P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
42
TABEL 2.3. KONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTING
Komoditi Kondisi Harga
Faktor Penyebab Keterangan
Beras Relatif Stabil
- Stok beras cukup - Pasokan beras ke pusat
perdagangan beras Pasar Dargo Semarang hingga
sekarang masih lancar - Stok beras di gudang-
gudang Bulog se Jateng mampu memenuhi
kebutuhan hingga 6 bulan ke depan
Daging sapi, daging ayam
telur ayam Cukup Stabil
- Permintaan cenderung stabil
- Stok mencukupi Minyak goreng
Cukup Stabil - Stok memadai,
permintaan relatif stabil
- Bawang merah
Cenderung meningkat
- Pasokan kurang memadai
- Gula pasir
Cenderung meningkat
- Pengaruh harga internasional
- Emas perhiasan
Mulai menurun setelah
meningkat tajam pada
bulan sebelumnya
- Pengaruh harga internasional
- Transaksi emas cukup bergairah
2.1.2. Inflasi Tahunan yoy
Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah pada triwulan I-2009 tercatat sebesar 6,94 yoy, atau mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar 9,55 yoy.
Tekanan harga tertinggi terjadi pada kelompok perumahan 12,17, diikuti oleh kelompok makanan jadi 9,22, dan kelompok bahan makanan 7,76. Sementara
itu, laju inflasi terendah terjadi pada kelompok transpor 1,92, diikuti oleh kelompok pendidikan sebesar 4,99 lihat Tabel 2.4.. Selanjutnya, pembahasan
akan dijelaskan berdasarkan kelompok barang dan jasa yang digunakan oleh BPS dalam menghitung inflasi.
a. Kelompok Bahan Makanan
Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan sebesar 7,76 bersumber dari tingginya kenaikan IHK di subkelompok daging dan hasil-hasilnya 25,38, serta
subkelompok ikan segar sebesar 23,54 lihat Tabel 2.5. Kenaikan IHK pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya disebabkan oleh kenaikan harga daging sapi,
yang dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan ternak. Sementara itu, kenaikan IHK
P
ERKEMBANGAN
P
EREKONOMIAN
D
AERAH
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
I-2009
43
subkelompok ikan segar dipengaruhi oleh turunnya pasokan ikan, karena tingginya curah hujan pada triwulan I-2009 sehingga frekuensi nelayan dalam melaut
berkurang.
b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi bersumber dari kenaikan harga pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 16,78, serta subkelompok
minuman tidak beralkohol 7,40. Kenaikan pada kelompok barang ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang ditanggung oleh produsen yang kemudian
dibebankan pada harga jual ke konsumen. Tingginya permintaan terhadap kedua subkelompok tembakau dan minuman beralkohol terutama dipicu oleh naiknya harga
rokor kretek dan rokok kretek filter, setelah adanya kenaikan tarif cukai rokok sebesar rata-rata 7 per 1 Februari 2009. Kenaikan tarif cukai tersebut tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan No.203PMK.0112008 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau tertanggal 9 Desember 2008 yang berlaku mulai tanggal 1 Februari 2009.
c. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kenaikan IHK pada kelompok perumahan bersumber dari kenaikan harga bahan bakar dan biaya tempat tinggal. Kenaikan harga bahan bakar antara lain
dipengaruhi oleh telah dilakukannya program konversi minyak tanah ke gas elpiji, sehingga harga minyak tanah yang berlaku adalah harga non subsidi dan di sisi lain
permintaan terhadap gas elpiji semakin meningkat. Adapun kenaikan biaya tempat tinggal disebabkan oleh naiknya biaya sewa rumah, kontrak rumah, dan tukang
bukan mandor.
d. Kelompok Sandang