PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL T RIWULAN IV-2008 4 Inflasi qtq dan Inflasi yoy menurun cukup signifikan Kinerja perbankan Jawa Tengah menunjukkan perkembangan positif

C. PERKEMBANGAN INFLASI

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jawa Tengah, laju inflasi Jawa Tengah dalam triwulan I-2009 tercatat sebesar 6,94 yoy, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 9,55. Laju inflasi Jawa Tengah tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi nasional triwulan I-2009 sebesar 7,92 yoy. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pergerakan harga barang dan jasa di Jawa Tengah dalam triwulan ini relatif stabil. Sumber tekanan inflasi secara tahunan pada triwulan ini berasal dari kelompok perumahan, kelompok makanan jadi dan kelompok bahan makanan. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi penurunan laju inflasi tahunan dalam triwulan ini adalah kelompok transpor yang mengalami penurunan IHK cukup signifikan dan stabilnya IHK kelompok pendidikan dan kelompok kesehatan. Penurunan IHK kelompok transpor terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM, yang diikuti oleh penurunan tarif angkutan umum dalam kota dan angkutan umum luar kota pada triwulan I-2009. Selain itu, penurunan harga minyak dunia juga ikut mendorong penurunan harga BBM nonsubsidi, seperti Pertamax dan Pertamax Plus pada triwulan laporan. Sementara itu, stabilnya harga-harga kelompok pendidikan dan kelompok kesehatan antara lain disebabkan oleh turunnya permintaan terhadap kedua kelompok barang dan jasa ini pada triwulan I-2009. Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan qtq, inflasi di Jawa Tengah pada triwulan I-2009 adalah sebesar 0,77 qtq, sedikit naik dari triwulan sebelumnya sebesar 0,28. Peningkatan inflasi kuartalan di triwulan laporan disebabkan oleh kenaikan IHK kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok perumahan. Adapun kelompok barang dan jasa yang mengalami penurunan IHK secara kuartalan adalah kelompok transpor, kelompok pendidikan dan kelompok kesehatan

