P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
19
memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini adalah sektor pertanian, sektor perdagangan,hotel dan restaurant dan
sektor jasa. Sedangkan sektor industri pengolahan merupakan sektor yang terutama menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan karena
memberikan kontribusi negatif sebesar –0.76 terhadap total pertumbuhan.
TABEL 1.4 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH MENURUT LAPANGAN USAHA YOY
I-08 II-08
III-08 IV-08
I-09
Pertumbuhan Year on Year
1 Pertanian
-3.43 5.89
7.09 13.36
9.96 2
Pertambangan Penggalian 1.46
2.03 5.54
5.70 6.51
3 Industri Pengolahan
9.51 5.03
6.39 -2.37
-2.38 4
Listrik, Gas Air Bersih 5.35
4.83 4.86
4.04 3.06
5 Bangunan
5.45 6.04
6.08 8.44
7.61 6
Perdagangan, Hotel Restaura 5.46 5.76
4.95 4.26
4.57 7
Pengangkutan Komunikasi 7.10
6.67 9.65
6.67 7.11
8 Keuangan, Persewaan Jasa Pe11.49
8.32 6.77
4.96 10.31
9 Jasa-Jasa
11.20 8.80
6.69 4.46
7.47
Total PDRB 5.49
5.96 6.39
3.94 4.29
Kontribusi terhadap Pertumbuhan
1 Pertanian
-0.78 1.25
1.42 2.16
2.06 2
Pertambangan Penggalian 0.02
0.02 0.06
0.06 0.07
3 Industri Pengolahan
2.91 1.59
2.04 -0.80
-0.76 4
Listrik, Gas Air Bersih 0.04
0.04 0.04
0.03 0.02
5 Bangunan
0.30 0.33
0.35 0.51
0.42 6
Perdagangan, Hotel Restaura 1.15 1.21
1.05 0.93
0.96 7
Pengangkutan Komunikasi 0.35
0.33 0.48
0.35 0.36
8 Keuangan, Persewaan Jasa Pe 0.40
0.30 0.25
0.19 0.38
9 Jasa-Jasa
1.10 0.89
0.69 0.50
0.77
Total PDRB 5.49
5.96 6.39
3.94 4.29
No Lapangan Usaha
Sumber : BI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 Keterangan : angka sementara angka sangat sementara proyeksi BI Semarang
2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian dalam triwulan I-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 9.96 yoy. Share of growth atau kontribusi sektor ini terhadap
pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan adalah sebesar 2,06 atau yang terbesar pada triwulan ini.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
20
Penyebab utama pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan ini adalah musim cuaca yang lebih baik dibandingkan triwulan I-08. Selain itu, berdasarkan
informasi dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah, bencana banjir yang menerjang wilayah Jawa Tengah tidak menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap produksi pertanian di Jawa Tengah. Hal tersebut karena luas lahan yang tergenang banjir, relatif sangat kecil dibandingkan total luas lahan
pertanian di Jawa Tengah, sehingga hasil panen pada triwulan ini cukup baik pula Pendorong pertumbuhan sektor ini adalah sub sektor tanaman bahan
makanan tabama, terutama jenis jagung dan ubi kayu di sebagian daerah Jawa Tengah. Selain tabama, produksi sub sektor perkebunan diperkirakan juga cukup baik
pada triwulan ini.
Prompt indicator dari pertumbuhan sektor pertanian tercermin pada angka
perkiraan produksi tanaman bahan makanan Provinsi Jawa Tengah dari Badan Pusat Statistik. Dari data tersebut terlihat adanya produksi tabama khususnya padi dan
jagung pada triwulan ini posisinya lebih tinggi dibandingkan posisi triwulan I-2008 dan posisi triwulan IV-2008. Pertumbuhan produksi padi dan jagung yang cukup
tinggi pada triwulan ini disebabkan oleh masa panen dan musim yang mendukung. Selain itu padi dan jagung memiliki bobot yang cukup besar terhadap sub sektor
tabama, sehingga pertumbuhan kedua jenis komoditas tersebut akan mendorong pertumbuhan sub sektor tabama dan sektor pertanian.
Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah
- 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 3.5
4.0 4.5
J u
ta a
n T
o n
- 10
20 30
40 50
60 70
R ib
u a
n T
o n
Sb Kiri- Kedelai Sb Kiri- Kacang Tanah
Sb Kiri- Kacang Hijau Sb Kanan- Padi
Sb Kanan- Jagung Sb Kanan- Ubi kayu
, ,
, ,
Sumber : BPS, diolah Sumber : DSM Bank Indonesia
Prompt indicator lain dari peningkatan sektor pertanian adalah data ekspor
kelompok komoditas pertanian berdasarkan klasifikasi ISIC International Standard Industrial Classification. Dari data tersebut terlihat bahwa ekspor jenis kelompok
Grafik 1.12. Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah
Grafik 1.13. Perkembangan Ekspor Kelompok
Komoditas Pertanian
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
21
komoditas pertanian mengalami peningkatan dibandingkan posisi triwulan I-2008. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa produksi pada sektor pertanian ini mengalami
peningkatan. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi 3 besar penopang
perekonomian Jawa Tengah, bersama sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Selain hal tersebut, sektor pertanian menyerap
tenaga kerja terbesar di wilayah Jawa Tengah. Sehingga pengembangan sektor pertanian menjadi salah satu poin penting dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat di Jawa Tengah. Selama beberapa periode terakhir, perubahan musim iklim menjadi salah satu
ancaman utama yang menganggu perkembangan sektor ini. Musim kemarau yang panjang maupun sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung dalam
jangka waktu yang panjang, menyebabkan gangguan pada produksi pertanian. Guna meningkatkan kembali pertumbuhan sektor pertanian, maka perlu
dilakukan upaya revitalisasi sektor pertanian yang komprehensif, meliputi perbaikan kondisi on-farm sektor pertaniannya sendiri serta peningkatan dukungan pada
aktifitas off-farm melalui perbaikan peraturankebijakan dan meningkatkan dukungan pembiayaan dari perbankan. Selain itu penyediaan sarana produksi pertanian dan
distribusi bahan baku maupun output pertanian merupakan upaya vital pula yang mendesak untuk dilakukan.
2.2. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri pengolahan pada triwulan I-2009 diperkirakan
mengalami kontraksi sebesar -2,38 yoy. Angka pertumbuhan ini merupakan
angka pertumbuhan terkecil selama tiga tahun terakhir. Karena sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, maka kontraksi pada sektor ini menyebabkan perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan mengalami
perlambatan. Perlambatan sektor industri ini terutama diakibatkan oleh dampak krisis keuangan global yang menerpa pula negara kita.
Salah satu prompt indikator dari perkembangan sektor industri adalah perkembangan indeks produksi industri pengolahan minyak di Jawa Tengah
Grafik 1.14. Terlihat bahwa indeks mengalami penurunan yang cukup signifikan
mulai triwulan IV-2008 dan berlanjut pada triwulan I-2009. Perlambatan ini merupakan indikasi perlambatan aktivitas industri di Jawa Tengah.
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
22
Indeks Produksi Industri Pengolahan Minyak di Jawa Tengah
115.10 121.20
140.93 140.52
141.70 141.69
121.27 119.86
100 110
120 130
140 150
160
II-07 III-07
IV-07 I-08
II-08 III-08
IV-08 I-09
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah
Prompt indicator lain dari perkembangan sektor industri pengolahan adalah Perkembangan Ekspor Hasil Manufaktur Jawa Tengah Grafik 1.15.
Dari data tersebut terlihat bahwa ekspor hasil manufaktur mengalami penurunan dibandingkan triwulan yang lalu maupun triwulan I-2008. Tren penurunan terutama
terjadi pada hasil industri furnitur, hasil industri tekstil serta hasil industri kayu dan produk kayu.
- -
.
0- . 1
- . 0, - . 0
- . 0+ . - .
,
Sumber : DSM Bank Indonesia
Hal ini selaras dengan hasil liaison kegiatan survei langsung ke lapangan yang
Grafik 1.14 Indeks Produksi Industri Pengolahan Minyak di Jawa Tengah
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Hasil Manufaktur Jawa Tengah Berdasarkan Klasifikasi ISIC
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
23
dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang pada triwulan I-2009. Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa sebagian besar contact liaison yang mempunyai
pasar luar negeri menyatakan terjadinya penurunan permintaan. Hal ini terjadi terutama untuk industri TPT spinning dan industri meubel regular product non high
class segment, yang disebabkan penurunan daya beli, serta perubahan selera pasar untuk jenis meubel terutama segment menengah.
Dari sisi pembiayaan perbankan, perkembangan sektor industri terlihat dari perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit bank umum ke sektor
industri. Grafik 1.16 Secara nominal, posisi baki debet kredit sektor industri yang
disalurkan oleh Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp15,45 trilyun atau mengalami peningkatan dibandingkan posisi triwulan I-2008 sebesar Rp11,07 trilliun
atau posisi triwulan IV-2008 sebesar Rp15,54 trilliun. Namun berdasarkan pertumbuhan kredit secara triwulanan, terlihat adanya perlambatan pertumbuhan
kredit untuk sektor industri ini pertumbuhan quarter to quarter, QtQ pada triwulan I-2009, yang bahkan telah mengalami pertumbuhan negatif. Kondisi ini merupakan
salah satu indikasi penurunan kegiatan usaha di sektor industri ini.
-10 -5
5 10
15 20
8.0 9.0
10.0 11.0
12.0 13.0
14.0 15.0
16.0
II -0
6 III
-0 6
IV -0
6 I-
7 II
-0 7
III -0
7 IV
-0 7
I- 8
II -0
8 III
-0 8
IV -0
8 I-
9
N P
L P
e rt
u m
b .
Q tQ
-
K re
d it
- R
p T
ri ll
iu n
Kred.Industri NPL Kred.Industri
Pertumb QtQ
Sumber : LBU, Bank Indonesia
Prompt indicator lain dari perlambatan sektor industri adalah hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU triwulan I-2009. Secara umum hasil survei
menunjukkan realisasi kegiatan usaha di sektor industri pengolahan mengalami penurunan pada triwulan ini dibandingkan dengan hasil SKDU Triwulan IV-2008 dan
triwulan I-2008 Grafik 1.17. Namun dari hasil survei menunjukkan pula terdapat
Grafik 1.16. Perkembangan Penyaluran Kredit Sektor Industri oleh Bank Umum di Jawa Tengah
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
24
ekspektasi positif pelaku usaha terhadap perkembangan sektor ini pada triwulan mendatang.
-10.0 -5.0
0.0 5.0
10.0 15.0
T w
.1 -0
7 T
w .2
T w
.3 T
w .4
T w
.1 -0
8 T
w .2
T w
.3 T
w .4
T w
.1 -0
9 T
w .2
SBT
Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan Usaha
Sumber : SKDU , KSS Bank Indonesia
2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran PHR Pada triwulan I-2009 sektor PHR diperkirakan tumbuh sebesar
4,57yoy, sedikit mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 5,46 yoy namun meningkat
dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar 4,26.
Perlambatan pertumbuhan Hal tersebut disebabkan diantaranya karena pengaruh banjir yang menyebabkan terganggunya transportasi dan distribusi orang dan barang
di wilayah Jawa Tengah, berkurangnya konsumsi masyarakat dan juga faktor realisasi anggaran pemerintah yang masih relatif kecil.
Perlambatan sektor PHR ini selaras pula dengan hasil Survei Penjualan Eceran Triwulan I-09 yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Semarang. Dari
hasil survei terlihat bahwa secara umum indeks penjualan eceran mengalami penurunan apabila dibandingkan posisi triwulan I-2008 dan triwulan IV-2008.
Pertumbuhan bulanan indeks hasil survei pada periode triwulan I-2009 mengalami kontraksi pertumbuhan negatif demikian pula dengan pertumbuhan tahunan
indeks. Kondisi tersebut mencerminkan kondisi perdagangan retail mengalami perlambatan dari sisi volume dan aktifitas. Seperti telah dijelaskan di bagian awal,
perlambatan konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengaruh krisis keuangan global yang mengakibatkan penurunan indeks keyakinan
Grafik 1.17. Hasil SKDU – Sektor Industri Pengolahan