADI 17,09
14,61 26,71
23,67 21,66
22,30 22,58
3 PERUMAHAN
6,22 6,60
10,66 11,15
10,83 10,55
9,75 4
SANDANG 9,68
8,20 3,92
6,13 5,22
8,57 4,98
5 KESEHATAN
3,98 5,88
6,52 6,87
6,92 7,38
6,58 6
PENDIDIKAN 11,15
10,82 4,70
4,00 3,96
3,87 4,08
7 TRANSPOR
1,04 9,08
9,19 6,92
4,56 3,56
3,29
Sumber: BPS, diolah Keterangan : angka inflasi per kelompok adalah hasil olahan KBI Semarang berdasarkan data IHK
yang diperoleh dari BPS
♣♣♣
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
56
BOKS
Perkembangan Kegiatan Perkembangan Kegiatan
Perkembangan Kegiatan Perkembangan Kegiatan
“TIM PEMANTAU DAN PENGENDALIAN HARGA TPPH PROPINSI “TIM PEMANTAU DAN PENGENDALIAN HARGA TPPH PROPINSI
“TIM PEMANTAU DAN PENGENDALIAN HARGA TPPH PROPINSI “TIM PEMANTAU DAN PENGENDALIAN HARGA TPPH PROPINSI
JAWA TENGAH” JAWA TENGAH”
JAWA TENGAH” JAWA TENGAH”
Kegiatan koordinasi pemantauan dan pengendalian harga antara Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Kantor Bank Indonesia Semarang merupakan salah satu
wujud tindak lanjut Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Propinsi Jawa No. 07704440 dan No. 10DpGDKMSKB tentang Kerjasama
Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah tanggal 19 Maret 2008 yang ditandatangani oleh Deputi Gubernur BI, Hartadi A. Sarwono dan Gubernur Jawa Tengah, Ali Mufiz.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman meliputi 1 Koordinasi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM dan sektor riil, 2 Koordinasi peningkatan daya
saing daerah bidang ekonomi terkait globalisasi dan penguatan fungsi internasional, 3 Koordinasi pemantauan dan pengendalian harga di Jawa Tengah, 3 Pertukaran
data, informasi dan kajian penelitian perekonomian dan 5 Kegiatan lain dalam pengembangan ekonomi Jawa Tengah.
Dalam rangka pelaksanaan butir ketiga atau terkait koordinasi pemantauan dan pengendalian harga di Jawa Tengah, melalui Peraturan Bersama antara Pemimpin
Bank Indonesia Semarang dan Sekretaris Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Tengah No 500200234 dan No 1013DKMSm tanggal 3 Desember 2008 dibentuklah Forum
Koordinasi Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah. Forum Koordinasi Pengembangan Ekonomi Jawa Tengah merupakan payung hukum dibentuknya Tim Pemantau dan
Pengendali Harga TPPH. Keanggotaan TPPH terdiri dari pejabat dari dinas instansi terkait di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah serta dari Bank Indonesia
Semarang. Sejak dibentuk pada akhir Desembver 2008, telah terlaksana beberapa kali pertemuan koordinasi TPPH yang diselenggarakan secara rutin tiap bulan.
TPPH dalam melaksanakan tugasnya terutama berfungsi sebagai media koordinasi dan sharing informasi terkait perkembangan harga komoditas utama pembentuk
inflasi di Jawa Tengah. Dari hasil sharing data dan informasi tersebut, selanjutnya dirumuskan berbagai langkah dan rekomendasi yang dapat diambil oleh berbagai
pihak terkait dalam rangka pengendalian harga di Jawa Tengah. Selanjutnya rekomendasi tersebut disampaikan secara resmi kepada Gubernur sebagai Kepala
Pemerintahan di Propinsi Jawa Tengah, sehingga diharapkan dapat diambil langkah- langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan di tingkat regional, yang dapat
mempengaruhi pembentukan harga.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
57
Selain itu, hasil pertemuan dan rekomendasi yang dihasilkan dalam setiap pertemuan koordinasi, disampaikan pula kepada masyarakat melalui siaran pers
kepada media. Diharapkan melalui disseminasi hasil pertemuan TPPH tersebut, masyarakat dapat memperoleh informasi yang jelas tentang kondisi perekonomian
dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Sehingga lebih lanjut diharapkan akan terciptasi pemahaman yang benar dan
ekpektasi positif tentang kondisi perekonomian ke depan. Karena selama ini sering masyarakat mendapatkan informasi yang kurang tepat tentang kondisi ekonomi,
seperti misalnya stok kebutuhan pangan, kebijakan tarif dan lain-lain. Terkait dengan pembentukan harga, informasi yang kurang sesuai tersebut dapat menyebabkan
masyarakat meningkatkan kegiatan konsumsi atau melakukan penimbunan stok barang kebutuhan yang justru akan semakin membuat harga meningkat. Bagi
pemerintah daerah, masukan dan rekomendasi yang disampaikan oleh TPPH dapat berfungsi sebagai referensi bagi pengambilan kebijakan. Selain itu, dengan adanya
TPPH maka koordinasi antar dinas instansi terkait dapat berjalan lebih efektif, sehingga dapat membantu proses kerja di masing-masing dinas instansi.
Sejak dibentuk TPPH, telah terdapat sejumlah rekomendasi TPPH yang mendapatkan respon yang positif dari pemerintah daerah. Diantaranya adalah
rekomendasi TPPH terkait dengan penentuan acuan kenaikan tarif angkutan kota pada pertengahan triwulan I-2009. Rekomendasi yang telah disampaikan tersebut
ditindaklanjuti secara aktif diantaranya oleh Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Tengah dengan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait guna membahas implementasi
kenaikan tarif acuan tersebut. Diharapkan sinergi kerjasama ini akan menjadi pondasi kerjasama yang lebih
kuat di masa mendatang. Jika rantai kerjasama berbagai pihak ini telah terbentuk dengan kokoh, pada gilirannya diharapkan dapat mewujudkan pembangunan Jawa
Tengah yang semakin maju, sistematis dan berkesinambungan.
♣♣♣
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
58
Halaman Ini sengaja dikosongkan
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
59
Kinerja perbankan Bank Umum dan BPR di Provinsi Jawa Tengah pada triwulan I-2009 mengalami pelambatan, namun secara tahunan tumbuh
dengan baik. Indikator- indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, dana
pihak ketiga DPK yang dihimpun, dan kredit yang diberikan, serta Loan to Deposits Ratio LDR mengalami peningkatan yang melambat. Sementara itu kualitas kredit
yang diberikan memburuk, namun masih dalam batas himbauan Bank Indonesia, tercermin dari meningkatnya Non Performing Loans-Gross NPLs.
TABEL 3.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN BANK UMUM BPR
DI PROVINSI JAWA TENGAH RP MILIAR
INDIKATOR USAHA
2008 2009
PERT. MAR-09 MAR
JUN SEP
DES MAR
yoy qtq
1. Total Aset 94.342