K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
T
RIWULAN
IV-2008
1
Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif
Perekonomian Jawa Tengah
triwulan ini mengalami
pertumbuhan yang sedikit
melambat, di tengah-tengah
dampak krisis global yang
semakin terasa. Pertumbuhan
ekonomi triwulan I-2009 tumbuh
4,29 yoy
A. GAMBARAN UMUM
Dampak krisis keuangan global masih terasa dalam triwulan I- 2009, kondisi terlihat dari masih berlanjutnya trend perlambatan pada
perekonomian Jawa Tengah, meskipun pada triwulan I-2009 ini angka pertumbuhan sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008.
Tekanan inflasi menunjukkan kecenderungan penurunan yang cukup signifikan, sejalan dengan meredanya imported inflation, serta relative
stabilnya pergerakan harga barang dan jasa di dalam negeri. Kinerja perbankan Bank Umum dan BPR di Provinsi Jawa
Tengah pada triwulan I-2009 mengalami pelambatan, namun secara tahunan tumbuh dengan baik. Hal tersebut tercermin dari
perkembangan indikator-indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga DPK yang dihimpun, dan kredit yang
diberikan, serta Loan to Deposits Ratio LDR. Sementara itu kualitas kredit yang disalurkan perbankan menunjukkan penurunan kualitas
walaupun masih berada dalam standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II-2009 diperkirakan akan mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2009,
yaitu dalam kisaran 4,0-5,0. Sedangkan tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan II-2009 diperkirakan mengalami penurunan dari triwulan
sebelumnya, dan diproyeksikan akan berada dalam kisaran 5,0– 6,0 yoy.
B. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Secara tahunan pada triwulan I-2009, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan tumbuh 4,29 yoy, melambat dibandingkan
pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 5,49 namun sedikit mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008
yang mengalami perlambatan cukup signifikan sebesar 3,99 yoy. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah masih
menjadi pendorong
utama pertumbuhan
perekonomian walaupun juga mengalami perlambatan. Investasi tumbuh moderat, sementara itu ekspor dan impor diperkirakan
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
T
RIWULAN
IV-2008
2
Krisis keuangan global mulai
berdampak pada kinerja ekspor
dan impor Jawa Tengah
menunjukkan trend perlambatan. Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 4,92 dan memberikan kontribusi sebesar 3,11 terhadap pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah.
Perlambatan konsumsi rumah tangga diperkirakan disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga karena faktor musiman serta
pengaruh krisis keuangan global yang membuat masyarakat menurunkan pola pembeliannya,
Konsumsi pemerintah pada triwulan I-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 7,86 yoy, melambat dibandingkan posisi triwulan I-
2008 maupun posisi triwulan IV-2008 diantaranya disebabkan oleh keterlambatan pengesahan APBD 2009 di beberapa kabupatenkota di
Jawa Tengah. Pertumbuhan investasi tercermin dari pembentukan modal
tetap bruto PMTB yang pada triwulan I-2009 diperkirakan mencapai 5,34 yoy, mengalami perlambatan apabila dibandingkan posisi
triwulan I-2008 sebesar 6,18 maupun pertumbuhan investasi pada triwulan IV-2008 sebesar 7,24. Perlambatan tersebut diantaranya
disebabkan oleh: penundaan rencana investasi karena proyeksi penurunan permintaan akibat krisis keuangan global. Sedangkan bagi
perusahaan yang masih melakukan investasi, dilakukan terutama untuk menunjang aktivitas operasional demi tercapainya efisiensi perusahaan
Perkembangan ekspor pada PDRB Jawa Tengah triwulan I-2009 mengalami kontraksi sebesar -8,81 yoy, demikian pula impor
mengalami kontraksi sebesar -10,96 yoy. Sementara itu berdasarkan data dari Direktorat Statistik dan Moneter Bank Indonesia,
pada triwulan I-2009, ekspor luar negeri menunjukkan trend perlambatan, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi volume, sebagai
akibat krisis ekonomi global yang menyebabkan daya beli masyarakatbuyer di LN menurun, serta perubahan selera pasar untuk
jenis meubel terutama segment menengah. Namun, untuk jenis meubel menengah ke atas diperkirakan kondisi permintaan masih
relatif stabil. Kinerja ekspor non migas Jawa Tengah pada triwulan I-2009
data sampai dengan posisi Februari 2009 tercatat sebesar USD 416,42 juta. Dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun lalu
Januari-Februari 2008, nilai ekspor Jawa Tengah tersebut mengalami kontraksi sebesar -34,67. Apabila dilihat di sisi volume juga terlihat
adanya trend penurunan yang cukup signifikan, yaitu mengalami
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
T
RIWULAN
IV-2008
3
Dari sisi penawaran,
sektor pertanian dan PHR
memberikan kontribusi
terbesar terhadap pertumbuhan
Peningkatan Sektor Pertanian
terutama didukung oleh
faktor cuaca kontraksi sebesar -36,2 Januari-Februari 2009 dibandingkan Januari-
Februari 2008. Sementara nilai impor Jawa Tengah periode Januari-Februari
2009 tercatat sebesar USD 304,29 juta, mengalami kontraksi sebesar 22,30 dibandingkan nilai impor pada periode Januari-Februari 2008.
Penurunan impor disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika Serikat serta
adanya penurunan permintaan baik domestik maupun permintaan luar negeri.
Dilihat dari sisi penawaran, pada triwulan I-2009 seluruh sektor perekonomian
diperkirakan mengalami
pertumbuhan positif
dibandingkan triwulan I-2009 year on year kecuali sektor industri pengolahan
yang mengalami kontraksi.
Berdasarkan tingkat
pertumbuhannya, pertumbuhan tertinggi diperkirakan dialami oleh sektor keuangan sebesar 10,31 yoy dan sektor pertanian sebesar
9,96 yoy. Sementara itu, berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini adalah sektor pertanian, sektor perdagangan,hotel dan restaurant dan sektor jasa
Sektor pertanian dalam triwulan I-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 9.96 yoy, yang disebabkan
musim cuaca yang lebih baik dibandingkan triwulan I-08. Selain itu, berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Tengah, bencana banjir yang menerjang wilayah Jawa Tengah tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap produksi
pertanian di Jawa Tengah Sektor Industri pengolahan pada triwulan I-2009 diperkirakan
mengalami kontraksi sebesar -2,38 yoy disebabkan karena penurunan permintaan akibat krisis keuangan global, terutama untuk
industri TPT spinning dan industri meubel regular product non high class segment.
Karena sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
perekonomian di Jawa Tengah, maka kontraksi pada sektor ini menyebabkan perekonomian Jawa Tengah secara keseluruhan
mengalami perlambatan.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
T
RIWULAN
IV-2008
4
Inflasi qtq dan Inflasi yoy
menurun cukup signifikan
Kinerja perbankan Jawa
Tengah menunjukkan
perkembangan positif
C. PERKEMBANGAN INFLASI