D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan Bank Umum dan BPR di Provinsi Jawa Tengah pada triwulan I-2009 mengalami pelambatan, namun secara tahunan tumbuh dengan baik. Indikator- indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga DPK yang dihimpun, dan kredit yang diberikan, serta Loan to Deposits Ratio LDR mengalami peningkatan yang melambat. Sementara itu kualitas kredit K AJIAN E KONOMI R EGIONAL T RIWULAN IV-2008 5 yang diberikan menurun, namun masih dalam batas himbauan Bank Indonesia, tercermin dari meningkatnya Non Performing Loans-Gross NPLs. Secara triwulanan qtq, aset, DPK, dan kredit pada triwulan I- 2009 tumbuh melambat masing-masing sebesar 1,29, 4,64, dan 0,64, dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang masing-masing tumbuh 3,87, 5,75, dan 2,80. Pelambatan pertumbuhan kinerja perbankan Jawa Tengah sudah mulai terasa pada triwulan IV-2008 sebagai dampak krisis keuangan global. Di sisi lain DPK yang dihimpun meningkat sebesar 20,54 sehingga menjadi Rp90.140 miliar. Sementara itu kredit tumbuh lebih besar yaitu 24,66 dari Rp64.040 miliar pada Maret 2008 menjadi Rp79.835 miliar pada maret 2009. Tingginya pertumbuhan kredit dibanding DPK menjadikan LDR perbankan Jawa Tengah meningkat dari 85,63 menjadi 88,57. Meskipun secara tahunan LDR meningkat, perbankan tetap mampu memperbaiki kualitas kredit yang diberikan, tercermin dari relatif tetapnya NPLs pada posisi 4,13. Kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah tumbuh cukup baik. Secara tahunan pertumbuhan kredit pada triwulan I-2009 mencapai 25,01, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I- 2008 sebesar 20,43. Pertumbuhan kredit pada triwulan I-2009 merata di semua jenis penggunaan kredit. Kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 27,73, 21,22, dan 21,62 Namun, secara triwulanan, kredit pada triwulan I-2009 tumbuh sebesar 0,26, di bawah pertumbuhan kredit pada triwulan sebelumnya sebesar 3,16. Pelambatan pertumbuhan kredit tersebut tidak terlepas dari dampak krisis keuangan global, terutama mulai dirasakan kalangan dunia usaha sejak triwulan IV-2008. Di samping itu, suku bunga kredit yang masih relatif tinggi dan kondisi perekonomian yang masih belum pulih sepenuhnya, menjadikan sebagian pelaku usaha wait and see. Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah cukup rendah meski meningkat. Pada triwulan I-2009 ini risiko kredit bank umum yang salah satunya diukur dari rasio Non Performing Loans NPLs-gross mulai meningkat meskipun masih di bawah angka himbauan Bank Indonesia sebesar 5. BPR di Jawa Tengah terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan bank umum. Total aset BPR pada triwulan I-2009 tercatat sebesar K AJIAN E KONOMI R EGIONAL T RIWULAN IV-2008 6 Penyaluran kredit UMKM tetap meningkat walaupun sedikit melambat sebesar 22,03 yoy Cash outflow menurun sementara cash inflow mengalami peningkatan Jumlah temuan UPAL menurun dibanding triwulan sebelumnya Rp8.097 miliar, meningkat sebesar 16,93 dibanding dengan triwulan I-2008, atau meningkat 2,64 dibanding triwulan IV-2008. Peningkatan tersebut banyak di-support oleh peningkatan DPK, yang pada posisi yang sama meningkat sebesar 16,11 yoy dan 4,15 qtq sehingga menjadi Rp5.686 miliar. Sementara itu kredit yang diberikan tumbuh sebesar 21,04 yoy dan 4,86 qtq, sehingga pada Maret 2009 menjadi Rp6.736 miliar. Perkembangan perbankan syariah di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Aset perbankan syariah dari triwulan ke triwulan selalu menunjukkan peningkatan meskipun sempat sedikit menurun pada triwulan ke I-2009. Total aset perbankan syariah pada triwulan I-2009 tercatat sebesar Rp2.346 miliar. Aset tersebut meningkat sebesar 44,45 dibandingkan triwulan I-2008 atau menurun -2,95 dibanding triwulan sebelumnya. DPK yang dihimpun perbankan syariah juga meningkat 28,42 yoy menjadi Rp1.654 miliar, dan pembiayaan yang disalurkan naik 53,13 yoy menjadi Rp1.997 miliar. Jumlah penyaluran kredit kepada UMKM di Jawa Tengah terus meningkat meski dengan pertumbuhan yang melambat. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan I-2009 mengalami peningkatan sebesar 19,09 dibandingkan triwulan I-2008 sehingga menjadi Rp61.734 miliar. Peningkatan kredit UMKM tersebut memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap meningkatnya kredit perbankan, mengingat kontribusinya mencapai 77,63 dari total kredit perbankan bank umum dan BPR di Jawa Tengah. Pada triwulan I-2009, inflow di KBI di wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 13,76 dibandingkan posisi triwulan IV-2008 qtq menjadi Rp6,532 triliun, sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 46,41yoy. Demikian pula untuk cash outflow di KBI di wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 69,23 dibandingkan posisi triwulan IV-2008 qtq sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 166,02 yoy. Selama triwulan I – 2009 ini KBI Semarang telah menemukan uang palsu sebanyak 1517 lembar dengan jumlah nominal Rp96,3 juta. Pecahan yang banyak ditemukan pada triwulan ini adalah pecahan Rp100.000 yang mengambil porsi sebesar 44,17 dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan, sementara pecahan Rp50.000 mengambil porsi 32,17 dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan. K AJIAN E KONOMI R EGIONAL T RIWULAN IV-2008 7 Perekonomian pada triwulan II- 2009 diperkirakan akan mengalami perlambatan

E. PROSPEK PEREKONOMIAN