P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
37
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
Inflasi berdasarkan kelompok barang secara kuartalan menunjukkan kecenderungan yang makin menurun, setelah mencapai puncaknya pada bulan Juli
2008. Kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok perumahan menjadi sumber utama inflasi kuartalan Jawa Tengah triwulan
ini.
2.1.1. Inflasi Kuartalan qtq
Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok sandang 3,34, diikuti oleh kelompok kesehatan 1,90, kelompok perumahan 1,83
dan kelompok makanan jadi 1,80. Meskipun inflasi kelompok kesehatan tercatat relatif tinggi 1,90, namun angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan
triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar 2,56. Sementara itu, kelompok bahan makanan 1,73 tercatat lebih rendah dari kenaikan IHK kelompok kesehatan,
namun angka tersebut naik cukup signifikan dari triwulan sebelumnya sebesar 0,07 lihat Tabel 2.1. Dilihat dari sumbangan inflasi, kelompok bahan makanan
memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,37, sedangkan kelompok kesehatan sebesar 0,09.
Selanjutnya, pembahasan akan diuraikan berdasarkan kelompok barang dan jasa, sesuai dengan kriteria yang digunakan oleh BPS.
a. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami perubahan IHK yang meningkat pada triwulan ini. Kenaikan IHK kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh
kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan 5,25 dan sayur-sayuran 4,81. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi dalam triwulan ini antara
lain adalah bawang merah, telur ayam ras, daging sapi, cabe merah, jagung manis, wortel, labu siam dan kangkung. Sedangkan beberapa komoditas yang memberikan
sumbangan deflasi antara lain adalah beras, bayam, daging ayam ras, minyak goreng, kentang, cabe rawit dan cabe hijau.
Pasokan beras pada triwulan I-2009 tercatat mengalami kenaikan karena daerah pemasok masih pada periode panen. Berdasarkan data Perum Bulog Divisi
Regional Divre Jawa Tengah, pengadaan stok pangan khususnya beras oleh Perum Bulog Divre Jateng mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan para petani masih
panen raya di sebagian wilayah hingga bulan Maret, dan menjual sebagian hasil panen ke Bulog.
Pengadaan gabah kering panen GKP yang dilakukan oleh Bulog Divre Jateng tercatat mencapai 19.060,75 ton atau setara beras 12.103,58 ton. Sedangkan total
pengadaan beras sudah mencapai 187.016,95 ton, dimana jumlah ini setara beras
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
38
199.120,53 ton atau gabah 313.575,53 ton. Prognosa pengadaan beras oleh Bulog pada tahun 2009 adalah sekitar 620.000 ton. Jumlah ini terdiri dari prognosa awal
515.000 ton dan ditambah stok untuk 3 bulan sekitar 105.000 ton.
b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau